PART 9

12.5K 588 103
                                    

"HUEEE, NGGAK MAU KAKAK!" Teriak Agatha kencang sekaligus tangisannya saat melihat Dominic pergi meninggalkan dirinya.

Dominic menghentikkan jalannya, ia menatap ke belakang. "Yaudah ayo! Sini, my love." Ajaknya untuk kesekian lagi.

Agatha menggelengkan kepalanya pelan, "Nggak mau, hiks!"

Dominic menghela nafas sabar, ini salah, itu salah. Ini nggak mau, itu nggak mau. "Terus maunya apa, hm? Ditinggal nggak mau, disuruh ikut juga nggak mau. Baby mau apa? Bilang sama kakak."

Agatha diam tidak menjawab ucapan panjang Dominic, lelaki itu terkekeh melihat wajah adiknya yang gemas. Mereka berdua tengah berdiri di sebuah lorong kelas, karena kelas Dominic free jadilah Dominic mengajak gadisnya untuk berada di kelasnya.

Agatha bimbang antara ikut dengan kakaknya atau masuk ke dalam kelas bersama ketiga sahabatnya.

Dengan langkah cepat Dominic menghampiri sang adik, ia menghapus jejak air mata yang masih tercetak jelas dipipi tembam gadis itu. "Gendong, ya?" Tawar Dominic yang langsung diangguki Agatha.

Agatha memeluk erat leher Dominic sambil menyembunyikan wajahnya disana, ternyata gadisnya ingin digendong? Astaga, Dominic mengumpat dalam hati.

"Atha haus, kak." Ucap Agatha.

Dominic langsung menghentikan langkahnya membuat Agatha memanyunkan bibirnya, "Nggak usah berhenti, ih! Minumnya kalau udah sampai di kelas kakak aja." Rengek Agatha.

"Siap salah," gumam Dominic.

"Kakak, turun!" Pekiknya saat mereka sudah masuk ke dalam lift, Dominic menurunkan Agatha dari gendongannya pelan-pelan. Gadis itu menatap ke arah kaca transparan menampilkan luasnya bangunan sekolah milik Stefen.

Lift berjalan menuju lantai 7, dimana kelas Dominic berada diatas sana. "Bagus banget! Mewah ya kak," ucap Agatha kagum, Dominic mengangguk tersenyum sambil tangannya mengelus pinggang gadisnya.

Ting!

Suara lift berbunyi tanda mereka sudah sampai dilantai 7, "Ayo sayang keluar, kita udah sampai." Ucap Dominic sambil menggandeng lengan Agatha.

"Kakak bukan kayak gini, tapi kayak gini loh." Ucapnya, Agatha masuk ke dalam pelukan Dominic dengan kedua tangan yang melingkar di pinggang lelaki itu.

Dominic terkekeh, ia mengelus rambut panjang Agatha yang dibiarkan tergerai hari ini. "Gemes banget sih," ucapnya.

Di sepanjang jalan tidak henti-hentinya, Agatha memamerkan senyumnya, hari ini suasana hatinya sedang dalam mood baik.

"Rambutnya udah panjang ya, kak? Nanti kita potong ya." Ucap Agatha sambil mendongak menatap wajah Dominic.

Dominic menggeleng tidak setuju, ia suka dengan rambut panjang Agatha yang berwarna blonde itu. Jika rambut Agatha terus dibiarkan panjang memudahkan Dominic mengumpulkan rambut itu menjadi satu saat bermain kuda-kudaan, Eh?!

"Kenapa?" Tanya Agatha.

"Kakak lebih suka rambut panjang kamu kayak gini, my love. Jangan dipotong—" ucapan Dominic terpotong kala teriakan di dalam kelas membuat adiknya tergelonjak kaget.

Dominic berdecak, ia mengusap punggung Agatha pelan. Matanya menatap tajam Genta, "Bocil!!!" Teriak Genta semangat.

"Fuck you, Genta!" Teriak Agatha keras sambil mengacungkan jari tengahnya.

"Haha! Yes, ada bocil bisa gue jahilin nih." Ucap Genta pelan diakhir.

"Jangan mulai, Gen!" Peringat Austin karena tidak mau kelasnya menjadi heboh akibat perbuatan Genta menjahili primadona sekolah ini.

MY LITTLE AGATHA  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang