Setelah Fajar sampai ke gudang, ia mengambil ponselnya, rupanya masih jam 6 kurang. Ia dengan segera mengambil baju ganti lalu mandi. Setelah itu segera berangkat ke minimarket
"Ma-af gu-e te-lat.." ujar Fajar sambil napasnya tersengal-sengal, pandangannya tampak tak fokus," gue bakal ganti waktu Lo besok"
Gema menatap wajah Fajar yang pucat bukan main,"sakit Lo?"
"Nggak" Fajar segera mengambil barang-barang yang harus disusun dan menatanya. Tapi karena pandangannya buram ia tak sadar tidak meletakkan dengan benar barang yang ada di atasnya, sehingga barang yang cukup besar dan berat itu jatuh menimpa dahinya. Seketika darah dari lukanya mengalir kembali,"akh"
Fajar mengusapnya, rupanya darah. Ia duduk sebentar sambil memejamkan mata, menutupi luka dengan tangannya. Gema yang hampir pulang mendengar ada barang yang jatuh berjalan mendekat,"apa yang jatuh?"
Gema melihat Fajar duduk di lantai dengan memegangi dahinya,"gak papa. Lo pulang aja" ujar Fajar merasakan Gema mendekat
Darah mulai merembes dari sela-sela jari tangan Fajar, Gema melihat itu,"napa bisa sampe segitunya tu luka?"
Fajar membuka matanya, melihat darah yang ada di tangannya. Ia bergerak mencari plester. Setelah mendapatkannya ia ke kamar mandi untuk membilas lukanya. Tapi darah tak kunjung berhenti, kepalanya makin sakit
"jar? Gue temenin ke RS" Gema melihat Fajar yang tak kunjung berhenti membilas darahnya
"Gak, lebay amat. Bentar lagi"
Setelah beberapa saat Fajar keluar dari kamar mandi dengan memakai plester yang tertutup di balik poninya, seperti tadi pun lukanya tertutup poni
"Gue pulang. Kalo ada apa-apa telpon gue. Rumah gue dekat sini"
"Hem. Makasih"
Gema mulai meninggalkan minimarket
Setelah memastikan Gema pergi, ia mengambil minyak kayu putih dari sakunya dan mulai membaluri tangan dan dadanya, agar sesaknya hilang. Dingin itu masih menyelimutinya
Setelah baikan, Fajar jadi teringat jika besok hari Sabtu. Ia langsung saja menelpon Angga
"Halo Ga?"
"Siapa?"
"Fajar. Kalo malming keknya gue gak bisa. Minggu siang aja gimana?"
"Oh, okelah. Lo dapet nomer gue dari mana?"
"Senja"
"Hah? Senja? Kayaknya gue perlu korek kuping dulu deh"
"Gak, anjir. Beneran Senja"
"Ada apa Lo sama Senja? Lo pada chatan ya di belakang gue?" Angga terkekeh, padahal ia tau Senja pernah berusaha menghubungi Fajar karena tak masuk sekolah
"Ck, kagak. Dia pernah nyari gue, itu doang"
"Oh..ya udahlah terserah kalean"
"Jadi kemana?"
"Ke mall aja gimana? Bunbin juga sebelum itu"
"Oke. Bye"
"Hem"
Fajar mematikan sambungan telpon. Ia berpikir harus beli baju bagus dulu, bajunya hanya itu-itu saja
Uangnya? Untunglah dia tidak ngekos sendiri lagi, jadi gak perlu memusingkan uang listrik dan air
Gue kuliah gak ya? Selama ini gak pernah kepikiran
Kalo gitu perlu nabung lebih banyak lagi. Uang gue selalu habis buat kebutuhan sehari-hari
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
RandomOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...