"Haha... ayo, Cano!"
Suara tawa riang Nanon seolah memenuhi seluruh rumah. Ia sedang asik bermain bersama Cano, anjing kesayangannya.
"Non... jangan lari-larian di dalam rumah!" Tegur sang Mama yang tengah sibuk mengganti sprei di kamarnya.
Namun, Nanon memilih abai. Ia masih asik berlari kesana kemari dengan Cano yang mengejarnya. Sesekali melempar mainan milik Cano dan anjing lucu itu akan berlari mengambilnya.
"Hey, Cano! Jangan naik-naik ke meja" tegur Nanon ketika Cano mulai menaiki meja untuk mengambil mainan miliknya yang tadi di lempar oleh sang majikan.
"Cano, jangan kesana"
Nanon berinisiatif untuk mengambil Cano yang sedang berdiri dengan kedua tangan berada di buffet kayu berniat memainkan bunga yang menggantung dari dalam vas milik Nyonya Kirdpan.
"Jangan Cano, kalau rusak nanti mama__"
"CANO!" pekik Nanon bersamaan dengan suara vas pecah berikut dengan air dan beberapa tangkai bunga yang berserakan.
Cano melompat dari gendongan Nanon dan tanpa sengaja menyenggol vas bunga tersebut.
"Nanon Korapat Kirdpan!"
Nanon sontak menoleh ke arah suara sang mama berasal. Sontak kepalanya menunduk dengan dua tangannya terkait.
Mama Ning berdiri sambil berkecak pinggang tepat di depan Nanon. Ia menghela napas dalam kemudian mengambil Cano yang masih menduselkan tubuhnya di kaki Nanon dan memasukkannya ke kandang.
Nanon mendongak sedikit selama satu detik, mengintip ekspresi sang mama yang kini sudah kembali berada di hadapannya.
"Maaf" cicit Nanon kemudian menggigit bagian dalam bibirnya.
"Huhh... Mama kan selalu bilang sama Nanon, jangan main lari-larian di dalam rumah. Ini bukan pertama kalinya loh Nanon dan Cano merusak sesuatu" ucap Mama Ning lembut tapi tetap terkesan tegas.
"Tap... tapi... bukan Nanon yang menjatuhkannya, Mama" cicit Nanon.
"Jadi kau menyalahkan Cano, begitu?"
Merasa tersudutkan Nanon lantas memberanikan diri untuk menangkat kepalanya.
"Tapikan memang Cano, Ma"
Melihat sang mama menaikkan sebelah alisnya berhasil membuat Nanon kembali menciut.
"Tapi itu memang Cano. Cano yang menyenggol vas bunganya sampai jatuh" ucapnya dengan suara mulai bergetar menahan tangis.
"Yang ajak main Cano lari-larian siapa?"
Nanon diam tidak menjawab.
"Apa Mama tidak pernah memperingatkan Nanon tentang hal-hal seperti ini?"
Nanon semakin menundukkan kepalanya.
"Hh... Nanon Korapat Kirdpan, dengar Mama. Cano itu__"
"Itu bukan salahku, Cano yang melakukannya! Mama selalu begitu, sekarang Mama selalu membela Cano. Non selalu kena marah, Non gak suka! Pokoknya Non ngambek sama Mama!"
Dengan bibir mencebik dan air mata yang mengaliri pipi chubby-nya Nanon langsung berlari masuk ke kamar dan menutup pintunya rapat. Ia tak peduli kakinya kotor karena menginjak air tumpahan vas bunga bahkan tidak mempedulikan ekspresi sang Mama yang masih terkejut karena sang anak berbicara dengan nada keras padanya.
Mama Ning hanya bisa menghela napas berat kemudian melangkahkan kakinya mengambil peralatan untuk membersihkan kekacauan yang terjadi. Biarlah sang anak larut dalam emosinya lebih dulu, ia akan berbicara dan mencoba memberi pengertian padanya nanti setelah Nanon sedikit lebih tenang.
.
.
.
Suara Ja dan Chimon saling bersahutan memenuhi mobil, keduanya sedang bernyanyi bersama dengan gembira karena sang Ayah baru saja membelikan mereka pizza dengan topping favorit mereka. Ketiganya sedang berada di perjalanan pulang dari tempat les Ja, Chimon merengek meminta ikut pada Papa-nya tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Non&Mon (NAMON)
Fanfiction"aku akan menikah dengan Phi Mon Mon!" Remake cerita @dee2312