PART 10

11.2K 515 37
                                    

Tangisan Agatha sudah mereda tapi masih terdengar isakannya, Dominic terus mengelus kepala belakang Agatha saat gadis itu meringis merasakan kepalanya yang sedikit pusing. Agatha memejamkan matanya merasakan usapan lembut dari tangan besar Dominic pada kepalanya, ia semakin mendusel di dada milik Dominic yang bidang.

"Masih pusing, hm?" Tanya Dominic sembari melingkarkan satu tangannya di pinggang Agatha mengelus perut gadis itu.

Agatha mendongak menatap rahang tegas milik Dominic, "Udah enggak, kakak. Genta nakal! Aku nggak suka," ucapnya.

Dominic menghadiahi kecupan basah di sudut bibir Agatha, pipi gadis itu bersemu merah. "Nanti kakak potong tangannya,"

Ucapan Dominic tidak pernah berbohong, sekalipun Genta itu sahabatnya, ia tidak segan-segan untuk mencelakai siapapun yang telah mencelakai gadisnya.

Bola mata Agatha menatap tajam Dominic, pria itu terkekeh. Tangan besarnya meraup wajah kecil gadisnya, "Don't be like that, I don't like it."

Agatha memutar tubuhnya lalu mendudukkan bokongnya dipangkuan Dominic, sedikit ada yang mengganjal tapi Agatha memilih diam saat vaginanya tepat mendudukki penis milik Dominic.

"Minta maaf, kakak." Lirihnya.

Cup!

Dominic mengangguk lalu mengecup pelipis Agatha beberapa kali. "Jangan potong tangan Genta ya, kakak? Pukul aja tangannya," ujar Agatha.

"Oke, my love." Jawab Dominic.

"Kakak," panggil Agatha pelan.

"I am here, my love." Dominic segera bangun dengan Agatha yang digendongannya, gadis itu memeluk erat lehernya serta kedua kakinya yang melingkar sempurna di pinggangnya memperlihatkan paha putihnya karena rok itu tersingkap.

Selain peka terhadap sesuatu apalagi menyangkut tentang Agatha, Dominic juga tipikal lelaki yang mudah tersinggung dan sedikit sensitif.

"Sweet dreams, little princess." Bisik Dominic tepat di telinga Agatha.

Dominic mengetatkan rahangnya, ia menatap lurus kearah tembok menatapnya tajam. "Genta, sialan!" Umpat Dominic di dalam hati.

Beberapa menit kemudian, Dominic membaringkan tubuh Agatha kembali diranjang saat dirasa gadis itu sudah terlelap dalam tidurnya.

🐙🐙🐙

Dominic membuka pintu unit kesehatan, ia disuguhkan pemandangan sahabat serta sahabat gadisnya yang duduk rapih berjajar dibangku yang memang disediakan disana.

Raut ketiga wajah sahabat gadisnya tampak begitu khawatir, "Kak! Gimana keadaan anak kecil?" Tanya Clara mewakili mereka semua.

"Tidur,"

Semua yang ada disana berdecak kecuali satu orang yang sedang meremas lengan sahabatnya yang duduk disebelahnya, tatapan Dominic seperti ingin memakan dirinya hidup-hidup.

"Ampun, Bos!" Cicit Genta, kedua kakinya gemetar dan celananya sedikit basah.

"Maju lo!" Sentak Dominic.

Genta menggeleng membuat tawa mereka semua pecah melihat wajah Genta yang pucat.

"Sakit, anjing! Dih— jorok, sialan!" Teriak Kaffa saat menyadari celana Genta basah, lelaki itu berdiri menjauh dari Genta.

MY LITTLE AGATHA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang