33 : Bahagia

347 40 2
                                    

Aksa
Pa, udah sampe?

Papa
Barusan

Aksa
Maafin asa

Papa
Ingat apa yang papa katakan,
raih bahagiamu, yang seharusnya
meminta maaf adalah papa
bukan kamu




Aksa kembali meneteskan air mata, ia ingat tepat sebelum check in, ayahnya menepuk pundak Aksa, pria paruh baya itu menatap Aksa dengan tatapan yang sungguh tak pernah Aksa lihat sebelumnya.

Tatapan lembut yang sampai kapanpun tak akan bisa Aksa lupakan.




Kala itu, Aksa termenung diam menerawang jauh tanpa ekspresi, sama seperti pria disebelahnya yang juga melakukan hal yang sama.

Andra,-ayah Aksa sedang berfikir panjang, memutar otak kembali memikirkan ucapan sahabatnya.


'Jangan biarkan obsesi gila tak berujungmu menghancurkan Aksa, anak itu butuh ruang bebas, ia perlu kebahagiaan'

Benar.

Juan benar, Aksa butuh kebebasan, Andra tau rasa sesak karena terus-terusan tertekan, melihat bagaimana miripnya Aksa dengan ia dahulu serta ucapan Juan membuat ia sadar bahwa ia terlalu jahat untuk seukuran ayah pada putranya.

Andra sadar jika obsesi gila tak berujungnya hanya akan menjadi boomerang bagi Aksa nantinya.

Menjadi pengusaha muda diumur 18 tahun, mengurus perusahaan sambil kuliah di Jepang sana serta seorang istri yang tadinya akan menemani.

Tidak, sungguh ini sudah terlampau keteraluan.

Andra ingin selesai dengan masalalu yang mengikat, tapi pria itu tau betul jika masalalu tak akan pernah bisa ia lupakan melainkan harus ia rangkul dan ajak berdamai.

Andra harus memulai kehidupan baru dengan istri yang selama ini tak ia anggap keberadaannya serta tak lagi mengingat wanita yang ia cintai hingga kini.

Ia harus membiarkan Aksa merasakan bahagianya.

Jika ia dan Tania tak bisa bersatu, maka dua anak mereka bisa mengantikannya bukan?

Aksa dan Eira saling mencintai.

Ia tak boleh menjadi penghalang diantara keduanya.


"Raksanendra, temui kebebasanmu dan lupakan semua tekanan besar yang sudah papa lakukan padamu, maafkan papa, nak"

Aksa tertegun, pemuda itu bahkan sampai menoleh cepat tersadar dari lamunannya langsung menatap sang ayah dengan raut kaget, benar-benar tak pernah ia sangka dapat mendengar kalimat barusan dari ayahnya.

"Maksud papa Asa boleh tetep disini?" tanyanya hati-hati.

Andra mengangguk, ia menepuk pundak putranya dengan bangga.

"Raih bahagiamu, papa tidak akan menghalangi"

Aksa dengan cepat memeluk ayahnya, sungguh ia tak tau setan mana yang sudah merasuki sang ayah karena yang jelas Aksa bahagia.

"Asa akan tetap menjadi penerus papa tapi setelah Asa selesai kuliah disini, Asa bakal ngambil jurusan bisnis, abis itu nyusul papa ke Jepang, Asa janji"

Ayah Aksa mengangguk, rasanya lega, ia tak pernah melihat binaran mata bahagia putranya yang dengan ekspresif berbicara santai padanya.

Padahal dulu Aksa bahkan tak berani menatap matanya.

Ada rasa bahagia muncul dihatinya, apalagi saat kembali Aksa memeluknya.

Tak ada yang bisa mengukur bagaimana bahagianya Aksa kini karena yang jelas ia merasa sedang berada diawang-awang.









Aksa
Papa jangan lupa makan
jaga kesehatan, sama salamin
ke mama, bilangin Asa kangen

Papa
Papa baru tau ternyata kamu
cukup crewet

Aksa
Hehe, pokonya tunggu
sampai asa jadi sarjana

Papa
Iya, kamu juga, jaga kesehatan
baik-baik disana

Aksa
Iya, pa















-🧚‍♀-








Aksa merentangkan tangan saat melihat Eira muncul dari balik pintu rumahnya, gadis itu berlari cepat memeluknya kemudian mendaratkan satu kecupan dipipi kirinya.

Aksa melotot kaget, tak menyangka Eira berani melakukan hal demikian.

"Aku kangen" katanya yang sukses membuat Aksa semakin melotot kaget.

"Baru banget aku tinggal bentar beli makan masa udah kangen?" tanyanya kini merangkul gadis itu memasuki rumah.

"Satu detik tuh rasanya satu jam, kamu ngilang tiga puluh menit artinya berasa tiga tahun tauuuu" katanya manja kini menarik Aksa duduk disofa ruang tamu.

Eira manaruh dua kakinya dipaha pemuda itu kemudian dua tangannya memeluk manja pinggang Aksa yang tertawa gemas dengan kelakuan Eira yang sungguh sangat menggemaskan dimatanya.

"Aku kamu-an ternyata enak juga ya" ucap Eira santai.

"Yaudah gini aja"

Tangan Aksa bergerak manaruh kepala Eira didadanya kemudian menyalakan televisi.





'Putra tunggal CEO Willson's group Japan ternyata sedang menjalin hubungan asmara dengan seorang gadis cantik yang selama ini tak pernah diketahui keberadaanya sebagai putri tunggal CEO Anuhea group yang juga berbasis di Jepang'






Eira melotot, sungguh?

Secepat itu?

Eira bahkan tak menyangka ternyata perusahaan ayahnya terbilang cukup sukses sampai membawa nama besar ayahnya masuk kedalam 30 pengusaha terbesar di Jepang.

Setidak-update itukah ia? sampai Eira sendiri tak sadar jika nama perusahaan ayahnya memakai nama belakang ibunya yang kini tersemat dibelakang namanya.

Anuhea.

"Sa, kok beritanya cepet banget sih? aku gak siap banget ini mana disebut putri tunggal CEO"

Aksa tertawa, "Ra, Anuhea group besar di Jepang, ayah kamu pengusaha tersukses disana yang bahkan sekarang melampaui kesuksesan Willson, jadi jangan Aneh nanti kalau berita kamu ada dimana-mana"

Eira meneguk saliva, gini banget ya rasanya jadi konglomerat?






-🧚‍♀-







Tangerang, 28 Juli 2022












Orange √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang