Hari-hari telah berlalu. Fajar mulai sembuh meski sangat lama, ia menahan sakit dan mengobatinya sendirian. Seperti biasa
Fajar mulai kewalahan dengan tugas-tugas sekolah, ulangan harian, dan lain-lain. Ia harus belajar cukup agar tidak mengecewakan keluarganya
"jar, kantin kuy" ajak Angga
Fajar menoleh. Baru kali ini ia diajak ke kantin. Ia tak akan menyia-nyiakannya,"hem" ia bangkit dengan tersenyum
Senja melihat Fajar dan Angga yang datang di kantin. Tapi ia tak bisa meninggalkan teman-teman ceweknya nanti ajalah
Sebenarnya Fajar tak yakin dengan isi dompetnya, tapi tak apalah jika hanya sesekali
Ia ingin menikmati kehidupan sekolahnya
Angga mengajak teman-teman lain yang sedang mencari tempat duduk"Ga, Cak, sini aja"
Begitu mereka melihat Fajar mereka langsung duduk di bangku lain. Angga mengernyitkan dahi, heran
Fajar langsung merasa rendah diri lagi,"maaf Lo jadi gak bisa bareng temen-temen Lo"
"Gak, mereka aja yang aneh gak mau temenan sama Lo. Kuylah, Lo mau pesen apa?"
"Gue yang pesen. Lo apa?" Fajar bangkit berdiri
"Bakso. Lo?"
"Gak tau. Liat disana" Fajar mulai meninggalkan Angga
Setelah beberapa saat Fajar kembali dengan 2 mangkok, bakso dan mie ayam. Lalu Fajar kembali lagi untuk membawa es teh
Mereka menikmati makan dalam diam,"usus Lo dah sembuh?" tanya Angga
"Hem"
"Napa bisa luka?"
"Ntah" bohong Fajar
"Lo ada rencana Minggu ini?"
"Akhir pekan?"
"Hem"
"Gak ada"
"Jalan-jalan kuy. Gue ajak Senja juga"
"Bolehlah. Kemana?"
"Pasar malem. Malam Minggu kalo gitu"
"Okelah"
__________
Hape Senja berbunyi karena ada panggilan masuk, ia tanpa melihat namanya langsung mengangkat panggilan itu, masih mengantuk, ia tertidur karena belajar. Ini sudah cukup larut
"Hemm...halo?" tanya Senja dengan malas
"Senja ya?"
Begitu mendengar suara itu dan menyadari itu siapa, jantung Senja langsung berpacu cepat, kantuknya seketika hilang. Ada apa orang ini menelponnya? Ia jadi sangat gugup
Kenapa ia seperti ini? Ia tak pernah seperti ini sebelumnya meski telah berteman dengan banyak laki-laki
"Halo?"
Senja menarik napas dalam-dalam dan menghembuskannya pelan," Fajar? Ada apa?"
"Lo ada nomer Angga kan? Gue mau. Kirimin"
"Oh..ada, oke, gue kirim lewat chat ya"
"Hem. Makasih"
Senja menurunkan ponsel dari telinganya, tapi kenapa panggilannya belum ditutup?
Arghh..perasaan Senja tak karuan. Dia harus bicara apa lagi?
"Senja, Lo juga ikut jalan-jalan kan?" tanya Fajar tiba-tiba
KAMU SEDANG MEMBACA
Fajar & Senja
RandomOrang-orang bilang, Fajar dan Senja tak akan bisa bersama. Bahkan hukum alam saja seperti itu Fajar, yang memberi semangat orang-orang dengan kehadirannya di pagi hari. Seperti senyum Fajar yang memberi semangat orang-orang meski keluarganya saja ta...