mana yang benar?

149 9 0
                                        

Fajar sudah diantar oleh salah satu guru. Sebenarnya mereka sempat ingin membawa Fajar ke psikolog, tapi tidak jadi karena kebanyakan guru kesal karena ia agak gila, miskin dan bodoh. Jika memang butuh ke psikiater maka itu adalah tugas orangtuanya, bukan mereka

"Assalamu'alaikum" seorang guru mengetuk pintu rumah Fajar

"Wa'alaikum salam. Ada apa ya?" tanya ibu Fajar

"Bu, apa benar ini rumah Fajar Darmawangsa? Murid di SMA 4"

"Kenapa emangnya pak?"

"Fajar tadi sempat mengamuk di kelas Bu, sepertinya karena mentalnya terganggu. Dia tadi diberi obat bius dan sedang tertidur" ucap guru itu sambil menunjuk mobilnya

Sebenarnya sang ibu sangat malas mengakui bahwa Fajar anaknya. Tapi jika ia tak mengaku guru itu pasti kesulitan. Lagipula ia tak ingin nama keluarganya buruk

"Iya, maaf ya pak. Sebentar, saya panggilkan yang bisa bawa Fajar ke dalam rumah" sang ibu masuk kembali

Setelah beberapa saat muncullah Kavin di ambang pintu. Wajahnya tampak menahan kesal. Sang guru sampai kaget dengan keluarga ini, ada apa sebenarnya?

Apa mereka tidak suka dengan Fajar? Wajar sih, para guru juga tak suka. Mungkin Fajar di rumah juga hanya merepotkan, pikir guru itu

"Disana dek, di mobil itu" ucap guru itu. Ia lihat sepertinya Kavin gak jauh lebih muda darinya

Tanpa bicara apa-apa Kavin membawa Fajar lalu masuk rumah. Guru itu langsung sadar diri,"kalau begitu saya pamit dulu ya Bu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam" sang ibu lalu menutup pintu

Kavin berjalan ke gudang, setelah itu melempar begitu saja Fajar di lantai hingga ia terbangun karena badannya serasa remuk, ia sedikit membuka matanya

Ia berusaha ingat kejadian yang terjadi, tapi ingatannya masih campur baur, ia tak tau mana yang benar, mana yang khayalannya mana yang nyata, mana yang terjadi sekarang dan mana yang sudah lama terjadi. Kepalanya sakit, ia memilih tidur lagi meski masih di lantai

__________

Fajar mulai sadar dan membuka mata. Ia melihat sinar matahari yang masuk lewat ventilasi di gudang itu, seakan sudah agak sore. Ia mencari ponselnya ingin melihat jam, lalu setelah mendapatkannya di ranselnya dan melihat ia masih memakai seragam sekolah, ia mulai ingat apa yang terakhir terjadi

Ia malu. Sangat. Kenapa ia sangat memalukan?

Kenapa gue cuma bisa malu-maluin? Kenapa gue gak bisa banggain keluarga?

"AAAAA..." Fajar berteriak keras dan terus memukuli kepalanya. Ia benar-benar kalap, ia mencari apa yang bisa membantunya bunuh diri sekarang. Lalu ia menemukan cairan yang entah apa lalu langsung meminumnya. Ia ingin segera mati. Semua orang ingin itu kan? Semua orang ingin dia tak menyusahkan lagi kan?

__________

Kavin sedang menunggu di depan IGD. Lagi. Lagi-lagi ia yang melihat adiknya berusaha bunuh diri, tapi kali ini ia melihat adiknya sudah terkapar di lantai, kejang, dan busa tak berhenti keluar dari mulutnya. Lagi-lagi ia yang membawanya ke rumah sakit. Tapi kali ini ia sangat kesal, anak ini sangat merepotkan, lalu ia bangkit meninggalkan RS itu

__________

Sudah 2 hari Fajar tak pulang, keluarganya sangat kesal, Arjuna, sang ayah, akhirnya berdiri mengambil kunci mobil untuk menyeret Fajar pulang

__________

"Bangun kamu!! Bangun!!" Ayahnya berusaha membangunkannya tapi Fajar tak juga bergerak. Padahal tadi sang ayah ketika bertanya dimana ruangan Fajar, ia telah diberitahu bahwa kondisi Fajar kritis. Fajar koma

Sang ayah tak peduli. Ia melepas semua alat yang menempel di tubuh Fajar lalu menyeretnya pulang. Begitu alat-alat itu lepas, terdengar bunyi melengking yang agak keras. Tiba-tiba ruang rawat itu terbuka. Seorang dokter mulai memasuki ruangan itu

"Anda ayahnya?" tanya dokter itu

"Bukan urusanmu!" sang ayah menggendong Fajar agar cepat bisa dibawa pergi

Dokter itu berusaha mencegah,"pak, kasihan anaknya, dia sangat butuh perawatan, jika tidak kondisinya akan  memburuk. Dia koma, pak. Belum sadar sama sekali sejak masuk IGD"

"Saya gak peduli!!" Ayah Fajar dengan cepat melangkah meninggalkan rumah sakit itu

Begitu sampai di rumah ayahnya langsung menghempaskannya ke lantai gudang. Tiba-tiba Fajar kejang. Ayahnya yang melihat itu hanya diam saja lalu meninggalkannya

"Shit!!" ayahnya lalu kembali ke rumah sakit karena teringat belum bayar biaya rawat Fajar,"Awas aja! Harus ganti nanti dia!! Nyusahin terus!! Gak pernah berguna!!"

___________

Bahkan ketika sudah esok harinya, Fajar tak juga muncul. Jihan, sang ibu, ketika melewati gudang melihat Fajar tak juga bergerak dari posisinya kemarin

Jihan mendekatinya, mengulurkan jari di bawah hidung Fajar ingin tahu ia masih hidup atau tidak. Fajar masih bernapas rupanya, meski sangat lemah terasa

Pucat. Pucat sekali. Hampir seperti mayat. Mungkin jika Juga tidak memeriksa deru napas Fajar, ia akan mengira Fajar sudah mati

Tiba-tiba terdengar pintu diketuk,"assalamu'alaikum...ibu, ayah..ini aku Zafia"

Jihan dengan semangat berjalan cepat untuk membukakan pintu,"ya, wa'alaikum salam..Zafia, ibu kangen banget sama kamu..nak Lintang juga" ujar sang ibu dengan sumringah

"Kami juga kangen ibu, Gara, Milena, salim ke oma dong.."

Gara tersenyum lebar,"assalamu'alaikum oma, oma apa kabar?"

"Baik cucuku sayang.."

"Assalamu'alaikum oma, aku kangen Oma.." ucap Milena sambil langsung memeluk neneknya itu

"Owh..Oma juga kangen sama kamu..ayo kita semua masuk ke dalam"

Mereka lalu masuk ke dalam,"Zafia, kamu bisa tempatin kamar kamu dulu, masih bersih kok, sering ibu bersihin.. anak-anak juga disana gak papa?"

"Iya gak papa Bu, kamarnya kan besar, cukup buat kami semua"

"Emang putriku ini baik banget ya" ucap Jihan bangga dengan mengusap belakang kepala Zafia

"Abra dan Tibra mana Bu?" tanya Zafia yang sudah mengetahui berita tentang abangnya

"Mereka di kamar Kavin..kayaknya mereka lagi tidur siang deh"

"Oh, ya udah, nanti aja kalo gitu"

Setelah beberapa waktu, Lintang yang merasa haus pergi ke dapur dan melewati gudang, ia melihat seseorang terbaring disana. Dengan ragu ia mulai mendekat

Betapa kagetnya ia melihat adik iparnyalah yang terbaring disitu. Wajahnya pucat bukan main,"Fajar? Kamu kenapa?"

Karena Fajar tak juga sadar ia jadi sangat khawatir, apalagi napas Fajar sangat lemah. Kenapa Fajar bisa seperti ini?

Lintang tau jika keluarga istrinya ini sangat tidak menyukai Fajar. Ia ingin membela Fajar pun tak bisa apa-apa, karena jika membicarakan Fajar maka ia akan ribut dengan keluarga istrinya

Tapi bagaimanapun ia memiliki hati, dengan cepat ia menggendong Fajar, mengambil kunci mobilnya dan membawa Fajar ke rumah sakit

Sesampainya di rumah sakit, Fajar langsung mendapat penanganan. Lintang sembari menunggu mengirim chat ke istrinya, aku keluar bentar, nganter Fajar ke RS. Kondisinya parah

Setelah itu ia kembali menunggui Fajar

__________

Makasih dah mau baca..kasih bintang dan komen ya..

Fajar & SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang