Semalam Areum memberikan Aera sebuah buku diary, siapa tahu gadis itu ingin menulis-nulis sesuatu.
Pagi ini, Aera telah berada di sekolah. Belum banyak yang datang, jadi dia memilih untuk tetap berdiam diri di dalam kelas.
Matanya menatap fokus ke arah luar jendela, di mana terlihat beberapa siswa sedang jalan. Seketika itu juga suasana kelas menjadi sedikit mencekam, seseorang memasuki kelas dan Aera segera menatapnya.
Jihoon masuk sembari tersenyum licik, ia berjalan dan terus menatap Aera tanpa henti membuat gadis itu merinding.
Pria itu duduk tepat di belakangnya, menatap punggung Aera dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tiba-tiba Aera merasa seperti sesuatu sedang bergerak di kakinya, dia melihat dan ternyata itu kakinya Jihoon. Dengan cepat, Aera menginjak kaki pria tersebut dan membuatnya kesakitan.
"Mampus!" ucapnya, lalu berlari keluar kelas.
Di koridor, lagi-lagi Aera bertemu dengan pria si rambut hitam. Ini kesempatan emasnya untuk menanyakan siapa dia sebenarnya.
"Hei, boleh kutahu siapa namamu?" tanya Aera dengan menatapnya serius.
"Kau bisa memanggilku Yoojin!" jawabnya sembari tersenyum.
"Namanya seperti tidak asing. Apa posisinya di komik itu, ya?"
Bel berbunyi, Yoojin pamit untuk pergi ke kelasnya. Aera juga harus kembali, begitu dia tiba di ambang pintu, terlihat Jihoon tengah menulis sesuatu di ... Buku Aera, tentu saja.
Dia mengedipkan matanya, lalu berjalan ke arah Jihoon dan merampas bukunya dengan kasar. Masalahnya sudah mengacak-acak isi tas, dia juga tak membereskan kekacauannya.
"Kau itu ... Jangan lancang dengan barang-barangku!" ucapnya kesal, ingin sekali memukul wajh tampan Jihoon saat itu.
Beberapa siswa yang hendak masuk, mereka urungkan niat. Mengintip dari jendela, melihat bagaimana Aera tengah mengamuk sekarang.
"Barangmu, barangku juga!" ucapnya sembari mencolek pinggang Aera.
Dengan cepat gadis itu menepis tangan kekas Jihoon, dia muak dengan pria di depannya itu.
"Cukup Jihoon! Kau itu tidak waras?"
"Iya. Aku gila karenamu."
Benar-benar orang yang gila. Bahkan teman-teman kelas mereka yang dengar pun merasa merinding.
"Sinting!"
Aera dengan cepat kembali ke tempat duduk dan membereskan buku-bukunya.
Waktu berjalan seperti sangat lama, akhirnya bel istirahat pertama berbunyi. Aera dengan senyuman khasnya lantas berlari keluar dengan hati yang riang.
Sepanjang koridor dia tersenyum senang dan menghampiri Areum yang sedang menikmati makan siangnya.
"Areeeuuum!" ucapnya lantas duduk dan menatap saudaranya itu senang.
"Tumben?"
"Hehe. Akhirnya aku tak sekelompok dengan Jihoon, aku di pindahkan."
"Serius?" tanya Aera sembari menatap serius pada saudaranya.
"Iya. Jadi tidak sabar."
🌸🌸🌸
Hari ini tiba, di mana kelas Aera telah berkumpul menatap hutan yang akan mereka masuki. Tenang saja, hutan tersebut telah aman dan setiap jalur telah diberi tanda agar mereka nantinya tidak nyasar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku di mana? (lookism)
FanfictionMasuk ke dunia komik dengan ending yang belum selesai. Apakah Aera berhasil mengetahui ending dari komik tersebut dan menemukan penyebab dari si pembuat komik yang tak kunjung memberitahukan endingnya? Lalu, bagaimana bisa dia lolos dari jeratan tal...