Chimon Wachirawit bosan. Bocah berusia 9 tahun itu kini tengah meletakkan kedua telapak tangannya di atas meja berikut dengan dagunya yang ia tempelkan di antara kedua telapak tangannya tersebut, kakinya berayun dengan tak beraturan, dan bibirnya ia mainkan maju mundur, sesekali matanya melirik sang mama yang masih sibuk menyusun sesuatu di meja yang sama dengannya.
"Mama, puding buat Non-nya belum selesai?"
"Sebentar tinggal sedikit lagi"
Iya, benar. Mama Tuk sedang menyusun puding buatannya pada kotak makanan berukuran sedang yang nantinya akan diberikan pada Nanon.
Itu ide Chimon ngomong-ngomong. Chimon ingin menjenguk Nanon karena anak itu tidak pergi ke sekolah hari ini. Chimon merasa bersalah karena keteledorannya Nanon terluka sampai tidak masuk sekolah.
Sore itu Chimon dan Nanon sedang bermain seperti biasa, ah tidak seperti biasa juga sih karena hari itu Ja mulai memiliki jadwal tambahan les untuk persiapan masuk SMP jadi mereka hanya bermain berdua. Hari itu Nanon bersikeras meminta Chimon mengajarinya mengendarai sepeda tanpa roda samping padahal Nanon sama sekali tidak pernah mengayuh sepeda. Chimon sudah menolaknya berkali-kali tapi Nanon terus meyakinkan Chimon kalau dia adalah anak yang cepat belajar jadi Chimon tidak perlu khawatir, sampai akhirnya Chimon benar-benar luluh dan menuruti keinginan Nanon setelah mendapat serangan aegyo dari bocah itu.
Pada awalnya semua berjalan lancar meskipun juga sulit membantu Nanon menyeimbangkan tubuhnya, tapi anak itu benar-benar membuktikan ucapannya, dia memang cepat belajar.
"Yeay... Non hebat!" Ucap Chimon sembari bertepuk tangan dengan wajah sumringah setelah melepas pegangannya pada sepeda yang dikendarai Nanon.
Tentu saja Nanon seketika merasa bangga akhirnya benar-benar mendapat pujian dari Chimon setelah sebelumnya Chimon memuji hanya untuk menyenangkan hati Nanon ketika anak itu gagal. Namun tak lama setelahnya...
Brukk
"Non!" Pekik Chimon kemudian langsung berlari menghampiri Nanon yang sebagian badannya tertimpa sepeda.
Ya, Nanon tidak sengaja melewati batu besar dan tidak bisa menyeimbangkan tubuhnya hingga jatuh tersungkur ke tanah.
"Non, Non ada yang luka?" Tanya Chimon khawatir setelah memindahkan sepedanya dari tubuh Nanon.
Dengan bibir bergetar dan melengkung ke bawah Nanon menunjuk tangan kanannya yang luka dan terdapat beberapa lecet kecil lain di sekitarnya.
Dengan hati-hati Chimon meluruskan tangan Nanon kemudian meniup bagian luka yang paling besar disana.
"Non, maaf ya Phi tidak menjaga Non dengan baik"
"Hiks..." Chimon menoleh ke arah wajah Nanon ketika akhirnya anak itu melepas isakan yang sejak tadi ditahannya.
"Non, sakit ya? Aduh... itu kaki Non juga luka, tunggu sini ya? phi panggil bibi dulu"
"Hiks... phi..." cicit Nanon dengan suara bergetarnya, wajah anak itu sudah benar-benar basah dengan air matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Non&Mon (NAMON)
Fanfic"aku akan menikah dengan Phi Mon Mon!" Remake cerita @dee2312