09

458 64 3
                                    

Malam itu, Aera tengah menatap langit-langit kamar. Ia masih memikirkan setiap ucapan Jihoon.

Memang benar, semuanya ini sangat amat tidak masuk akal. Namun, mengingat dia berada di sini sekarang membuatnya harus menerima semua ini.

Mungkinkah ada sedikit magic yang Yoojin gunakan atau mesin waktu? Ah, Aera terlalu banyak pikiran.

Pintu terbuka, nampak Jihoon masuk dan menutup pintu. Dia berjalan dan segera naik ke atas ranjang.

   "Kenapa belum tidur?" tanyanya lembut dengan menatap intens Aera.

   "Aku ... Hanya belum mengantuk."

   "Kalau begitu berbaringlah, akan kubuat kau tertidur."

Tidak ada bantahan, Aera hanya menurut saja. Toh, tak ada gunanya gadis itu memberontak mau sekeras apapun. Semua ini ada dikendali Jihoon, jadi Aera tak bisa berbuat apapun.

Jihoon bergegas mengikuti Aera berbaring dan memeluk tubuh gadis itu. Mendekatkan dada bidangnya ke wajah Aera. Ini nyaman dan Jihoon suka itu.

Selang beberapa menit, Aera telah terlelap. Dekapan Jihoon terlampau nyaman membuat kantuk datang lebih cepat.

Jihoon tersenyum senang, perlahan-lahan Aera mulai ia taklukan. Sebentar lagi, gadis itu akan sepenuhnya berada di bawah kendalinya.

                              🌸🌸🌸

Sudah hampir sebulan, polisi benar-benar tidak bisa membantu lagi. Keadaan rumah Areum benar-benar kacau, ibunya terlihat lebih kurus sekarang bahkan tak ada senyuman yang terukir di sana.

Gadis itu tengah berjalan dengan lesu menuju kantin, menatap malas pada setiap orang. Kebetulan, ketika dia duduk seorang pria berambut hitam juga datang dan duduk tepat di sebelahnya.

Areum tak peduli, dia sekarang sedang memusingkan keadaan rumah.

   "Sepertinya kau sedang banyak masalah!" ucap pria itu dengan menatap ke arah Areum.

   "Bukan urusanmu!" ketusnya.

Dia sudah cukup lelah dengan semua yang terjadi, jadi tolong jangan mengganggunya.

   "Tuhan, ke mana lagi aku harus mencari dia!" gumamnya frustasi.

   "Apakah Aera hilang?"

Lagi-lagi, pria itu tak ingin tutup mulut.

   "Berisik!" ucapnya yang hendak berdiri untuk pergi, tetapi di tahan.

   "Aku mungkin bisa membantumu menemukan dia."

Ucapan itu membuat Areum seketika berbalik dan menatapnya serius.

   "Itupun jika kau percaya padaku."

Areum kembali duduk, kali ini raut wajahnya dua kali lebih serius.

   "Aera tidak memiliki masalah apapun dengan para penghuni sekolah, kecuali satu orang ... " Dia menggantungnya ucapannya, membuat Areum berpikir.

   "Jihoon?" tebaknya.

   "Aera hilang sewaktu melakukan penjelajahan di sekitar hutan. Kebetulan hutan yang mereka tempat berdekatan langsung dengan daerah terlarang dan itu milik Jihoon."

Areum tercengang dengan ucapan pria di depannya ini.

    "Kenapa? Kau tidak percaya padaku?" tanyanya santai dengan menatap wajah keterkejutan Areum.

    "Biar ku katakan satu hal. Semua yang terjadi di dunia ini, sudah ada yang mengatur."

Sebelum pergi, ia berbalik dan tersenyum.

Aku di mana? (lookism)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang