Jennie akhirnya membuka pintu apartemen. Senyum manis seorang pria menyambut penglihatannya.
"Hei." Sapa pria di hadapannya.
Perlahan sudut bibir Jennie terangkat membalas sapaan pria itu.
"Bagaimana... kau bisa di sini?" Tanya Jennie dengan keheranan yang terlihat jelas di wajahnya.
"Aku... belum sempat meminta maaf soal kejadian semalam."
"Apa?" Jennie sontak teringat kejadian malam itu antara dirinya dan pria itu. Jennie berdehem. "Sudahlah. Tak perlu dipikirkan." Lirih Jennie.
"Maaf, semalam aku juga sedikit mabuk. Aku mencoba mencarimu setelahnya, tapi, aku tak melihatmu. Jadi, aku datang kemari sekarang."
Jennie perlahan mengangguk mendengar penjelasannya. "Oh... Jungkook, kau mau masuk?" Tanya Jennie mengingat Jungkook sejak tadi hanya berdiri di depan pintu berbicara dengannya.
Akhirnya Jungkook masuk ke apartemen Jennie dan duduk di sofa panjang di ruang tamu. Sementara Jennie mengambilkan minuman untuknya dan Jungkook.
Tak lama, Jennie datang membawakan dua gelas jus di tangannya. "Hanya ada jus jeruk di kulkas. Tak apa kan?" Tanya Jennie yang sontak diangguki Jungkook.
"Oh. Tak apa." Jungkook mengangguk lalu menyesap jus jeruk itu. "Ini enak. Terimakasih."
Jennie tersenyum pada Jungkook. "Tapi, bagaimana kau tahu rumahku?" Tanya Jennie mengemukakan rasa penasarannya.
"Aku mencoba menghubungi nomormu yang ada di grup kelas. Tapi, itu tidak aktif. Jadi, aku menghubungi Lisa dan mendapatkan alamatmu darinya. Begitulah."
Jennie mengangangguk paham.
"Tapi, kenapa ponselmu tak aktif?" Tanya Jungkook penasaran.
Jennie terdiam sejenak mengingat itu adalah nomor ponsel kembarannya. "Sebenarnya, aku mengganti nomorku."
"Oh? Begitukah? Kalau begitu..." Jungkook mengeluarkan ponselnya dari saku dan menyerahkannya pada Jennie. "Tulis nomormu di sini."
Jennie menatap Jungkook sejenak sebelum mengambil ponsel itu dari tangan Jungkook dan mengetikkan nomornya. Jennie menyerahkan ponsel Jungkook kembali padanya.
"Kau tak perlu jauh-jauh kemari hanya untuk meminta maaf padaku." Lirih Jennie kikuk.
Jungkook menghela napasnya lalu tersenyum. "Kita juga ada kelas sebentar lagi. Jadi, aku sekalian ingin berangkat ke kampus bersamamu."
Jennie mengernyitkan dahinya. "Kelas?"
Jungkook mengangguk. "Oh. Kelas bisnis dan ekonomi." Jungkook terdiam sejenak. "Kita satu kelas bukan? Saat aku menghubungi Lisa, Lisa bilang kita menghadiri kelas yang sama nanti."
Mendengar itu, Jennie sontak mengangguk. "Ah... Benar. Kelas bisnis dan ekonomi." Jennie tersenyum canggung karena ia belum memeriksa jadwal kelas.
Jungkook melirik jam di tangannya yang menunjukkan pukul sebelas. "Masih ada dua jam lagi. Rumahmu ke kampus hanya setengah jam. Kita masih bisa mengobrol sejenak."
Jennie hanya mengangguk tak keberatan.
Jungkook menoleh pada sekitar. "Tapi, apa kau tinggal sendiri?"
Jennie sontak menggeleng. "Tidak. Dengan Ibuku."
"Bagaimana dengan Ayahmu?"
Jennie terdiam sejenak lantas tersenyum. "Ibu dan Ayah sudah bercerai. Jadi, hanya ada aku dan Ibu."
Jungkook sontak merasa bersalah karena sudah bertanya demikian. "Maaf. Seharusnya aku berpikir sebelum bicara. Maaf."
Jennie tersenyum lalu menggeleng. "Tak apa. Santai saja. Hubunganku dan Ayah juga baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Caught In A Lie
RandomJudul sementara (July 15, 2022) #1 taennie (July 20, 2022)