04 : Jatuh Cinta

417 54 1
                                    

Aksa

StellaLah, tiba-tiba?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Stella
Lah, tiba-tiba?

Aksa
Kenal ga?

Stella
Incaran buaya sekolah
siapa si yang ga kenal?


Aksa
Gue

Stella
YA LU KAN EMANG NOLEP

Aksa
Sekolah dimana emangnya?

Stella
SI PALING GATAU APA-APA

Aksa
La

Stella
YS ANJIR YS!!

Aksa
Satu sekolah dong?

Stella
Gausah nanya gue lu, bikin pusing

Aksa
La, jangan ngegas dong

Stella
Lagian lo motoin orang tanpa ijin,
gaada adab

Aksa
Cantik

Stella
DIH APAAN NIH?!

Aksa
Dia sering ke taman
kayaknya suka senja

Stella
Engga nanya

Aksa
Tapi la, beneran satu sekolah?

Stella
Iya asa iya, tanya ree sono
anak kelas dia

Aksa
Engga mau, nanti diledekin

Stella
Ya biarin si, kan fakta juga
lo lagi demen cewek,
biar ga dikira homo

Aksa
Hm, oke

Stella
So cakep lu,
akhhirnyaaaa masa puber
sepupu gue dimulai





-🧚‍♀-



"AKSAAAA!!"

Aksa terlonjak dari lamunannya, pemuda itu hampir terjungkal jika ia tak bisa menjaga keseimbangan, di pintu kamar, berdiri sosok makhluk tampan yang menyandang status sebagai sepupunya.

Matthew Ree Willson.

Melihat reaksi Aksa yang terkejut, Ree nyengir tapi masa bodo langsung melangkahkan kakinya mendekat pada pemuda itu.

"Berisik banget sih kalo kedengeran papa bisa digelandang lo"

"Rumah lo setara benua asia, gak bakal kedengeran" ucap Ree santai menanggapi.

"WOYYYY!!! KATA ELA ADA YANG LAGI JATUH CINTA!!!"

Lagi, Ree kembali berteriak.

Aksa memejamkan kedua matanya, antara kesel karena Ree yang terus berteriak juga kesal karena Stella membocorkan perihal ia yang sedah jatuh cinta.

"Berisik! Gak ada, gak ada yang lagi jatuh cinta" sanggah Aksa.

"Namanya Eira"

Aksa menoleh cepat, "Ha? siapa?"

Ree tersenyum menanggapi, "Gak usah pura-pura Sa, keliatan"

Aksa menipiskan bibir, baiklah ia akan mengaku.

"Cantik ya, anaknya" ucap Aksa tersenyum mengingat.

Ree mengerjap bergidik ngeri, "Jangan senyum sumpah serem banget" katanya yang malah membuat Aksa makin melebarkan senyumannya.

Aneh.

Itu yang ada difikiran Ree saat ini, pasalnya Aksa tak pernah terlihat tersenyum, raut wajah datar dengan mulut yang terkunci rapat seperti enggan berbicara itu menjadi image Aksa selama ini.

Namun, kini.

Aksa tersenyum, bahkan sangat lebar, terlihat jika pemuda itu sedang bahagia.

"Temennya Bayu"

Aksa mengernyit, pemuda itu bahkan sampai memiringkan kepala bingung.

"Gak kenal?" tanya Ree melihat respon bingung pemuda itu.

Aksa menggeleng.

"Anjir Sa?!!! lo gak kenal Eira sih wajar, tapi Bayu?!!!! gak kenal juga?" Ree bertepuk tangan heboh benar-benar tak menyangka.

"Bayu dikenal seantero sekolah, bahkan dikalangan kakak kelas juga dikenal luas, tapi lo? gak kenal? anjirrrr pencapaian" katanya masih speechless.

Aksa hanya diam memperhatikan, pasalnya mau seterkenal apapun orang yang Ree sebutkan itu Aksa tak akan tau jika bukan teman sekelasnya.

"Lo inget gak pas mos Bayu dihukum berdua sama cewek karena telat? abis itu dia teriak kenceng banget manggil Pak Bedu pake sebutan botak bercula yang akhirnya jadi panggilan anak-anak sekarang disekolah"

"Sama cewek?" tanya Aksa mencoba mengingat kembali momen legendaris yang dilakukan Bayu saat MOS kala itu.

Ree mengangguk, "Itu Eira"

Aksa masih berusaha mengingat, "Ah... yang kuncir dua ya?" tanyanya yang diangguki Ree dengan semangat.

"Makanya Sa, maen lo kurang jauh, kalo enggak dikelas pasti diperpus apa gak bosen?" tanya Ree heran sendiri dengan sepupunya itu.

Aksa lebih suka menyendiri, disaat semua orang seumurannya bermain-main, berkeliaran sana sini namun tidak dengan Aksa, pemuda itu lebih memilih menyendiri membaca buku tebal tanpa ada yang mengganggu.

"Iya nanti gue keluar kelas" katanya enteng.

"Ah nanti-nanti mulu, ujung-ujung masih gitu"

"Kali ini enggak" katanya mantap.

"Iyadeh yang lagi falling in love"







-🧚‍♀-






Tangerang, 28 Juni 2022








Orange √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang