Nyatanya ketidak populeran Nanon di sekolah hanya bertahan di minggu pertama saja. Entah bagaimana nama Nanon mulai banyak dibicarakan oleh para siswi di sekolah mereka. Beberapa hari sejak pertama kali masuk nama Nanon mulai populer di angkatannya saja dan semakin hari semakin banyak siswi yang penasaran karena wajah tampan dan keramahannya, dibumbui desas-desus yang mengatakan bahwa Nanon adalah siswa paling tampan di sekolah lamanya.
"Chimon, kau alumni SMP X kan?" Tanya seorang siswi yang merupakan salah satu teman sekelas Chimon.
"Ya... kenapa?"
Siswi itu tampak antusias dan menarik bangku untuk duduk di depan Chimon.
"Apa kau mengenal Nanon Korapat?"
Chimon menaikkan sebalah alisnya bingung.
"Ituloh siswa baru yang sering dibicarakan anak-anak. Apa dia benar-benar siswa paling tampan di sekolah kalian? Setampan apa dia sampai populer di kalangan anak-anak perempuan?"
"A...ah... Nanon Korapat yang itu. Dia sekolah di sini juga ternyata"
Siswi itu menggoyang-goyangkan lengan Chimon pelan, "jadi bagaimana? Apa dia benar-benar tampan?"
Chimon memiringkan kepalanya sejenak kemudian memilih kembali melanjutkan kegiatan belajarnya yang sempat terhenti.
"Ya, dia tampan. Aku hanya tau itu"
Gadis itu memanyunkan bibirnya kecewa.
"Benar-benar tidak mengenalnya?"
"Tidak"
Gadis itu menghela napas kemudian berdiri dan mengembalikan bangku yang di dudukinya tadi.
"Ya sudah, terima kasih infonya Chimon, hehe..."
Chimon memutar bola matanya jengah setelah gadis itu benar-benar meninggalkannya.
Oh astaga... kenapa Nanon mudah sekali menarik perhatian orang-orang sih?!
.
.
.
Senyum Nanon mengembang sempurna ketika netranya menangkap sosok Chimon yang tengah berdiri diantara siswa-siswa lain di halte. Dia sudah mengangkat tangannya bersiap menyapa Chimon ketika tanpa sengaja mata keduanya bertemu, mulutnya bahkan sudah terbuka siap untuk mengeluarkan suara, tapi hal itu harus tertahan ketika tiba-tiba Chimon memutus kontak mata mereka kemudian buru-buru menaiki bus yang baru saja tiba.Dahi Nanon mengernyit heran, "eh? Bukankah bus itu tidak mengarah ke halte terdekat rumah?" Gumamnya.
Tak lama kemudian ia mengedikkan bahu dan melanjutkan langkahnya menuju halte, "mungkin sedang ada kepentingan lain"
.
.
.
"Nanon!"Nanon yang tengah asik berjalan sembari memainkan tali sepatunya yang dibiarkan terlepas sontak menoleh ketika suara Chimon yang begitu dihafalnya menyapa pendengarannya. Ia lantas berlari kecil menghampiri phi kesayangannya itu.
Senyum Nanon terkembang setelah berada di hadapan Chimon, "Phi, ke__"
Belum selesai mengucapkan kalimatnya Chimon langsung menarik Nanon ke arah kedai es krim kecil langganan mereka sejak masih kecil.
"Mau yang mana?"
"Hm? Matcha" ucap Nanon meskipun ia masih bingung kenapa tiba-tiba Chimon mentraktirnya.
"Ini"
Nanon menerima satu cone es krim yang disodorkan Chimon dengan senang hati, kemudian pemuda yang lebih tua darinya itu kembali menarik tangan Nanon untuk pergi setelah ia mendapatkan es krim vanilanya sekaligus menyelesaikan pembayaran.
"Kenapa phi tiba-tiba mentraktirku es krim?" Tanya Nanon disela kegiatan makannya.
"Hanya ingin" jawab Chimon enteng,
"Oh, duduk di taman dulu yuk!"
Nanon mengangguk dan dengan pasrah mengikuti Chimon yang kembali menarik tangannya.
.
.
.
"Non, aku ingin membuat kesepakatan denganmu" ucap Chimon memecah keheningan diantara keduanya setelah es krim masing-masing habis."Eung? Jadi yang tadi itu sogokan?"
Chimon mendengus geli, "bukan, tentu saja aku hanya ingin"
Nanon mengangguk, "kesepakatan apa?"
"Bertindaklah seolah kita tidak saling mengenal selama di sekolah"
Nanon langsung menatap Chimon, sebelah alisnya terangkat, sedikit tidak suka dengan ucapan Chimon.
"Kenapa?"
Chimon memandang ke depan kemudian menghela napas panjang.
"Kau tau aku berada di kelas 3 kan?"
"Hm"
"Itu artinya aku harus berjuang lebih keras, ujian masuk universitas semakin dekat"
"Lalu apa hubungannya?"
Chimom menoleh menatap wajah Nanon serius, "aku butuh suasana tenang"
Lagi-lagi Nanon menaikkan sebelah alisnya tidak mengerti maksud pembicaraan Chimon.
"Hh... aku pikir kau akan menjadi populer kembali di sekolah"
Nanom terkekeh geli, "hari ini bahkan baru awal minggu keduaku di sekolah, bisa-bisanya kau bilang begitu. Apa phiku ini seorang peramal, huh?"
"Nanon aku serius"
Nanon merubah ekspresi jenakanya menjadi datar.
"Lalu apa hubungannya?"
"Kau ingat saat kita di SMP dulu? Kau begitu populer terutama di kalangan perempuan. Hampir setiap hari aku selalu mendapatkan pertanyaan tentangmu, bahkan tak jarang menerima titipan hadiah untukmu. Dulu mungkin aku tidak masalah meskipun aku sedikit merasa risih, tapi untuk kali ini aku tidak mau itu terjadi lagi. Aku tidak ingin konsentrasi belajarku terganggu karena pertanyaan-pertanyaan bodoh itu, aku tidak mau menjadi kurirmu lagi, aku tidak mau menjadi penyampai salam untukmu lagi. Aku hanya ingin fokus dengan belajarku. Jadi... bisakah kau melakukannya?"
Nanon menatap Chimon dengan perasaan bersalah. Selama ini ia tidak tahu phinya itu merasa terbebani karena dirinya.
"Phi, aku minta maaf sudah membebanimu. Harusnya aku menurutimu untuk tidak bersekolah di tempat yang sama denganmu, harusnya aku mengerti kenapa kau merekomendasikan sekolah lain untukku"
Chimon menggeleng dengan senyum tipis, "aku tidak merasa seterbebani itu Non, aku hanya sedikit risih. Dan yah... kita akan bertemu di sekolah yang sama hanya dalam satu tahun. Jadi, bisakah kita bersikap tidak saling mengenal di sekolah? Hanya di sekolah? Kita bisa tetap akrab seperti biasanya di rumah, atau mungkin pergi jalan-jalan bersama, asal tidak ketahuan murid lain di sekolah. Bisakah?"
Nanon diam selama beberapa saat, sebenarnya ia tidak yakin bisa melakukannya.
"Toh kita berjarak dua angkatan, kita tidak akan sering bertemu. Setidaknya kau tak perlu menyapaku saat kita tidak sengaja berpapasan" jelas Chimon sembari menatapnya penuh harap.
Nanon mengambil napas dalam kemudian mengangguk pelan.
"Baiklah"
Kedua sudut bibir Chimon terangkat ke atas, "yeay... sayang banget deh sama Non!" Ucapnya memeluk leher Nanon erat sembari sesekali menggoyang-goyangkannya.
Nanon tersenyum kecil dan membalas pelukan Chimon sembari menepuk-nepuk puncak kepala phi kesayangannya itu.
~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Non&Mon (NAMON)
Fanfiction"aku akan menikah dengan Phi Mon Mon!" Remake cerita @dee2312