19 tahun tanpa balasan

50 7 2
                                    

kematian August Vllouren mengguncang organisasi Muggles, tentu tidak disebar luaskan melalui media mengingat dia adalah tokoh hina yang mendapat dukungan pemerintah. Beberapa pejabat tinggi datang menghampiri kremasinya. Tidak ada yang mengira kalau pria sekuat baja itu mati pada usia tepat seratus tahun. Meskipun penyebab kematian sudah dipastikan, tetapi beberapa orang percaya bahwa ada konspirasi dibalik kematiannya.

Sudah dipastikan kekayaannya akan jatuh ke tangan anak angkatnya, Zeean Vllouren. Mengingat anak kandungnya, Megan Vllouren meninggal enam bulan lalu.

Diantara perbincangan panas, Zeean Vllouren memandang sedih peti yang terlalap api. Perlahan, hangus dan menyisakan abu serta duka cita mendalam untuknya. Didepan orang-orang yang ber-belasungkawa pada kematian ayah angkatnya, Zeean terisak kecil, menahan diri agar terlihat kuat.

"Ayah..." Zeean menghapus air matanya dengan sapu tangan, para pelayat tak memperhatikan senyum kepuasan dari bibir berisinya ketika sapu tangan menutup sebagian wajah gagahnya.

Pembakaran selesai, abu August Vllouren dikirim dan disebarkan di kampung halaman, Pretoria, Afrika Selatan. Zeean terbang secara langsung untuk menghantar abu, kenangan terakhir bersama sang ayah tercinta.

Anna yang merupakan tangan kanan August Vllouren ikut serta dalam penyebaran ampas tubuh tuannya. Dia berdiri dibelakang Zeean Vllouren, menyaksikan butiran-butiran halus tenggelam di Nil, sungai terpanjang didunia. Tiba-tiba, memori tentang masa-masa berdarah mengikatnya.

Sembilan belas tahun yang lalu, August Vllouren tertarik mengangkat Zan Alyaz sebagai anak. Sementara gadis menyedihkan dan tidak berguna sepertinya, diperlakukan bak peliharaan. Anatasa Zorka, yang kini dipanggil Anna, tanpa marga, dilatih menjadi mesin pembunuh. Dengan tega, August memberikan pilihan untuk Anna yang masih berusia delapan tahun agar membunuh sepuluh kelinci, melalui pisau, pistol atau senjata berbahaya lain, kalau tidak, nyawanya akan melayang.

Walaupun dunia membencinya, Anna tidak mau cepat-cepat bertemu Tuhan. apalagi melalui kekejaman August. Jadi, terpaksa dia membunuh hewan-hewan lucu itu. dia pikir, semua akan berakhir, namun August menginginkan lebih. Pria keji itu mendorongnya membunuh manusia. Hari itu, seorang pelayan tua menjadi target pertama Anna.

Anna menutup kelopak, menghapus coretan singkat di otak kanan maupun kiri. Tak sadar, kalau Zeean Vllouren tengah menatap dengan kerutan aneh, gadis bodoh, batinnya. Dia bergerak melewati Anna, sambil berkata pelan, "berhenti acting, pria tua itu tak akan menaikkan gajimu."

Anna memutar matanya, dia ingin berteriak dan menyahut, 'Hey, seharusnya aku yang mengatakan itu untukmu,' Tetapi kakinya melangkah mengikuti, menulikan telinga.

Mereka akhirnya kembali ke benua merah dengan misi berbeda. Zeean akan menggantikan August Vllouren sebagai ketua mafia muggles. Sementara Anna, dia ber-ekspirasi berat, mengenai tujuannya setelah ini. jauh dari lubuk hatinya, berharap diangkat menjadi tangan kanan Zeean, dan itu mustahil. Sebab, Anna tahu lebih dari siapapun, kalau pria itu tidak peduli padanya.

Malam telah tiba ketika mereka sampai disalah satu kediaman August Vllouren yang sudah menjadi milik Tuan baru, Zeean Vllouren. Meskipun kosong selama bertahun-tahun, August tetap merawat setiap bagian rumah, seperti anaknya sendiri. Tempat ini juga merupakan awal dari terbuangnya nama Anatasa Zorka dan Zan Alyaz.

Keduanya memasuki pintu, Zeean memimpin jalan, sedangkan Anna mengekor dibelakang. Saat memasuki rumah, bau bunga lavender kesukaan August menyerang indera penciuman. Kenangan demi kenangan menggerogoti mereka. Harus diakui, bahwa setiap momen dirumah ini adalah penderitaan. Dekorasi elegan dan indah tidak membuat mereka melupakan memori waktu kecil.

Zeean mengambil posisi disofa, duduk sambil melonggarkan lilitan dasi. Dia meraih remote televise, kemudian berkata, "Aku ingin kopi."

Anna berjalan ke dapur. Setelah satu menit dia kembali dengan secangkir kopi panas.

"Tanpa gula kan?" Tanya Zeean, mengambil kopinya.

Anna mengangguk mengiyakan.

Aroma kopi menenangkan Zeean, dia melirik wanita itu sebentar lalu menghirup kopi pelan-pelan. Cairan kafein menyusuri tenggorokan, dan kehangatan kopi mengusir kekosongan. Sambil meletakkan cangkir diatas meja berkaca, dia membuka pembicaraan, "Pergilah ke Roma, aku memiliki restaurant disana. Kau bisa memperlajari resep pizza atau spaggeti. Yah, sekaligus mengelolanya."

Anna tertegun, tak sadar mengepalkan tangan, "kau memecatku?"

Zeean tertawa sinis, "Pecat? Itu kata yang terlalu kasar," Zeean menggaruk bibir bawahnya, sensual, dan meneruskan, "Aku hanya mengembalikanmu ketempat yang seharusnya."

Anna menunduk, menatap lantai bersih. Dia memikirkan kata-kata Zeean, dan pernah bercita-cita untuk menjalani hidup normal tanpa ada jeritan nelangsa para korban disekitarnya. Impiannya sejak dahulu, namun bukan sendiri, melainkan bersama Zeean Vllouren. Membayangkan hidup bersama, berbagi suka dan duka, menghadapi rintangan seperti pasangan lain, dan berkeluarga. Ya, hanya bersama pria itu, Zan Alyaz, pangerannya.

Zeean tidak menangkap kegelisahan Anna, dia lebih memilih menghirup kopinya. Butuh beberapa hari untuk mempertimbangkan keputusan ini, memang terlalu kejam. Zeean tidak suka wanita itu ada disisinya, setiap kali dia melihatnya, itu mengingatkan dia pada masa lalunya yang lemah. Dalam hatinya, Anna masih gadis yang sama. Gadis kecil yang memberinya kunci untuk mencuri susu pisang. Gadis lugu baik hati yang bahkan takut menyentuh pisau.

"Tidak bisakah aku tetap disisimu?"

Zeean membisu, seolah keputusannya telah bulat, siapun tak boleh mengubah bentuknya.

Anna tertunduk lesu, dan merasa dirinya hanyalah lelucon. Dia tidak memiliki apapun selain kenangan mereka saat kecil. Lalu, modal apa yang dia miliki untuk tetap berada disisi Zeean Vllouren? Dengan cinta? Kata sifat itu terkesan omong kosong.

Atau kah dengan modal pengorbanan? Dimana dia pernah terpaksa menyerahkan keperawanan nya untuk menyelamatkan pria itu dari serangkaian pristiwa masa lalu?

Sangat memalukan! Tetapi memutus rasa cintanya terasa enggan. Anna mengakui tanpa berdebat pada diri sendiri. Untuk perasaan tak terbalas selama Sembilan belas tahun, apakah kau pikir mudah dimusnahkan? Jika mudah, Anna tidak akan merelakan segalanya untuk pria ini.

"Tidak," jawab Zeean tanpa berpikir panjang.

Keheningan menyelimuti, dan Anna merasa harapannya terkelupas. jika boleh memilih, dia ingin membuang cintanya, atau setidaknya memberikannya kepada orang yang layak. Andai dia mampu, sudah bertahun-tahun lalu dia melakukan hal itu.

"Bisakah kau pergi? Banyak hal yang harus ku urus," Zeean membuka suara.

"Zan Alyaz," itu adalah nama asli Zeean Vllouren, dan Anna berani memanggil dengan nada mengandung nostalgia didalamnya. Sesuai maknanya, Zan berarti tampan, dan Alyaz yaitu cerdas.

Jauh disudut hati, Zeean memiliki kerinduan mengenai nama kelahirannya.

"Aku mohon, biarkan aku tetap di posisi seperti ini," keputusasaan nampak jelas.

Dia akan mencintai pria lain, dia percaya itu. mungkin bukan sekarang-sekarang ini, suatu hari nanti, dan ketika hari itu datang, dia akan berkata "aku mencintaimu, kakak Zeean" bukan dengan intonasi tulus melainkan penuh canda ria seperti seorang adik.

"Tidak," masih dengan jawaban yang sama, dan Anna bergetar sebentar, sebelum akhirnya pamit undur diri.

Tubuh Zeean kaku, dia tak enak hati mendengar permohonan Anna untuk pertama kali. Sudah dia bilang, rasa bersalah menghancurkan rasionalisme seseorang.

Dia tidak boleh goyah, ada banyak rencana yang harus terselesaikan.

Tbc

Failed PlanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang