RESET ➜ HALILINTAR [COMPLETED ✔]

006 || Reset, Halilintar ❥

✯ Kamu sedih? Lagi ada masalah? ✯

★ ★ ☯ ★ ★

[Obat anti alergi modern, di zaman ini tidak ada obat dengan bungkusan seperti itu]

Antihistamin adalah kelompok obat yang digunakan untuk meredakan keluhan atau gejala akibat reaksi alergi. Hanya setelah aku mendapat informasi tersebut, ponselku ngadat dan mati di tengah jalan. Baterai sudah habis, aku pemilik kekuasaan petir tak tahu bagaimana cara mengalirkan energiku ke benda elektronik. Materi listrik statis dan dinamis terlalu meresahkan untuk aku pelajari di masa ini.

"Antihistamin, ya? Padahal aku mau buka map untuk lihat apotik terdekat." Aku menjatuhkan diri di kasur, kaosku sedikit basah oleh keringat bekas latihan. Menjelang akhir Desember, aku akan menghabiskan waktu bersama adik-adikku. Lalu di bulan Januari adalah waktu pengumpulan item dan bukti jahat Retak'ka, bulan Februari istilahnya perang dingin Halilintar dan Retak'ka karena rahasianya terbongkar.

Selama perang dingin dan saudaraku telah pulang berlibur, adik-adikku menyadari ada yang salah denganku. Aku—Halilintar di novel, sadar bahwa aku terlihat seperti tokoh jahat di mata mereka. Inilah yang harus dihindari.

Hari ini mereka akan memulai sarapan di istana utama. Agak ngantuk sih karena semalaman latihan fisik, tapi tak apalah. Tubuh Halilintar ideal ya, aku merasa lebih sigap berolahraga dengan tubuh ini. Dari segi pengendalian pedang, yah memang Halilintar memiliki refleks yang bagus, tapi kekuasaan elemental aku kurang sreg, harus banyak berlatih nih.

"Pangeran? Pangeran Taufan sudah menunggu."

Selalu saja datang, aku tak ingat kapan Taufan untuk sehari saja tidak menghampiri. Aku dan keenam adikku mencoba membangun hubungan baik, ini berjalan lancar karena buktinya yang menungguku bukan hanya Taufan, melainkan adik-adik lainnya. 'Komplit nih, ahay~! Jadi inget adik-kakakku di dunia sebelah.'

└| Kau merindukan mereka? |┐

'Nope, kita sedang ada konflik.'

"Kak Hali—eh, Thorn boleh memanggil kakak 'kak Hali', kan?" Thorn nampak was-was, bersiap kena teguran. Namun, hal yang meresponnya adalah elusan di puncak kepala.

"Gapapa, kok." Aku mengangkat tanganku.

"Eh!" Thorn menarik tanganku, ia menyimpannya lagi di atas kepala. "Lakukan itu sampai kita tiba di istana~ Thorn menyukainya hehehe~!"

Sebatas elusan untuk membuat anak orang bahagia? Yap, tidak masalah. Di duniaku, cara orang untuk bahagia biasanya harus dibelikan sesuatu. Standar bahagia tiap orang beda-beda, ya? Tadinya aku menaiki keretaku, tetapi para elemental—adik-adikku berkata mereka sudah mempersiapkan satu kereta untuk menampung kita semua di dalamnya. Sempit, tapi oke.

"Taufan," panggilku pelan. "Bisa tidak kau geser? Aku terhimpit antara kau dan Thorn!" desisku.

Taufan menyingkir, walau lagi-lagi terkadang ia secara tak sadar menggeser ke arahku. Memang mereka ini lengket ya, deskripsi novel tidak main-main saat menyebutkan Halilintar adalah panutan Taufan. Sayang sekali panutan itu berakhir karena kesalahpahaman dan Taufan yang merupakan adik terdekat Halilintar malah menjadi salah satu penyebab Halilintar mati.