-Tidak seperti yang kalian lihat-
(Jevran Rakaputra).
.
.
.
.
.
.
.
.
.
................................................................................
JEVRAN
................................................................................
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Sesampainya di rumah Jevran memarkirkan motornya di garasi dan ia berjalan masuk ke dalam rumah, saat di depan pintu ia melihat mobil abangnya yang terparkir di depan rumahnya ia baru menyadari itu lalu ia masuk. Saat sudah masuk ia melihat abangnya yang sedang menunggu di ruang keluarga, Jevran berjalan lalu menaiki tangga tanpa menghampiri abangnya. Marven yang melihat adiknya sudah naik ke atas hanya diam melihat adiknya berjalan keatas.
Jevran masuk ke dalam kamar lalu menutup pintu tersebut, ia meletakkan barang yang ia beli tadi di atas meja lalu ia membuka jaket, topi yang ia kenakan saat pergi tadi, Jevran terduduk di ujung kasur dan memainkan ponselnya. Saat ia sedang fokus dengan handphone tiba-tiba pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
Tokk.. tokk.. tokk..
"Masuk aja"
Ucap Jevran, lalu pintu itu terbuka. Jevran diam ternyata abangnya yang mengetuk pintu tersebut. Marven berjalan mendekati Jevran dan tanpa aba-aba ia langsung memeluk tubuh adiknya itu.
"Jevran, maafin abang ya. Abang tau kamu pasti sedih melihat kejadian semalam, maafin abang ya."
Jevran diam mematung dan tidak membalas pelukan abangnya itu, masih ada sedikit ada rasa kecewa yang Jevran rasakan namun ia tak bisa terlalu lama memendam rasa kecewa itu di dalam hatinya. Jevran mendorong pelan badan Marven agar melepas pelukan dari tubuhnya.
"Abang, it's okay"
"Maaf, Abang benar-benar minta maaf udah menyakiti hati kamu"
"Abang, ga usah di pikirkan lagi. Jevran tau kok gak apa-apa"
Setelah itu Jevran memeluk sebentar abangnya lalu melepaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevran dan Dunianya [LJN] | END
Roman pour AdolescentsTerkadang apa yang ku rasakan saat ini adalah sesaknya beban hidup yang menghimpit jalan takdirku. Membuatku harus berjuang tanpa hasil yang maksimal hanya karena hal yang sepele. Aku berfikir apa kehadiran ku adalah sebuah kesalahan? Kenapa dunia...