010 || Reset, Halilintar ❥

1.5K 193 8
                                    

✯ Kenapa harus makan, kalau nanti lapar? ✯

★ ★ ☯ ★

Ugh.

Aku sudah meminum DUA obat dari Thorn, tapi tetap terasa sesak setiap kali menjelajah. Sudah banyak monster yang kukalahlan tapi belum juga kutemukan Meteorit Cor. Bahkan udara di hutan ini sudah mengandung gas beracun, apalagi cairan yang disuntikkan monster-monster di dalamnya.

└| Kurasa kita belum cukup kuat untuk maju, memang akupun tidak berhasil mendapat Meteorit Cor. Kenapa kau terus memaksakan? |┐

'Karena ... siapa tahu aku bisa bertemu kakek itu.'

└| Kakek apa? Yang menolongku waktu itu? |┐

'I-iya.' Aku menjadikan lututku sebagai penumpu kala hendak terjatuh. Udaranya semakin membuat sesak, aku mengeluarkan obat Thorn dan memakan lagi. Sudah habis tiga, tersisa dua lagi dan aku baru uhm ... sekitar 5 menit berjelajah di sini. 'Aku tidak akan menemukannya, aku harus kembali sebelum adik-adikku khawatir. Lagian di mana sih dia?'

"G-gerakan kih—ugh!"

└| Cih, inikah ending alternatifku? |┐

'Oy sabar! Orang mau pingsan malah disewot!'

"Obat dengan kadar elemen selemah itu tidak akan membuatmu lepas dari pengaruh racun di sini."

'Aha! Tokoh penting pasti datang di akhir!'

└| Dia menemukanmu, jadi? |┐

'Kau tunggu.' Aku menaikkan pandangan, terlihat seorang pria tua berjenggot tengah berdiri dengan tongkat sebagai pacuan. Pria itu memberi tangan padaku dan aku menerimanya untuk bangkit. "K-kaukah Hang Kasa? Sang leluhur elemental Geo?"

└| Leluhur elemen—kenapa kau tidak pernah menceritakannya padaku?! Darimana kau tahu?! Aku saja tak pernah menemukan infonya! |┐

Memang Halilintar tidak bertemu dengannya, tapi di novel ada scene sekilas antara Retak'ka dan Hang Kasa yang merupakan leluhur elemental. Aku menerima obat yang diberikan Hang Kasa, sudah mujarab dan dalam satu menit membuat efek sesak di dadaku hilang. "Ah, terima kasih Hang Kasa."

[Wajah dan ekspresi Hang Kasa]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Wajah dan ekspresi Hang Kasa]

Hang Kasa, pria tua itu mengangguk, tapi kemudian ekspresinya menyelidik sambil mengelus jenggot. "Hm? Eh bro, darimana kamu tahu nama saya? Kan saya engga pernah pamer, keluar dari hutan juga mana ada!" tukasnya heran. "Bro, kamu oke?"

'BAHAHAHA bisa-bisanya aku lupa seberapa absurb Hang Kasa ini ketika bertemu Retak'ka HAHAHA!' Aku tertawa di luar, tapi tertahan karena keselek racun yang untungnya diberi minum oleh Hang Kasa. Setidaknya mentalku tertawa ngakak, ah Halilintar alergi tertawa, aku juga bingung kenapa hal seperti ini terlihat tak lucu baginya.

RESET ➜ HALILINTAR [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang