15. Satu Minggu Aja, Lea

2.2K 138 27
                                    

Chel, sebelumnya aku minta maaf banget soal part 15 ini. Karena, beberapa kali aku publish dan un publish, aku un publish itu karena memang tulisan aku belum selesai. Tapi, malah kepencet publikasikan beberapa kali, bahkan aku sampe kesel sendiri dan mau berhenti nulis aja.

Kenapa bisa kepencet publikasikan sampe beberapa kali gitu?

Aku juga kurang tahu, tapi yang jelas itu semua karena handphone aku ngelag dan keluar-keluar sendiri gitu dari aplikasi

Kalian ada saran biar handphone nya nggak kayak gitu lagi?

Intinya aku minta maaf banget sama kalian.

Aku sama sekali nggak bermaksud buat nge PHP in kalian semua.

Sekali lagi aku minta maaf yaaa 💗💗💗💗💗💗














"Sebentar doang, Lea..." lirih Azzam.

"Sebentar nya itu berapa lama?" tanya Lea.

"Satu minggu."

Lea refleks menampar lengan Azzam, dan Azzam sama sekali tidak menghiraukan itu.

"SATU MINGGU ITU LAMA."

Azzam meminta izin untuk pergi ke Singapura selama satu Minggu. Katanya, ada acara yang harus ia isi, bersama teman pondoknya. Ia dan Agam akan mengisi sebuah ceramah berbahasa inggris, karena tidak ada yang sanggup atas undangan itu, akhirnya Azzam dan Agam sepakat untuk ikut sebagai perwakilan

Lea yang mendengar itupun menjadi sedih, karena harus ditinggalkan oleh Azzam. Walau hanya satu minggu, itu tetap akan terasa lama bagi Lea.

"Aku nggak bakalan lama, sayang."

"Tapi satu minggu itu lama," jawab Lea.

"Kata siapa satu minggu itu lama?"

"Kata aku," jawab Lea.

Azzam mendekat ke arah Lea lalu mengusap lembut rambut panjang milik Lea.
"cup cup cup, udah ya sayang jangan nangis lagi."

"Jangan di gituin, nanti makin tambah jadi nangis nya," ucap Lea dan langsung memeluk tubuh Azzam dan langsung di balas pelukannya oleh Azzam.

Azzam terkekeh geli. "Jadi mau gimana? Mau di peluk? Ini udah di peluk, atau mau di cium?" godanya.

Lea memukul pundak Azzam yang ia peluk "Ga usah bercanda," ujarnya.

Azzam kembali menggerakkan tangannya untuk mengelus rambut milik Lea. "yaudah, jadinya kamu mau apa?"

Perlahan tangis Lea mulai mereda. "Aku maunya kamu jangan pergi," ucap Lea.

Azzam melepas pelukannya, lalu menggenggam tangan Lea penuh rasa sayang. "Maaf, kalau itu aku nggak bisa." lirih Azzam.

"Percaya sama aku, aku pasti bakalan balik cepat kok," lanjut Azzam.

Lea mengulurkan jari kelingking nya ke arah Azzam. "Janji?"

"Iya, janji." ucap Azzam seraya menyatukan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Lea.

---

Lea memasuki ruang kelas dengan muka yang sangat kusut. Mood Lea semakin buruk ketika melihat muka menyebalkan dari kedua temannya itu.

"Kenapa lo? Pagi-pagi udah di tekuk aja itu muka," ucap Liona.

"Ga." jawab Lea ketus

Liora memperlihatkan surat yang ia pegang kepada Lea. "Lea, liat deh ada surat. Gue nemu di laci meja lo, pasti ini buat lo."

"Lo udah baca?" tanya Lea dan di balas dengan gelengan kepala dari Liora.

MAS SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang