Chapter 27

1.6K 118 7
                                    

-Tidak seperti yang kalian lihat-
(Jevran Rakaputra)

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

................................................................................
JEVRAN
................................................................................

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Hari demi hari terus berlalu semenjak kejadian dimana Jevran benar-benar bahagia karena ia mendapatkan hadiah yang sangat ia inginkan Yaitu benda maupun kasih sayang.

Dikamar Jevran tengah sibuk di kamarnya ia sedang mencetak beberapa foto dan ia sedang memasukkan foto ia saat wisuda. Foto itu sudah mengambilnya dari sekolah dan foto itu pun sudah di cetak, dan tak lupa juga saat kemarin ia selesai mengambil fotonya di sekolah ia mampir untuk membeli sebuah album foto dan bingkai foto untuk menempati foto-foto ini didalam situ.

Jevran menata dan menyusun dengan rapih bingkai foto tersebut di atas mejanya lalu ia meletakkan sebuah album foto yang dimana isinya terdapat foto-foto dirinya maupun bersama keluarganya waktu acara wisuda abangnya. Setelah merapihkan foto-foto tersebut Jevran berniat ingin ke lantai bawah untuk mencari makan karena sedari tadi perutnya terus mengeluarkan bunyi yang bertanda perut itu ingin di isi oleh makanan, namun saat ia hendak berdiri dari posisi duduknya di kursi tiba-tiba ia merasakan ada yang keluar dari hidungnya dan benar saja saat ia memegang untuk memastikan apa yang keluar dari hidungnya ia menemukan cairan merah dengan bau anyir tentunya tidak salah lagi Jevran kini tengah mimisan. Terburu-buru Jevran bangkit dan berlari memasuki kamar mandi yang terletak di dalam kamar tidurnya, Jevran membasuh dan membersihkan darah yang keluar dari hidungnya di wastafel namun kini ia sedikit kesulitan karena darah itu terus saja keluar dan susah untuk berhenti. Jevran yang tengah membersihkan darah itu pun tiba-tiba merasakan rasa sakit yang menerjang kepalanya tetapi kini rasa sakit itu begitu menyakitkan di bandingnya yang sebelum-sebelumnya.

"AARRGHHH..."

suara erangan Jevran terdengar begitu menyakitkan kini ia bersandar pada dinding kamar mandi dengan tangan yang terus mencengkram bagian kepalanya guna untuk menghilangkan rasa sakit namun usaha ia gagal justru kini rasa sakitnya terus menambah. Sekarang Jevran tumbang di dinginnya lantai kamar mandi matanya terus terpejam dengan muka pucat pasi akibat menahan rasa sakit yang begitu menyakitkan.

Jevran dan Dunianya [LJN] | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang