36 : Persiapan

327 44 0
                                    

Pagi itu rumah Eira ramai karena kedatangan seluruh teman kelasnya, Alma yang bertugas membuat kue sudah cepat meluncur kearah dapur disusul bunda Bayu yang dengan riang gembira menawarkan diri membantu.

Para gadis sebagian membuat buket, sedangkan Eira sibuk pada pensil dan kertas ditemani Yoshi dan Haksa yang sedari tadi hanya sibuk menertawai.

Sisa yang lain sedang bersantai menunggu sampai lukisan Eira selesai, sebab dengan begitu mereka akan langsung pergi kerumah Aksa mendekorasi sementara Eira mengajak Aksa keluar sejenak.

"Ini gimana?"

Anak kelas sukses tergelak, Han bahkan sampai merosot tertawa saking ngakaknya kini malah berjongkok tak kuat memegangi perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anak kelas sukses tergelak, Han bahkan sampai merosot tertawa saking ngakaknya kini malah berjongkok tak kuat memegangi perutnya.

"Malah jadi kodok" ucap Haksa yang sedari tadi memang sudah menjulid.

Eira memasang wajah melas menatap Yoshi meminta bantuan, gadis itu benar-benar malu dengan gambarnya sendiri.

"Gak papa Ra, Aksa bakal tetep suka, bisa jadi ini bakal jadi bahan pajangan dirumah dia" kata Yoshi menenangkan, padahal dalam hati berusaha sekuat tenaga menahan tawa.

"Lukisan mahal" sahut Shaka yang juga tertawa ngakak saling dorong mendorong dengan Clara disisinya.

"Diem Ka, ini baru pola doang, siapa tau pas selesai jadi beneran kayak lukisan mahal" kali ini Nasya yang menyahut.

"Tumben lurus" celetuk Rafa.

"Lo yang belok"

Eira tak perduli, atas bantuan Yoshi dan Haksa yang mencoba memberi saran serta tangan ajaib mereka yang cekatan, lukisan Eira selesai beberapa saat setelahnya.

Kali ini senyum puas Eira tunjukkan, meskipun awalnya terlihat berantakan, tapi akhirnya bisa ia sulap menjadi sebuah maha karya.

Eira menepuk pundak Yoshi dan Haksa bersamaan, berterimakasih kemudia setelahnya langsung panik saat satu chat dari Aksa masuk.

"Aksa dijalan!!!" katanya sukses membuat anak kelas juga ikut panik.

"Motor, mobil semuanyaaaaaa sendal juga anjir sembunyiin"

"Ra, kata gue lu mending nunggu Aksa dipertigaan, bilangin lagi jajan" usul Nino yang langsung disetujui.

Eira segera keluar rumah menuju pertigaan, tepat saat mobil Aksa terlihat, gadis itu melambaikan tangan.

"Kok disini?" tanya Aksa heran.

"Gak papa"

Eira memasuki mobil, duduk manis disebelah Aksa yang belum juga mau menjalankan kendaraan roda empatnya itu.

Orange √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang