[06]

600 77 8
                                    

Diantara penonton terdapat dua anak Siliwangi yang menghadiri undangan sayembara, mereka adalah Kamandaka dan Banyak Ngampar. Kamandaka lebih dekat dengan adik-adiknya yang lain dibandingkan dengan Banyak Ngampar dikarenakan Banyak Ngampar lahir diluar istana sampai berusia 10 tahun dan pada saat itu semua saudaranya berkumpul kecuali Kian Santang yang sedang pergi mengembara.

Kamandaka merasa familiar dengan postur tubuh dan jurus yang dikeluarkan pemuda bercadar itu. Saat Kamandaka melihat pemuda bercadar itu terpental akibat serangan dari Yudakara, ia refleks bangkit dari duduknya seraya berteriak.

"RAYIII" teriaknya, dengan tergesa-gesa ia menghampiri pemuda bercadar itu.

"ARGH, ya Allah sakit sekali"

"Rayi, bertahanlah Rayi, bagian mana yang kau rasa sakit? Biarkan Raka bantu memulihkan tenagamu" khawatir Kamandaka.

Banyak Ngampar yang melihat kekhawatiran Rakanya terhadap orang asing merasa heran karena setaunya Rakanya bukan orang yang mudah khawatir terhadap orang lain kecuali keluarganya. Tidak ingin pusing dengan pemikirannya Banyak Ngampar memutuskan untuk menghampirinya.

"R..a..k..a" lirih pemuda bercadar itu ketika berada dipangkuan Kamandaka.

"Iya Rayi ini Raka, Raka mohon padamu bertahanlah jangan tutup mata"

Kamandaka mencoba menyalurkan hawa murninya untuk mencoba mengurasi rasa sakitnya.

Yudakara yang melihat kesempatan itu kembali menyerang lawannya, disaat yang lawan sedang kelengahan, itu mempermudah Yudakara untuk menyerangnya.

Serangan Yudakara tepat mengenai pemuda bercadar itu hingga dia terlempar jauh hingga menabrak pohon. Melihat adiknya terlempar jauh, Kamandaka marah melihatnya kemudian matanya menatap Yudakara dengan amarah.

"Beraninya kau" amarah Kamandaka tidak terkontrol melihat kondisi adiknya yang sekarat akibat serangan dari Yudakara.

"Tentu saja aku berani, itu belum seberapa dengan apa yang dia lakukan pada ayahku"

Kamandaka mencoba mengontrol emosinya, ia melihat kearah Banyak Ngampar yang sedang berdiri tidak jauh darinya.

"Rayi" panggilnya.

"Ya, Raka"

"Bawalah pemuda itu ketempat yang aman, bawa ke arena keluarga istana. Di sana aman untuk nya, aku akan menyusulmu nanti setelah aku melawannya"

" Baiklah raka aku akan membawanya, berhati-hatilah." Setelah mengucapkan itu Banyak Ngampar langsung membawa pemuda bercadar itu menuju area keluarga istana.

*****

Di sebuah kamar terdapat seorang wanita yang sedang duduk anggun dan sepertinya ia sedang melamun entah apa yang ia lamunkan.

Masih dalam lamunannya, wanita itu tiba-tiba merasa sakit di bagian dadanya teringat dengan putra bungsunya.

" Astaghfirullah ya Allah ada apa ini, mengapa dadaku tiba-tiba sakit dan bersamaan dengan munculnya bayangan putraku"

Wanita itu yang tak lain adalah Subang Larang semakin cemas mengkhawatirkan kondisi putranya yang belum pulang sampai sekarang.

"Ya Allah lindungilah putra ku dari segala bahaya yang dihadapinya" Subang Larang berdoa dengan khusyuk dan mencoba menenangkan diri.

Saat sedang menenangkan diri, terdapat emban yang masuk ke dalam kamarnya beritahukan kepada Subang Larang bahwa Siliwangi ingin menemuinya.

Tak menunggu waktu lama Subang Larang langsung pergi menemui siliwangi. Saat sedang berhadapan dengan suaminya Subang Larang lantas menanyakan maksud dari Siliwangi menemuinya.

"Ada apa kakanda?"

"Tidak ada Dinda, hanya saja kanda ingin mengajak Dinda berjalan-jalan berkeliling istana untuk melupakan sejenak masalah yang Dinda rasakan"

Mendengar aja kan dari suaminya subang larang langsung menyetujuinya mungkin dengan berjalan-jalan berkeliling istana bisa melupakan sejenak masalah yang ia pikirkan sekarang.




Hai semua untuk sekarang ceritanya enggak nyampe seribu kata karena aku sendiri nggak nemu ide buat merangkai nya sekaligus aku sekarang sibuk banget ditambah lagi sekarang itu lagi pts dan banyak banget project project atau kerja kelompok atau tugas yang lainnya yang menguras banyak waktu sehingga aku nggak punya banyak waktu buat nyakitin nulis ceritanya.

Tapi aku akan usahain buat update dan nulis sampai selesai.

Jangan lupa vote, comment,dan juga follow kalau kalian suka sama cerita ini ya biar kalian gak ketinggalan update-anya.

MENTARI PADJAJARAN (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang