02

1K 126 5
                                    

Rumah Aera sudah sedikit hening, banyak kado yang dia dapatkan dari teman-teman ibunya yang ternyata semuanya orang terpandang.

Sejujurnya Aera sedikit senang berada di sini, memiliki keluarga yang peduli padanya. Sikap asli Aera itu dia lakukan karena selalu kesepian di rumah. Kedua orang tuanya selalu gila bekerja, bahkan tak peduli jika Aera tak naik kelas.

Ia selalu menghabiskan waktu dengan bermain game di dalam kamar atau akan keluar malam jika teman-temannya mengajak untuk pergi ke suatu tempat.

Berusaha mencari kesenangan pada lingkungan luar. Tidak ada salahnya, kan? Dia juga tidak bodoh-bodoh amat, selalu mendapatkan rangking di sekolah, sayangnya kedua orang tuanya tak pernah memperhatikannya.

Ketika ia bangun pagi, mereka sudah pergi bekerja, rumah selalu sepi.

Areum membantu Aera untuk membawa kado-kado tersebut ke dalam kamarnya, kado yang paling besar adalah milik pria yang tadi Areum tak suka.

   "Aku akan membuka kadonya besok, badanku pegal semua."

Areum mengerti dan meninggalkan saudaranya itu. Sebenarnya mereka ini saudara tiri, tetapi Areum selalu menyayangi Aera. Setelah ayah mereka meninggal, Areum mendapatkan tugas untuk selalu menjaga dan mengawasi saudaranya itu.

Keesokan harinya, Aera terbangun dan menatap semua kado-kado yang berserakan di dalam kamarnya. Sebuah ketukan pelan terdengar.

   "Aera, ayo bangun. Hari ini kau ada ulangan harian, kan?"

Mendengar itu ia hanya bisa menjawab.

   "Iya, aku akan mandi."

Sekarang pertanyaannya adalah, apakah dia bisa menjawan soal dari materi yang sama sekali belum dia pelajari?

                              🌸🌸🌸

   "Areum, antarkan aku ke kelas, ya?" mendengar itu, gadis tersebut hanya meng-iyakan saja.

Setibanya di kelas, Aera melihat sudah banyak tempat yang terisi dan hanya tersisa dua.

   "Masuklah, sebentar lagi bel berbunyi."

Ya, benar. Bel telah berbunyi, Areum buru-buru pergi ke kelasnya meninggalkan Aera yang masih kebingungan. Dia masuk dan duduk tepat di kursi paling belakang, seorang gadis berbalik dan mengernyitkan dahinya.

   "Aera, kau tidak salah tempat duduk?" pertanyaannya tentu membuat Aera terkejut, dia sudah salah duduk.

   "Ahaha, ku pikir ini tempatnya lumayan nyaman."

   "Pindah saja. Hari ini dia masuk, jadi jangan sampai dia marah dengan melihatmu duduk di tempatnya."

Aera mendengar itu bergegas pindah ke kursi kosong yang satunya, itu berada di dekat jendela dan bisa menatap langsung ke arah lapangan.

Aura di sekitar mendadak mencekam, gadis itu mendongak saat merasa ada seseorang yang sedang berdiri di dekatnya.

   "Selamat pagi Aera?"

Gadis itu terdiam, bukankah dia pria yang Areum tak suka itu?

   "Pa-pagi ... "

Aera bergegas mengalihkan pandangannya, menatap ke arah luar jendela, yah itu lebih baik.

Ternyata dia duduk di belakang Aera, tatapan menusuk itu seperti menyuruh seisi kelas untuk tidak menengok ke belakang.

Perlu kalian ketahui, sikapnya ini hanya diketahui oleh teman-teman sekelasnya, publik tidak ada yang tahu. Bahkan mereka tak berani membicarakannya yang macam-macam.

Aku di mana? (lookism)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang