Seberapa banyak kau mencintainya, maka sebanyak itulah lukamu.
***
"Aku tak ingin kembali, aku sudah memperjelasnya,"
Petter Rich mengangkat suara Sebelum sang penelpon memulai obrolan. Dia tahu ayahnya, Billy Rich, takkan pernah goyah untuk membujuknya agar berpartisipasi dalam pesta perusahaan.
"Kau pikir aku mengundangmu hadir karena merindukanmu?" Pertanyaan retorik keluar dari bibir kering pria tua itu.
"Semua demi nama baik anggota keluarga Rich, apa kata orang-orang jika penerus Luviar tak datang ke acara besar ini?"
Petter berdecak sebal, meskipun sakit hati, dia tetap terlihat kebal. Bagaimana mungkin ada seorang ayah yang sedingin Billy? Pria konservatif itu hanya membanggakan perusahaan daripada anak-anaknya.
Billy sangat tahu seberapa tinggi tingkat kekeraskepalaan putra semata wayangnya. Jadi, dia mengambil nafasnya perlahan dan menghembuskan, lalu berkata penuh ancaman, "jika kau tak hadir, maka aku akan menyebarkan siapa nama aslimu!"
Petter membelalakkan matanya, ayahnya licik. Kelemahannya adalah tentang rahasia nama kelahirannya yang seperti noda dalam kehidupan superiornya.
Ah tidak, hanya Petter sendiri yang merasa bahwa identitas aslinya sangat menganggu.
Dia tak mau orang lain mengenalnya sebagai Jack Rich. Dia adalah Petter Rich, si aktor tertampan, terkeren, dan terkaya. Hei, jangan salahkan sifat narsistiknya, itu semua memang fakta.
Dia menggerutu dalam hati, "sial!"
Tetapi, yang dia utarakan ke ayahnya hanyalah, "baiklah, aku akan datang,"
Dia langsung memutuskan jaringan, dengan kesal membuang androidnya ke sofa.
Netranya teralihkan oleh beberapa piala yang terpanjang, itu adalah penghargaan dari karya-karyanya di dunia perfilman. Ironisnya, tahun depan, dia takkan bisa meraih piala lain lagi, atau jika dia memang diberi kesempatan untuk mendapatkan, pasti dirinya tidak akan mendapat peluang untuk menerima secara langsung diatas panggung.
Karena mungkin dirinya telah tiada di dunia ini.
Namun, dia tak pernah menyesal menjadi seorang aktor, atau badut yang seperti ayahnya bilang. Sebab, satu-satunya hal yang membuktikan bahwa dirinya pernah ada di dunia ini hanyalah dari karyanya.
Karya akan tetap hidup walau yang berkarya telah mati.
Dibalik kecemasan atas kematian yang sedikit lagi mendekapnya, di tempat lain namun dalam kurum waktu yang sama, Anna memandang setiap gaun indah yang terpajang. Sekarang dia dan Zeean sedang berada di area favorit orang-orang elit. Banyak sekali gaun mewah, tas, sepatu, serta aksesoris lainnya. Ini adalah surganya wanita.
"Kami merekomendasikan beberapa gaun pesta untuk Nyonya. Ini adalah edisi terbatas, apakah anda menyukai salah satunya?"
Bukan pelayan atau manager yang memperkenalkan barangnya, tetapi pemilik tempat ini secara langsung menawarkan. Jelas sekali, Zeean sangat tersohor sampai-sampai seorang direktur fashion mode yang terkenal sombong dan tertutup harus keluar dari zona nyamannya hanya untuk melayani pria itu.
"Satu?" Zeean meneruskan, "kami mengambil semuanya, beserta sepatu dan tas termahal disini. Jangan lupakan aksesoris,"
Anna melongo tak percaya. Dia mengira kupingnya sedang kemasukan serangga atau air. Sebab, hari ini, dia merasa Zeean sedang memerankan karakter pria royal dan tampan yang suka membahagiakan pasangan.
"Baiklah, bagaimana jika Nyonya mencobanya satu-persatu," saran direktur segera dihempaskan begitu saja oleh Zeean.
"Tidak perlu, dengan pakaian apapun, dia tetap cantik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Failed Plan
Mystery / ThrillerZan Alyaz tumbuh dengan kebencian yang mengakar, merambat menjadi dendam tak berkesudahan. Kematian kedua orang tuanya akan membawa dia pada dunia gelap dimana membunuh sangatlah lumrah. Dia harus mempelajari banyak hal, untuk membalas kematian ay...