Ketika Fajar sadar, yang ia lihat pertama adalah langit-langit gudang. Ia merasakan pipinya basah
Gue nangis? Lagi? Cih, pasti abang pikir gue cengeng
Fajar jadi teringat ketika dulu ia pernah dirawat karena mencoba bunuh diri, dokter memberitahu kalau ia menderita gangguan bipolar dan menjelaskan apa itu
Fajar juga akhirnya membuka google, apa itu bipolar
Dirawat? Terapi? Dia tak punya uang untuk itu. Begitu merasa baikan ia segera pulang dari rumah sakit
Miskin, bodoh, jelek, gila, gak ada yang pengen gue ada. Semua orang ingin gue mati. Lengkap banget idup gue
Fajar menertawakan diri sendiri,"mati aja kali ya? Kayaknya bang Kavin mau netap disini. Ayah ibu dah ada yang jaga. Okelah"
Fajar mulai duduk dari berbaringnya lalu berdiri meski sempat terjatuh, ia bangkit lagi. Ia mencari apa ada pisau atau semacamnya
Tak ada. Tapi ia sangat senang melihat ada cairan untuk pel di dekatnya. Ia dengan segera menenggaknya
Makasih bu, yah, karena kalian aku pernah ngerasain hidup di dunia
Tenggorokannya serasa terbakar, ia merasa dada dan perutnya sangat sakit, tubuhnya mulai jatuh dan bergetar, kegelapan lagi-lagi menyapanya
Kavin memasuki gudang, ia melihat Fajar kejang, busa mulai keluar dari mulutnya, dengan cepat ia langsung mendekat,"ngapa Lo?! Heh!! Jangan mati!! Gue belum puas!"
Kavin melihat botol isi cairan pel yang tumpah, dengan cepat menggendong Fajar dan mengambil kunci mobil ayahnya
Ketika membuka mobil ia langsung membaringkan Fajar di bangku belakang dengan sedikit dibanting,"ck! dasar nyusahin! Sadar Lo!" Kavin terus mengguncang Fajar tapi Fajar tak bergeming
Kavin langsung ke bangku pengemudi dan menjalankan mobil ke rumah sakit
"Dok! Tolongin dia!!" teriak Kavin ketika sampai di rumah sakit
Fajar segera dibawa ke dalam. Kavin duduk menunggu di kursi yang ada disitu
Ck! Gue kenapa sih?! Kan bagus kalo dia mati!!
Kavin merasa tak tenang. Entah kenapa ia merasa...khawatir?
Melihat adiknya hampir meregang nyawa di depannya. Melihat adiknya sejak mulai menutup mata. Melihat adiknya kejang, juga busa keluar dari mulutnya
Adiknya. Adik yang harusnya ia sayangi, lindungi. Adik yang pernah tinggal di rahim yang sama dengannya. Benar-benar sedarah dengannya. Malah ia siksa, ia caci, hingga mencoba bunuh diri
Tapi ia langsung menepis perasaan itu. Ia belum puas memukulinya, karena itu ia tak ingin kehilangannya
Udah bagus gue segera bawa dia ke rumah sakit. Ya kan?
Ia meyakinkan diri bahwa yang ia lakukan benar, agar menggantikan rasa bersalahnya. Agar jutaan rasa yang membuatnya tak nyaman itu pergi dari hatinya
Tiba-tiba ia teringat ketika ia belum lama menikah dan masih tinggal di rumah itu, Fajar pernah mencoba bunuh diri juga. Ketika umurnya baru 10 tahun
Flashback on
"Saya dengar kamu mendapat nilai merah di ujian? Memalukan!! Kenapa kamu bodoh sekali?! Saudara-saudaramu pintar, selalu dapat nilai bagus!!" Fajar yang baru pulang sekolah mendapat bogem mentah dari ayahnya
Fajar terjatuh karena pukulan itu. Ia bangkit," maaf yah, aku dah belajar rajin, tapi waktu liat soalnya aku malah gak paham.."
"Alasan aja!! Ikut saya!!" Ayahnya membawanya ke gudang dan memukulinya disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
RandomOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...