04

649 82 2
                                    

Malam harinya, Aera nampak memeluk boneka beruang yang berukuran lumayan besar di atas ranjangnya, dia mulai memikirkan masalah yang tidak ada kaitannya dengan komik yang dirinya baca.

   "Tempat-tempat yang ada di sini sangat amat mirip dengan yang ada di komik, tetapi setiap kejadiannya sangat berbeda jauh. Apa karena aku masuk ke sini dan merusak segalanya?"

   "Juga pada ending, tidak diberitahukan siapa ketua mafianya. Pelit sekali orang ini, padahal jika aku tahu siapa ketua mafianya, kemungkinan besar aku bisa menghindarinya."

    "Ah, aku merindukan masakan restoran langgananku."

Detik berikutnya dia tertidur dengan sangat pulas. Keesokan harinya Aera telah berada di depan gerbang sekolah, sesekali dia menguap dan menyapa satpam.

Begitu tiba di koridor, dengan langkah malas dia berjalan menuju kelas. Menaiki anak tangga hingga tiba di kelasnya.

   "Aku datang terlalu pagi."

Setelah meletakan tas, dia bergegas pergi ke satpam tadi demi menuntaskan tugasnya. Begitu dia melewati salah satu kelas yang pintunya masih tertutup, Aera menghentikan langkahnya.

   "Suara siapa ini?" tanyanya dengan mata yang menelisik setiap tempat.

Indera pendengarannya tidak salah, suara seorang perempuan yang sangat membuat dirinya penasaran.

Dia mengintip sedikit di jendela paling ujung, mencoba mencari sumber suara. Terlihat ada sepasang sepatu di atas meja, matanya kini melotot kala menyadari ada dua orang yang sedang melakukan hal mesum.

Dia membungkam mulutnya sendiri, agar tidak menimbulkan bunyi keterkejutan.

   "Berani sekali mereka melakukannya di sekolah?" batinnya kebingungan.

Saat berbalik dan hendak pergi, dia dikejutkan dengan seorang pria yang memiliki warna rambut hitam.

   "Uwah!" jeritanya dan tak sengaja menabrak jendela, hingga membuat yang di dalam kelas terkejut.

   "Oh, kau Aera dari kelas Dua B, kan?" tebaknya dengan menunjukan senyuman gummy smile.

   "Ahaha, iya. Eum ayo pergi, temani aku sebentar!"

Aera tahu ini buruk, namanya sudah tersebut dan pastinya akan bahaya. Dia juga belum tahu dua orang itu siapa.

Setelah keduanya mendekati gerbang, Aera melepas tangannya yang tadi menarik lengan pria tersebut.

   "Pak, apakah saya boleh melihat rekaman CCTV kemarin?" tanya Aera penuh keyakinan.

   "Bisa, tetapi untuk apa?"

   "Memastikan satu hal. Ini juga terkait dengan sekolah dan beberapa guru sudah tahu masalahnya. Bapak tahu, kan siswi yang kemarin pulang dengan guru BK?"

Oh, kalian pasti bertanya-tanya bagaimana bisa Aera tahu letak ruangan guru BK? Itu karena ruangannya terletak tepat di dekat tangga utama menuju kelas para siswa. Itu juga memudahkan mereka untuk melapor nantinya.

   "Iya, saya tahu. Mari saya antar!"

Ketiganya pun bergegas ke ruang pengawas, sayangnya aktivitas itu dilihat oleh seseorang dari atas tangga. Bibirnya tersenyum menyeringai, matanya tajam menatap Aera.

Setibanya di sana, satpam segera membuka rekaman kemarin dan memperlihatkan kondisi koridor yang benar-benar sepi, hingga terlihat di dekat toilet Soo-ah yang berjalan dan diikuti dengan seorang gadis. Tak beberapa lama Aera juga datang dan berpas-pasan dengan gadis yang tadi mengikuti Soo-ah.

   "Bisa kirimkam saya rekaman yang ini?"

                              🌸🌸🌸

Hari itu hasil ulangan dibagi, guru membaca nama dan mengambil hasilnya dimulai dari nilai terendah. Hingga akhirnya nama Aera di sebut diikuti dengan Jihoon.

Seisi kelas menatap tak percaya pada Aera, dia mengendikan bahunya.

Guru kini kembali serius, menatap setiap siswanya.

   "Sebentar lagi akan diadakan acara tahunan bagi sekolah kita, ini adalah tradisi. Masing-masing kelas akan melakukan perkemahan dengan tempat yang berbeda. Bapak sudah memilihkan tempat yang bagus untuk kita."

   "Kita berkemah selama kurang lebih tiga hari dan pastikan kalian tak melewatkan semuanya. Perkemahan ini dibuat untuk membuat hubungan kalian semua erat. Bapak tidak mau kejadian seperti tahun kemarin terulang lagi, terutama kamu Aera."

Seisi kelas menatapnya, dia kebingungan setengah mati.

   "Aku? Aku kenapa? Aku membuat kesalahan?"

Aera tak pernah tahu ada sekolah yang mengadakan acara tahunan seperti ini.

   "Bapak akan membagi kalian dalam empat kelompok dan isinya hanya ada lima anggota."

Kelompok telah di bagi, wajah Aera dia tekuk sejak tadi membuat seisi kelas memaklumi hal itu. Pasalnya dia dimasukan ke dalam kelompok Jihoon.

Di kantin, Areum hanya membuang napasnya pelan.

   "Lagi-lagi kau seregu dengannya. Aera, bagaimana kalau kau izin untuk tidak ikut?" tawar Areum, dia khawatir dengan saudaranya itu. Takut jika kejadian tahun lalu terulang lagi.

   "Areum, bisa kau ceritakan memangnya dulu aku kenapa? Aku sedikit lupa dengan perkemahan ini."

Setidaknya Aera butuh penjelasan yang logis mengapa gurunya sampai menekan dirinya untuk tidak melakukan kesalahan berulang.

   "Dulu waktu kau dan Jihoon seregu, kau sama sekali tidak mau bekerja sama. Bahkan teman-teman kelasmu sedikit kesal, yah tapi mereka tahu posisimu."

   "Kau selalu di paksa oleh Jihoon untuk selalu berada di dekatnya, bahkan saat kalian melakukan penjelajahan. Biar ku katakan, aku tidak tahu kau memang sudah lupa dengan ini atau tidak."

Areum mendekatkan wajahnya ke telingan Aera dan berbisik.

   "Jihoon pernah hampir mencelakaimu saat kalian berdua tersesat di hutan, dia juga dengan kurang ajarnya hampir melecehkanmu. Itulah mengapa kau berlari tak tentu arah hingga tiba di tempat perkemahan kami."

   "Posisinya tempat perkemahan tidak terlalu jauh, kita hanya di batasi oleh beberapa pepohonan saja. Kau menangis sesegukan dan berlari ke arahku. Di saat itu juga, Jihoon datang dengan wajah khawatir. Berkata bahwa mereka melarikan diri dari kejaran binatang buas, padahal aku tahu ini tempatnya aman."

   "Aera, kita sudah aman. Ayo kembali ke yang lainnya, mereka pasti khawatir! Itu yang Jihoon ucapkan. Sayangnya kau hanya memelukku semakin erat dan tak membiarian dia mendekatimu. Saat itu aku tahu, Jihoon ini bermasalah."

Setelah menceritakan sedikit, Aera nampak seperti sedang berpikir. Yah, dia berharap kejadian itu tak terulang lagi, jika tidak dia akan menghajar wajah berharga Jihoon saat itu juga.

Katakanlah Aera gadis yang kasar, tetapi tidak ada salahnya, kan? Sesekali kau harus menjadi perempuan yang kasar agar para lelaki tidak berani macam-macam.

Oh ayolah, zaman sekarang perempuan selalu menjadi korban pelecehan. Juga jangan mudah terpancing dengan wajah tampan dan polos setiap orang. Bahkan seorang idol bisa menipu kalian dengan kepribadiannya yang lain, JANGAN TERTIPU!

Jam kosong pada kelas Aera dia gunakan untuk pergi ke ruang BK. Ia juga menyerahkan rekaman video sebagai barang bukti lainnya.

   "Terima kasih Aera, ibu akan segera menindaklanjuti masalah ini. Kepala sekolah juga sudah setuju."

   "Baik ibu. Soo-ah juga sudah menceritakannya pada saya, hanya saja saya takut para guru tidak akan percaya dengan apa yang dia katakan."

Guru BK itu hanya mengernyitkan dahinya, tak paham.

Bersambung...

Aku di mana? (lookism)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang