"jangan!!"
Senja menarik tangan Fajar yang hampir menjatuhkan diri ke sungai. Seperti senja juga yang sekarang sedang melingkupi negeri ini, menolong negeri ini sesaat sebelum gelapnya malam mengambil alih. Senja yang karena pemandangan indah mataharinya, membuat semua orang nyaman dengannya
Fajar dan Senja terjatuh ke jalan di pinggir jembatan karena Senja menarik tangan Fajar dengan kuat. Mereka jatuh agak berdekatan
"Akh.." Senja meringis karena tangannya lecet. Ia melihat Fajar yang terdiam,"Fajar? Lo jangan kayak gitu lagi. Kuy gue anter Lo pulang"
Fajar masih terdiam. Ia mulai duduk lalu menatap Senja,"kenapa Lo nyelametin gue? Gue pengen mati"
Senja terhenyak, tatapan Fajar kosong. Ini bukan Fajar yang ia kenal, paling tidak Fajar yang ia kenal masih memiliki ekspresi meski tak sering tersenyum
Fajar yang kini Senja lihat adalah Fajar yang memikul banyak beban di pundaknya. Yang rapuh, yang kalah. Yang tak lagi memiliki semangat hidup. Yang dihempaskan oleh takdir, yang hancur karena realita
Fajar berdiri lalu mendekati sisi jembatan itu lagi. Dengan segera Senja menariknya lagi, tapi tenaganya kalah dengan Fajar,"Andra! Tolongin gue!!"
Andra yang melihat semua itu dari mobil akhirnya turun,"drama apaan ni dah?"
Ia membantu Senja menarik Fajar dari jembatan dan menyeretnya masuk ke mobil. Fajar memberontak, tapi tentu saja ia akan kalah melawan tenaga 2 orang
"Fajar? Lo denger gue? Ini gue Senja. Sadar, Fajar, sadar..gue mohon.." Senja duduk di bangku belakang bersama Fajar
Tiba-tiba Fajar kembali tenang, tapi ia langsung oleng, Senja langsung meraih kepalanya dan meletakkannya di bahunya
"Ngapain sih dia?!!" tanya Andra heran
"Nanti gue jelasin. Bawa aja dulu ke.." Senja bingung karena tak tau rumah Fajar
"Rumah gue aja" ucap Andra sambil menyetir
"Gak papa?"
"Hem"
__________
Fajar mulai membuka mata, ia melihat tempat yang sangat asing baginya. Ia bangkit untuk duduk, kepalanya kembali sakit. Ia memegangi kepalanya ketika terasa tambah sakit,"akh"
Ia berusaha ingat apa yang terjadi sebelum ini. Setelah berusaha keras untuk mengingat, ia akhirnya ingat bahwa Senja yang menarik tangannya dari jembatan
Ia samar-samar ingat jika Andra juga ada ketika itu, membawanya masuk ke sebuah mobil
Pintu kamar itu terbuka, Senja yang membuka pintu itu mendekati Fajar dan duduk di kursi dekat tempat tidur yang ditempati Fajar,"apa kabar? Ada yang sakit?"
Fajar terdiam. Ia menatap dalam manik Senja. Senja cantik. Sangat cantik. Kenapa Senja sangat cantik?
Ia jadi..menyukainya
"Ini dimana?" tanya Fajar
"Rumah Andra. Tenang aja, disini lagi sepi, ortunya Andra lagi pergi"
"Andra?"
"Iya"
"Siapa Lo?"
"Hah?"
"Andra siapa Lo?"
Senja jadi bingung, tumben sekali Fajar bertanya seperti ini, seakan sangat peduli padanya,"pa..car" jawab Senja pelan
Tiba-tiba rasa bersalah menyeruak di hati Senja. Bukankah dulu ia menyukai Fajar? Kenapa ia pacaran dengan Andra?
Lebih tepatnya, lagi. Andra adalah pacar Senja di sekolahnya yang dulu. Dulu mereka putus, lalu tiba-tiba Andra pindah ke sekolah Senja, dan ingin berbaikan dengannya
Awalnya Senja berkali-kali menolak, tapi ortunya mendesak ia bersama dengan Andra. Selain karena urusan pekerjaan, Andra juga tulus menyukai Senja
Andra juga tak pernah putus asa untuk kembali padanya. Fajar tak juga datang, ia kira Fajar telah pindah dan bahagia di tempat lain
Senja salah. Fajar datang, dengan sengsara yang tampak dari pupil matanya
"Oh" Fajar menolehkan wajahnya ke depan padahal tadi menatap Senja
Apa Fajar marah? Kenapa? tanya Senja dalam hati
"Gue pulang. Makasih" ucap Fajar sambil menuruni tempat tidur itu dan mulai berjalan meninggalkan kamar itu
"Eh?" Senja baru menyadari suasana,"Lah, belum sembuh Lo, disini aja, nanti Andra anter"
Tapi Fajar sudah meninggalkan ruangan itu. Ia dengan cepat juga keluar dari situ
Fajar ketika berjalan ke pintu keluar melihat Angga yang hanya diam saja. Fajar pun membuka pintu dan keluar meninggalkan rumah itu
__________
Fajar yang sudah tiba di rumah langsung membaringkan tubuhnya di kasur tipis di gudang. Ini sudah malam. Ia jadi sedih karena sekarang tak punya pekerjaan
Ia berniat untuk mencari pekerjaan besok. Hari Minggu. Harus dapat pokoknya
__________
Fajar terbangun dari mimpi buruk lagi, yang intinya selalu sama, penyiksaan dan kata-kata kasar
"Hhh..hh..hhh..." tangannya yang gemetar ia gunakan untuk memegangi dadanya, berusaha menenangkan diri
Kepalanya sakit. Ia dengan cepat mencari obat pereda nyeri, setelah menemukannya dengan cepat ia menenggaknya
Beberapa jam telah berlalu, ia tak juga bisa tidur. Lalu ia teringat tentang Andra. Pacar Senja
Pacar. Kekasih. Cocok sekali. Pasti Senja sangat bahagia. Pasti Senja ingin terus bersamanya. Andra yang sempurna. Setelah ke rumah Andra tadi, ia benar-benar menyadari bahwa rumah Andra mewah, pasti ia kaya
Apa ini? Ia tak pernah merasakan ini sebelumnya. Tapi kenapa baru sekarang? Kenapa tidak dari dulu? Bodoh, bodoh sekali. Sangat bodoh. Ternyata ia tak hanya bodoh dalam pelajaran saja, ia juga bodoh dalam banyak hal dalam hidup
Sudah terlambat. Baiklah, Fajar akan merelakan. Hidupnya memang penuh kesedihan. Ia tak pantas bahagia, ia tau itu
__________
Fajar mencari pekerjaan, sedikit sulit karena ia tak memiliki kendaraan. Ia tak juga menemukan pekerjaan di manapun
Hingga sore, ia tak juga menemukan. Ia lelah, sangat. Fisiknya tak sekuat dulu. Ia jadi gampang lelah karena tiadanya salah satu ginjalnya
Kepalanya sangat pusing, pandangannya mulai berbayang, pijakannya tak kokoh lagi. Ia mendudukkan diri di halte bis di dekatnya. Memperbaiki napasnya yang berantakan karena lelah
Melihat ada pekerjaan bangunan, ia memutuskan kesana. Setelah bertanya, rupanya ada, syukurlah. Meski pekerjaan ini tak menentu, paling tidak untuk sementara ini masih ada
"Mulai besok ya" ucap atasannya. Fajar mengangguk
__________
Hari ini upacara bendera. Fajar masih sangat lelah karena mencari kerja kemarin. Tadi malam ia juga tak tidur karena sudah berniat untuk mengerjakan UTS yang tertinggal
Angga berdiri di belakang Fajar ketika upacara bendera. Baru juga 15 menit mereka berdiri, Fajar sudah tak sanggup. Ia berusaha menajamkan fokusnya. Sesekali ia memijat pangkal hidungnya. Angga tau itu
Panas terik itu membuat Fajar makin tak tahan. Tiba-tiba ia lemas, tak bisa menahan beban tubuhnya. Sebelum tumbang ia memilih pergi, baru saja melangkah ia sudah luruh ke tanah
"Fajar!! Lo kenapa?!" Angga panik, murid-murid lain cukup kaget tapi mereka tak nampak ingin membantu, bahkan anak-anak PMR
Dengan cepat Angga menggendong Fajar di punggungnya dan membawanya ke UKS
Maaf. Gue salah ya jar? pikir Angga
__________Makasih yang mau baca, bantu kasih bintang dan komen ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
RastgeleOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...