Waktu terus berlalu seiring dengan berjalannya segala aktivitas kehidupan manusia di bumi, tanpa sadar kehidupan ini berjalan begitu cepat diiringi berbagai perubahan yang terjadi di sekeliling kita. Begitupun dengan kehidupan dua bocah berusia 6 dan 8 tahun yang kini telah menjelma menjadi seorang remaja tinggi nan tampan.
Mon dan Non yang dulu selalu menempel satu sama lain, yang suka sekali mengendarai sepeda berkeliling di area perumahan mereka, atau sekedar bermalas-malasan bersama di rumah salah satunya kini mulai memiliki kesibukannya masing-masing. Kendati pun begitu mereka selalu menyempatkan diri untuk bermain bersama, yah... setidaknya seminggu sekali mereka akan bertemu.
Nanon Korapat, bocah yang dulu begitu menggemaskan dengan tubuh sedikit gempal dan hobi menangis itu kini tengah sibuk mematut dirinya di depan cermin. Tidak ada lagi perut yang menyembul malu-malu dari bajunya, tidak ada lagi gigi ompong yang menghiasi giginya. Sosok itu benar-benar menjelma menjadi seorang pemuda tampan dengan badan yang cukup atletis di usianya yang baru menginjak 16 tahun. Ah, dia bahkan sekarang lebih tinggi beberapa senti dari Phi Mon kesayangannya.
Nanon berdecak sembari menunjuk cermin di depannya dengan gestur seperti menembak.
"Seperti yang diharapkan, Nanon Korapat memang tampan" ucapnya kemudian kembali merapikan rambutnya yang sebenarnya sudah rapi.
"Haishh..." Nanon mendengus setelah matanya menemukan sehelai dasi tergeletak di atas meja belajarnya.
"Kenapa semua jenjang sekolah harus memakai dasi sih?!" Rutuknya.
Ya, seorang Nanon Korapat yang tampak sempurna itu tidak bisa memasang dasi sendiri pemirsa.
Senyum Nanon seketika merekah ketika pandangannya bergulir ke arah jendela yang berada persis di samping meja belajarnya.
"Phi!" Ucapnya keras sembari melambaikan tangan.
Chimon Wachirawit, orang yang mendistraksi Nanon dari kegiatannya merutuki dasi itu adalah Chimon Wachirawit Ruangwiwat, phi kesayangan Nanon sejak 10 tahun lalu.
Chimon Wachirawit pun cukup banyak berubah. Pipi chubby-nya kini terlihat sedikit lebih tirus. Dia juga tumbuh menjadi seorang pemuda tampan yang tampak sempurna. Hanya saja, kecerewetan seorang Mon kecil masih melekat padanya, tidak hilang sedikit pun kecuali isinya yang mungkin lebih sedikit berbobot dari 10 tahun yang lalu. Tentu saja, dia tumbuh menjadi semakin dewasa ya kan? Meski begitu Nanon selalu menutup telinganya saat Chimon sudah mulai mengomel.
Chimon terkekeh geli saat melihat sosok Nanon sudah berdiri di jendela kamarnya dengan kondisi sudah cukup rapi dengan kemeja sekolahnya yang tampak putih bersih, sungguh pemandangan yang langka mengingat biasanya di jam seperti ini Nanon seharusnya masih mengenakan baju tidurnya yang lusuh dengan wajah khas bangun tidur.
"Heh, tumben kau rajin sekali sudah berpakaian rapi sepagi ini" celetuk Chimon.
Nanon tersenyum lebar, "tentu saja, hari ini aku resmi menjadi siswa SMA, bukankah itu keren?"
Chimon menggeleng-gelengkan kepalanya pelan sembari tertawa diam-diam.
"Iya iya, lebih keren lagi kalau kau bisa memasang dasimu sendiri"
Nanon mendengus ketika Chimon mengingatkannya dengan dasi sialan itu.
"Phi, hari ini kau juga akan berpartisipasi dalam kegiatan siswa baru kan?"
"Hm, karena itu aku harus berangkat sekarang, banyak yang perlu dipersiapkan"
Nanon mengangguk dan masih mempertahankan senyum manisnya, "kalau begitu sampai jumpa di sekolah" ucapnya tersenyum menunjukkan deretan gigi putihnya sembari melambaikan tangan.
Chimon mengangguk masih dengan senyum manis di wajahnya, "hm, sampai jumpa junior baru hahaha..." ucapnya sebelum kemudian mulai mengayuh sepedanya menjauhi rumah.
"Phi!"
Chimon menghentikan laju sepedanya dan menoleh ke belakang.
"Semangat!" Ucap Nanon menunjukkan tangannya yang terkepal.
Chimon terkekeh geli kemudian melakukan hal yang sama.
"Semangat!"
.
.
.
Keduanya saat ini tengah makan bersama di sebuah kedai kecil yang menjual berbagai olahan Mie dan Bakso tak jauh dari taman tempat biasa mereka bermain. Tadi Chimon sengaja menunggu Nanon di halte katanya dia ingin mentraktir Nanon untuk merayakan hari pertama Nanon sebagai siswa SMA.Slurpp...
"Haishh... Nanon Korapat, apakah kau seorang bocah, huh?!" Omel Chimon segera manarik tisu dan membersihkan noda kuah ramen yang mengenai seragam baru milik Nanon.
Nanon menyengir lebar seperti tak pernah melakukan kesalahan apapun, "hehe... kan tidak sengaja, Phi"
Chimon memutar bola matanya malas, "sana, pergi ke toilet dan basuh bajumu dengan air supaya nodanya tidak menempel"
"Iya iya..."
Chimon mendongakkan kepalanya setelah Nanon kembali dan meletakkan piring berisi beberapa gorengan di atasnya.
"Hahh... apa kau tidak kenyang?"
Nanon menggeleng dengan ringan sembari mulai kembali sibuk dengan sumpitnya.
"Aku masih punya banyak ruang di perutku" jawab Nanon sembari mengusap perutnya.
Chimon meringis pelan, "bagaimana bisa manusia pemakan segala sepertimu memiliki tubuh yang bagus"
Kali ini Nanon terkekeh pelan kemudian menyodorkan bakso kepada Chimon yang langsung diterima dengan senang hati.
"Olahraga phi, olahraga. Jangan hanya duduk di kursi memelototi buku atau tiduran berguling-guling di kasur"
"Seperti kau tidak pernah goleran di kasur seharian saja" cibir Chimon.
"Setidaknya aku rutin berolahraga, tidak malas sepertimu"
Chimon memanyunkan bibirnya kemudian kembali asik dengan makanannya.
"Ngomong-ngomong, bagaimana sekolah? Kau menyukainya?" Tanya Chimon setelah beberapa saat mereka terdiam.
"Hng, tentu saja. Selama ada kau di sana aku tidak masalah dengan apapun"
Chimon merotasikan bola matanya jengah.
"Lalu, maksudmu kalau aku sudah lulus kau juga akan pindah begitu?"
"Haishh... tidak begitu juga, tapi setidaknya aku tetap bersamamu selama satu tahun kan?"
"Huh, dasar buntut Chimon" ledek Chimon.
"Haha... memang. Pokoknya kita harus sama-sama, itu perjanjian kita dulu"
"Benar-benar bocah"
"Biar saja"
"Yak! Itu minumanku!" Pekik Chimon saat Nanon dengan santainya menghabiskan cola miliknya.
"Hehe... ambil lagi saja phi, aku yang bayar"
Chimon hanya bisa menghela napas saja, sudah tidak kaget sebenarnya dengan segala tingkah tengil seorang Nanon Korapat.
"Non"
"Hm?"
"Fiuhh... nanti, jangan terlalu populer ya, aku tidak mau menjadi tukang pos atau cupid lagi"
Nanon tertawa geli kemudian mengubaskan tangannya dengan santai.
"Iya iya, phi tenang saja"
~~
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Non&Mon (NAMON)
Fanfiction"aku akan menikah dengan Phi Mon Mon!" Remake cerita @dee2312