Sekolah

251 51 2
                                    

Chimon Wachirawit begitu senang karena hari ini ia kembali bersekolah setelah kurang lebih satu bulan menikmati liburan Musim Panasnya yang menyenangkan, ia senang karena bisa kembali bermain bersama teman-teman sekelasnya tidak lupa berbagi cerita liburan musim panas yang seru.

Hari itu sebagai seorang ketua kelas yang baik Chimon membantu guru kelasnya membawakan kertas-kertas hasil karangan teman-teman sekelasnya selama liburan kemarin.

Chimon berniat kembali ke kelas sebenarnya, tetapi niatnya urung ketika melihat Nanon tengah duduk sendirian sambil menunduk memainkan jarinya sesekali mengusap matanya sembarangan.

"Non?"

Nanon menoleh dengan wajah sedih, bibirnya melengkung ke bawah dengan bibir mencebik, matanya memerah dan sedikit berair.

"Kau kenapa?"

"Hiks... Phi, Non mau pulang..." ucapnya dengan suara parau siap untuk menangis lebih keras yang tentu membuat Chimon panik.

"Eh? Kenapa pulang? Sekarang kan masih jam sekolah, pulangnya masih 3 jam lagi"

Nanon menggeleng cepat, "hiks... tidak mau, Non tidak suka di sini"

"Eh? Kenapa tidak suka? Non kan bisa bermain dengan teman-teman baru"

"Huaa..."

Chimon semakin dibuat panik ketika Nanon menangis semakin keras, saking paniknya ia sampai reflek membekap mulut Nanon sambil sesekali mengawasi sekitarnya, takut-takut siswa-siswi yang berlalu lalang mengiranya melakukan tindakan bullying, hii... Chimon kan tidak mau image anak baik-baiknya rusak.

"Sst... Nanon jangan menangis dong... Non kenapa tidak suka di sekolah?" Tanya Chimon lembut sembari mengusap-usap rambut Nanon dan perlahan melepas bekapannya.

Nanon masih terisak sembari mengusap air matanya dengan kasar.

"Phi... mau pulang..." rengeknya begitu putus asa.

Nanon menghela napas dan duduk di lantai menyilakan kakinya.

"Tidak bisa, Non. Kalau sekolah tidak bisa pulang seenaknya tau!"

"Hiks... kalau begitu Non mau ikut Phi Mon saja"

"Mana bisa, aku itu kelas 3 kau masih kelas 1"

"Phi Ja?"

Chimon menepuk jidatnya, "apalagi itu!"

Nanon  kembali menundukkan wajahnya sembari memilin-milin ujung bajunya asal.

"Hh... jadi Non kenapa menangis? Kenapa mau pulang? Kenapa tidak main sama teman-teman? Hm?"

"Hiks... huhu... mereka tidak mau berteman sama Non" cicitnya.

"Kenapa?"

"Hiks.. katanya... katanya Non aneh, Non tidak bisa mengerti yang mereka mainkan. Padahal hiks... padahal kan Non mau belajar, mau ikut main juga hiks... Non__"

"Yang mana kelasmu?!"

Nanon sempat tersentak ketika Chimon tiba-tiba berdiri dan angkat bicara. Dengan sedikit ragu Nanon menunjuk sebuah pintu tak jauh dari tempatnya duduk sekarang, ia semakin bingung ketika Chimon tiba-tiba mengambil langkah tegas ke arah sana.

Brak...

"Siapa teman sebangku Nanon?!" Tegas Chimon setelah membuka pintu kelas dengan tidak santai.

"Phi..." cicit Nanon sembari menarik ujung baju Chimon, baru kali ini ia melihat Chimon semengerikan itu.

"Aku tanya siapa teman sebangku Nanon?!"

Tidak ada yang menjawab, semuanya meringsut takut melihat wajah galak senior mereka.

Non&Mon (NAMON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang