003 || Reset, Halilintar ❥

2.3K 233 13
                                    

✯ Kalau kamu hidup, berarti kamu napas ✯

★ ★ ☯ ★ ★

"Dia tidak ikut."

Tawa sinis keluar dari lelaki berkacamata, ia membenarkan posisi kacamatanya ke pangkal hidung. "Tiap tahun ia tak pernah ikut, apa yang kau harapkan di tahun ini? Apalagi di umur 17 tahun ia dinyatakan akan berperan di istana utama. Di umur sekarang saja dia memiliki kuasa atas daerah bagiannya," Solar berdecih kesal.

 Di umur sekarang saja dia memiliki kuasa atas daerah bagiannya," Solar berdecih kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Kerajaan Elemental: Iliako - Solar]

Solar, satu-satunya pangeran yang membutuhkan alat bantu berupa kacamata. Padahal mata adalah sumber kekuatannya di mana ia bisa menembak. Istananya pun dikenal sebagai istana paling terang, warna dominannya putih dan ia selalu bangga dengan barang 'estetik' berupa hasil eksperimennya yang sengaja ia pajang di museum—istananya.

Taufan menghela napas panjang. "Yah kita kan tidak tahu. Aku kira kak Halilintar berpikir karena ini tahun terakhir kebebasannya, ia akan terbuka sedikit." Lelaki bermata safir itu mengedikkan bahu, ia memang kecewa tapi sudah diprediksi.

"Mungkin putra mahkota sedang sibuk, kita kan terbiasa menikmati acara ini berenam." Gempa melipat dua tangan di depan dada, agak kaku baginya menyebut Halilintar dengan panggilan 'kakak' karena Halilintar pernah menuntut mereka untuk dewasa dan pakailah honorific yang sesuai dengan peran mereka di kerajaan.

Ice? Sedari tadi ia hanya mendengarkan. Tidak ada minat ikut bicara, toh ia hadir saja sudah cukup daripada si kakak pertama yang absen mulu tiap acara. Mereka paham, mungkin Halilintar melakukannya karena ialah yang tertua, tapi cara Halilintar memberi batas pada jabatan Tuhan membuat mereka kesal. Masa Tuhan yang memberi gelar adik-kakak bisa dikalahkan dengan peran pangeran kerajaan?

Dahulu mereka dititipkan pada seorang petani sekaligus pebisnis coklat-Tok Aba. Tok Aba meninggal saat mereka menginjak umur 10 tahun, tepat saat keberadaan mereka bertujuh ditunjuk oleh raja Retak'ka sebagai penerus pangeran elemental. Mereka berhutang banyak pada Retak'ka, berkat Retak'ka lah tiap elemen bergabung, ia memiliki visi menyatukan setiap elemen yang ada agar tak terjadi perpecahan.

Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.

"Aku akan mengantar pangeran Thorn berlatih menguasai kekuatan elementalnya, kalian bisa diskusi dahulu ke mana rencana liburan kita kali ini," Gempa pamit, disambut oleh lelaki bermata emerald yang melambaikan tangan. Selalu ada latihan elemental, tapi pelatihan Thorne paling ketat karena Dendro dianggap sebagai elemen terlemah yang butuh penguasaan tinggi untuk jadi kuat.

Solar tersenyum singkat. "Semangat ya, Thorn."

Tersisa Taufan, Blaze, Ice, dan Solar. Siapa di antara mereka yang pandai berencana? Diskusi? Ha, Taufan dan Blaze mudah terdistraksi, sementara Ais malah tertidur. Solar memutar bola mata. "Jangan salahkan aku jika pilihan liburanku tidak sesuai dengan selera kalian."

RESET ➜ HALILINTAR [COMPLETED ✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang