Di kantin, terlihat Aera tengah mengunyah sandwich dengan lahap. Areum melihat itu lantas mencubit pipinya gemas.
"Tumben sekali kau makan dengan lahap?"
"Aduh, sakit pipiku!" Aera menepis kasar tangan Areum, ia pun mengelus pipinya yang merah.
"Aku itu sedang kesal!" ucapnya blak-blakan.
"Tumben?" tanyanya sembari memasukan sayur ke dalam mulutnya.
"Si rambut pink tadi dengan lancangnya mengisi jawaban ulangan harianku."
Areum tersedak, lantas meneguk habis minumannya.
"Apa?"
"Lee Jihoon, kau keparat sialan!"
Mendengar itu, Aera menatap tajam ke arah saudaranya tersebut.
"Bilang apa kau barusan?"
Kali ini terlihat wajah menahan marah dari Aera.
"Siapa yang menyuruhmu melontarkan kata makian tadi?"
Aera tidak suka jika ada yang mengucapkan kata kasar seperti tadi, terlebih lagi itu keluarganya.
"Eh ... Itu-"
Mendengar ucapan Aera seperti tadi, dia gelagapan. Yah, setidaknya dia ada rasa sedikit takut pada gadis yang setahun lebih tua darinya.
"Ku adukan ibu kalau kau memaki lagi."
"Ah, jangan. Nanti ibu akan memotong uang saku. Janji tidak akan mengucapkan lagi."
Dengan tampang memelas, Areum menatap ke arah Aera.
"Hah, jangan di ulangi!"
Saat akan memasukan potongan terakhir sandwich pada mulutnya, seseorang lebih dulu merebut dan memakannya. Hal itu sontak membuat Aera dan Areum terkejut.
"Kau ... "
Hampir saja Areum menyiram pria di depan mereka dengan makanannya, jika tak dihalangi oleh Area.
"Sandwichnya enak, apalagi bekas gigitanmu!" ucapnya dengan menatap intens ke arah Aera.
"Kau seperti anjing saja yang memakan makanan sisa tuannya!" ucap Aera sarkas, membuat Areum dan beberapa siswa di sana terkejut.
Gadis yang selama ini mereka kira pendiam dan pemalu itu, ternyata bisa menjadi seperti tadi, apalagi ucapannya cukup membuat hati sakit.
"Em, kau sekarang berani membalas, ya. Aera kita sudah besar!" dia lantas mengusap kepala Aera pelan, sayangnya itu ditepis kasar oleh gadis tersebut.
"Maaf, ya sudah buat keributan. Sebenarnya aku hanya ingin mengajak Aera kerja sama."
Ucapan Jihoon membuat seisi kantin terkejut, ada yang bersorak senang.
"Huh, aku tidak mau. Kau ajak saja perempuan lain!""Jika kau bisa melakukan akting dengan baik, kau akan di bayar. Ini untuk album terbaruku, kau hanya perlu menjadi seorang siswa yang memainkan piano, itu saja."
"Kenapa harus saudaraku?" tanya Areum, dia selalu berhati-hati dengan sifat licik dari Jihoon.
"Dia cocok untuk ini. Selain itu, aku sudah merekomendasikan pada petinggi agensi, mereka menyetujuinya."
"Kenapa kau lancang sekali?" teriakan Aera sedikit membuat beberapa siswa mulai membicarakannya.
Beberapa ada yang terang-terangan mengucapkan kalau Aera sangat sombong, padahal bisa diajak kerja sama dengan orang terkenal tentu impian semua orang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Aku di mana? (lookism)
FanfictionMasuk ke dunia komik dengan ending yang belum selesai. Apakah Aera berhasil mengetahui ending dari komik tersebut dan menemukan penyebab dari si pembuat komik yang tak kunjung memberitahukan endingnya? Lalu, bagaimana bisa dia lolos dari jeratan tal...