20 : Pacar

330 42 4
                                    

⚠️Mention of kiss⚠️
kalo gasuka skip aja rapopo








•••

Didalam mobil Aksa sudah terdapat berbagai macam makanan yang mereka beli dijalanan.

Aksa tak mengajak Eira pergi ke cafe atau restoran, pemuda itu hanya menuruti kemanapun yang gadis itu inginkan, bahkan angkringan yang pernah mereka kunjungi sekalipun, beruntung kali ini tidak ada para pemuda kurang ajar seperti waktu itu, jadi Aksa rasa aman.

"Kenyang banget sumpah" ucap Eira mengelus perutnya yang sudah sedikit membuncit.

"Udah berapa bulan Mbak?"

Eira tertawa ngakak sendiri, sungguh malam ini sebegitu membahagiankan baginya, Aksa juga banyak tertawa entah karena gemas atau hanya sekedar menanggapi segala hal kecil yang gadis itu lakukan.

"Ini kenyang tapi sayang banget es krimnya, takut keburu cair" ucap Eira kini memegang Es Krim ditangan kanannya.

"Yaudah makan aja"

Eira menurut, gadis itu menoleh pada Aksa, menjulurkan tangan kanannya, "Mau enggak?" tawarnya.

Aksa menggeleng, "Lo aja" ucapnya.

Eira mengangguk saja, perhatiannya teralih kini fokus menatap jalanan yang ramai, Eira ingat jika sekarang adalah malam dimana para pasangan berkeliaran.

Malam minggu.

"Banyak banget yang pacaran, dari tadi kelebatan terus, gue itung ada lebih dari sepulung pasang"

Aksa menoleh, "Gabut banget sampe diitung"

"Lucu aja, kita kayak ikut gabung juga" ucap Eira masih sibuk dengan Es Krimnya.

"Yaudah ayo pacaran"





Ukhuk




Tersedak tentu saja, Aksa semudah itu berucap?

Eira menoleh cepat pada pemuda itu yang masih santai, dua tangannya masih pada stir mobil.

"Gimana maksudnya?"

Aksa menepikan mobil, kini fokusnya hanya pada Eira seorang, pemuda itu bahkan sampai mengganti posisi duduk kini sepenuhnya menatap Eira.

"Gue suka sama lo"

Eira diam, masih syok.

"Gue gak tau sedari kapan karena yang jelas gue cin—"

"Gue juga, gue juga suka sama lo, Aksa"

Aksa tertegun, tak tau harus bereaksi apa karena yang jelas ia bahagia.

Perasaannya berbalas.

Lelehan Es Krim ditangan Eira sukses mengalihkan perhatian gadis itu, Eira langsung memakannya habis.

Aksa memperhatikan, pemuda itu meraih tisu kemudian meraih tangan kanan gadis itu membersihkannya.

Keduanya saling menatap, semakin dalam hingga beberapa saat kemudian Aksa menjulurkan tangan, menghapus sisa-sisa Es Krim di bibir gadis itu.

Matanya yang fokus menatap mata Eira kini beralih pada bibir tipis yang selalu mengoceh itu, Aksa tak lagi bisa menahan.

Jari tangan Aksa masih bertengger dibibir gadis itu, menatap Eira seakan meminta persetujuan, sampai pada anggukan kecil dari gadis itu, Aksa langsung mendekatkan diri.

Kedua mata mereka tertutup, beberapa saat hingga dua benda kenyal itu bersatu.

Tak terlalu lama, hanya berselang satu menit hingga dering ponsel Aksa terdengar menyadarkan keduanya.

Eira gugup setengah mati, gadis itu baru berani membuka mata saat merasa jika wajah Aksa sudah menjauh darinya.

AC mobil yang tadinya terasa, mendadak seperti hilang berganti dengan bara api, benar-benar panas.

Pipinya memerah, detak jantungnya bertalu cepat layaknya ada yang menggedor dari dalam.

Aksa pun merasakan hal yang sama, pemuda itu beralih pada ponsel sedikitnya mengurangi kegugupan.

"Iya, Ma?"

"Doko ni iru no?" ucap sang ibu diseberang telepon.
[kamu, dimana?]

"Rojō de, sebentar lagi Asa pulang"
[di jalan]

"Yasudah, Kiwotsukete"
[hati-hati]




Eira memperhatikan, tak mengerti dengan apa yang Aksa ucapkan, tapi Eira paham yang jelas Aksa sedang dicari.

"Lo, kabur dari rumah apa gimana? itu dicariin kan?"

Aksa tersenyum menanggapi, "Iya, mama nyariin" jawabnya.

"Oh, ada mama lo? bukannya di jepang?"

"Baru pulang tadi siang"

Eira mengangguk saja sebagai tanggapan, "Sa ..."

"Hm ... Kenapa?"

"Kalo semisal lo kesepian atau butuh temen, lo bisa cari gue"

Aksa kembali tersenyum, lucu sekali gadis ini.

"Pasti dong, kan udah jadi pacar" ucapnya enteng.

Eira kaget, langsung kembali mengingat apa yang barusan mereka lakukan beberapa saat yang lalu, Ah.. Pipi Eira kembali memerah.

Enggak bisa.

Kalo gini terus, Eira bisa sesak nafas karena detak jantung yang terlalu cepat.

"Sini"

Aksa merentangkan dua tangan yang langsung disambut oleh gadis itu, memang hal baik yang harus dilakukan ketika gugup adalah pelukan.








-🧚‍♀-





Degdegan buset ngetik ginian doang😭




















Tangerang, 15 Juli 2022

















Orange √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang