[03]

711 83 7
                                    

"Mohon maaf Gusti Prabu"

Ucapan mereka seketika terhenti ketika seorang prajurit datang secara tiba-tiba, mereka mengalihkan pandangan kearah prajurit yang datang.

"Ada apa prajurit?" Tanya  Siliwangi

"Mohon ampun Gusti Prabu, hamba ingin menyampaikan bahwa ada dua orang rakyat Padjajaran yang ingin memberikan laporan" tukas prajurit itu.

"Bawa mereka kemari" perintah Siliwangi.

"Sandika Gusti Prabu" selepas itu, prajurit tersebut memanggil rakyat yang melapor.

Beberapa saat kemudian, prajurit tadi membawa dua orang pria paruh baya dengan pakaian rakyat khas Padjajaran.

"Laporan apa yang ingin kalian sampaikan padaku?" Tanya Siliwangi.

"Mohon maaf Gusti Prabu, kami melapor bahwa di desa kami ada perampokan yang terjadi berturut-turut selama seminggu belakangan ini Gusti Prabu" jawab salah satu rakyat dengan jelas.

"Astagfirullahaladzim"

"Jagat Dewa Batara"

"Paman, kapan mereka memulai aksi perampokan itu?" Rara Santang.

"Perampokan terjadi diwaktu pagi nimas" jawabnya.

"Mengapa waktu pagi?" Banyak Ngampar.

"Karena diwaktu pagi kami yang akan pergi ke Pasar membawa barang-barang yang akan kami jual dan itu adalah barang yang baru. Perampokan itu membuat warga di desa kami resah dengan adanya mereka, kami mohon Gusti Prabu untuk mengutus salah satu orang dari Padjajaran agar mereka pergi dari Desa kami" rakyat itu berujar dan diakhiri dengan penuh permohonan.

"Baiklah kalau begitu, aku akan mengutus Putraku Walangsungsang dan Syech Nurjati"

"Sandika Ayahanda Prabu"

"Sandika Gusti Prabu"

Setuju Walangsungsan dan Syech Nurjati kemudian mereka pamit undur diri mengikuti kedua rakyat tadi.

"Baiklah jikalau begitu mari kita beristirahat, terlebih lagi dari rombongan Kandang Wesi pasti sangat lelah" ajak Siliwangi.

Mereka semua pergi meninggalkan ruangan tersebut untuk beristirahat karena kelelahan akibat aktivitas yang mereka lakukan sejak pagi.

Hutan Keramat

Pohon-pohon dengan daun yang lebat menggambarkan keseraman yang ada didalamnya, terdengar suara orang yang begitu ramai didalam hutan seperti menyanyikan sebuah lagu persembahan kepada iblis yang menghuni hutan itu.

Seorang pemuda yang tidak sengaja lewat disekitar hutan itu terhenti karena pendengarannya yang tajam. Matanya melirik kesana kemari mencari sumber suara yang ia dengar.

Berjalan perlahan memasuki hutan, semakin ia masuk kedalam hutan semakin ia mendengar jelas suara yang ia cari. Saat melihat dua pohon besar yang saling berhadapan seperti sebuah pintu menuju dimensi lain, terdapat banyak mungkin 8 orang yang ada disana sedang melakukan ritual persembahan dengan seorang gadis didepannya yang memakai pakaian pengantin. Pemuda itu berjalan mendekat kearah mereka untuk mengetahui apa yang mereka lakukan setelah mengetahui kegiatan mereka, pemuda itu terkejut dengan mata membola melihat pemandangan didepannya.

"Astagfirullahaladzim" lirih pemuda itu.

Ia mengeluarkan kekuatannya lalu mengarahkannya ketempat ritual itu dilakukan.

Perbuatan itu membuat mereka terkejut sekaligus marah karena ritual mereka diganggu oleh seseorang, mereka mencari pelaku tersebut dan mereka menemukannya.

MENTARI PADJAJARAN (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang