Apa kau pernah merasa bahwa peranmu tidak berguna untuk siapapun?Atau mengapa kau dilahirkan ke dunia ini dengan bekal trauma dan kebencian?
Apa kau pernah putus asa untuk dirimu sendiri?
Anna selalu merasakan, ketika semua orang menganggapnya tidak lebih penting dari pada sampah di jalanan. Atau saat masa kelam membayangi tidurnya, menghantui mimpinya hingga menghasilkan kebencian mendalam untuk dunia.
Siapa yang memperlakukannya seperti manusia? Hampir tidak ada.
Ibunya berpikir, dia adalah suatu kesalahan yang harus dimusnahkan. August Vllouren menganggapnya sebagai mesin pembunuh dan peliharaan. Sementara Zeean Vllouren, pria yang dicintainya, hanya menjadikannya sebuah samsak tinju, bertekat mengalahkannya atas provokasi ayah angkatnya.
Anna frustasi, dia akan terbangun tengah malam dan mencari obat tidur, memerangi imsonia lebih berat daripada apapun. Semakin dewasa, seseorang akan kehilangan jam istirahat, bermain-main dengan waktu terasa buang-buang tenaga. Saat dewasa, Anna menyadari bahwa luka masa kecil masih tetap menggerayangi.
Setiap manusia menginginkan yang terbaik dalam hidupnya. Tetapi, tidak semua hal baik menghampirimu. Terkadang ada beberapa hal buruk, dan itu bukanlah akhir dari segalanya. Jika memang akhir, Anna sudah berada dipuncak yang paling akhir dari semua akhir.
Satu-satunya harapan baik Anna cuma tentang cintanya saja. Dia tidak cukup berani menagih balasan dari Zeean. mereka seperti dua kutub magnet selatan dan utara, seberapa keras pun didekatkan, tidak akan pernah bersatu, meskipun bisa, itu hanya beberapa detik. Setelahnya, kami bagai kedua kutub yang berbeda tujuan dan arah. Sebenarnya, Anna yakin, Zeean lah yang selalu buang arah.
Dan siapa yang menyangka, kalau Tuhan sedang memberikan kesempatan agar Anna menerima harapan baik itu.
Baru saja kemarin Anna berniat focus dengan kehidupanya sendiri, tanpa Zeean dan hanya mengingat kenangan mereka. Namun, Pria itu malah hadir lagi, menyambung kisah lama yang hampir terputus oleh perbedaan dan jarak. Dia merasa aneh, mengapa takdir seolah mempermainkannya?
Sore itu, saat Anna selesai menutup restoran dan akan pulang, Zeean datang dari jalan setapak bersalju, dia mengenakan tuxedo maroon dengan turtle neck tebal, membawa payung hitam bak melayat. Rela jauh-jauh dari negara lain untuk menemuinya. Apakah ini hal baik yang Anna harapkan?
"Will you Marry me?" Suara Zeean parau, Seperti butuh kekuatan besar untuk mengutarakan.
Anna mengigil, antara kedinginan atau terkejut pada kebahagiaan dadakan. Salju mengisi jarak posisi mereka, dan Anna tidak memperhatikan keindahan pernak pernik beku, sebab retinanya lebih menerima postur pria itu.
Dia masih sangat mencintainya, rindu mendekapnya sampai sesak. Namun, tidak pernah sekalipun dia membayangkan berada disituasi ini. melihat Zeean saja sudah cukup untuk menenangkan rindu, apalagi menikahinya. Apakah ini akhir yang baik?
Tak seperti lamaran kebanyakan, intonasi pria itu kuat dan tidak tenggang rasa terhadap penolakan. Jadi Anna tak bisa menyanggah, terutama karena dia mencintainya.
"Yes, i will," Anna menarik kurva di bibir ranumnya, dia terharu hingga meneteskan air mata.
Sebut saja Anna gila, atau bodoh. Seorang pria yang tak menyukainya tiba-tiba melamar, dan dia tidak bertanya kenapa?
Tetapi hei, dia Anatasa Zorka, yang mencintai Zan Alyaz tanpa alasan apapun. Jika sebab akibat menjadi pondasi cintanya, sudah lama dia berhenti mencintai pria itu.
Dia pernah berada di titik ingin menyerah, itu adalah ketika dirinya dijadikan bahan pukulan terus menerus untuk membuktikan kemenangan didepan August Vllouren.
KAMU SEDANG MEMBACA
Failed Plan
Mystère / ThrillerZan Alyaz tumbuh dengan kebencian yang mengakar, merambat menjadi dendam tak berkesudahan. Kematian kedua orang tuanya akan membawa dia pada dunia gelap dimana membunuh sangatlah lumrah. Dia harus mempelajari banyak hal, untuk membalas kematian ay...