PART 45

3.8K 292 12
                                    

Paul — nama pria yang menjadi tangan kanan Stefen menghentikkan mobilnya sambil menunggu pintu pagar mansion terbuka, dahinya mengernyit menatap seorang wanita yang tengah duduk di dipinggir pagar.

Sedang apa wanita itu duduk di tengah hujan seperti ini?

"Tuan, apakah itu Nyonya Amber?" Tanya Paul membuat Stefen yang tengah bermain ipad terpaksa berhenti.

Stefen menatap tajam kearah depan, benar disana ada Amber yang tengah duduk dengan seluruh tubuh yang basah karena sore ini kota Jakarta di guyur hujan.

"Sedang apa dia disana? Berani sekali wanita itu menginjakkan kakinya di mansionku!" Marah Stefen.

Paul menatap Stefen dari pantulan kaca spion depan, "Nampaknya Nyonya Amber hanya seorang diri, Tuan. Di sana tidak terlihat Tuan Thomas ataupun bodyguard yang menjaga Nyonya Amber," jelas Paul.

Bruk!

Stefen dan Paul terkejut kala tubuh Amber tumbang, sepertinya Amber telah duduk di sana berjam-jam dan tubuhnya kedinginan sehingga Amber pingsan sekarang.

"Antarkan aku masuk dulu setelah itu kau urus Amber bawa dia ke kamar tamu," titah Stefen pada Paul.

Paul mengangguk paham mendengar perintah Stefen, "Baik, Tuan. Akan saya segera lakukan."

Stefen berjalan masuk ke dalam mansion, suara canda tawa terdengar dari arah ruang keluarga. Seketika senyumnya mengembang melihat Agatha, Anastasya dan Clara tengah bercanda ria.

"Selamat sore semuanya," sapa Stefen membuat mereka bertiga menoleh, Agatha memekik senang dan berlari menubruk tubuh Stefen.

"DADDY!" Teriak Agatha kencang.

"Oh, babyku!" Ucap Stefen sambil menggendong Agatha ala koala.

Anastasya berjalan mengambil tas kerja yang di pegang oleh Stefen, pria itu meraih kepala Anastasya lalu mencium bibirnya dan setelah itu mencium puncak kepala Agatha. Senyum Clara terbit melihat pemandangan keluarga yang harmonis ini, rasanya Clara tidak sanggup jika nantinya Anastasya dan Stefen harus berpisah dengan Agatha.

Clara tidak ingin kebahagiaan Agatha direnggut oleh orangtua kandungnya sendiri.

Melihat senyuman dan tawa yang keluar dari bibir Agatha tampak sekali jika gadis kecil itu bahagia dengan keluarga ini,

Kasih sayang yang begitu besar mereka limpahkan pada Agatha, Clara bisa lihat itu.

Clara hanya bisa berdoa, semoga masalah ini cepat usai tanpa meninggalkan rasa sakit bagi siapapun.

"Hai, Clara." Sapa Stefen sambil mengusak rambut Clara.

Clara tersentak lalu tersenyum canggung, "Eh— hai, Om." Jawab Clara membalas sapaan Stefen.

"Clara melamun ya? Melamun apa sih sampai kaget gitu." Tanya Agatha membuat Clara menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Stefen dan Anastasya terkekeh, "Loh, kok wajah Mommy sama Clara sembab? Kenapa?" Tanya Stefen saat sadar jika wajah Anastasya dan Clara sembab.

"Clara habis curhat sama Mommy tentang kak Amond, Daddy! Kak Amond nakal, masa cewek secantik Cla-Cla di acuhin, ih Atha kesal deh!" Ucap Agatha kesal sambil mengerucutkan bibirnya kesal.

"Nanti Cla-Cla, Atha jodohin sama teman kakak. Teman kakak kan banyak bukan cuma kak Amond ya kan—"

"Aduh ini anak siapa sih?! Gemas banget ya ampun," ujar Stefen sambil menggelitiki perut Agatha.

Diam-diam Clara dan Anastasya tersenyum, mereka berdua terpaksa harus berbohong.

"HAHA, DADDY AMPUN! HUWAAAA—"

MY LITTLE AGATHA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang