14

891 178 79
                                    

Pagi-pagi sekali, Jennie sudah siap untuk perjalanannya menuju Busan. Kini ia tengah menyantap roti sebagai sarapan.

"Kau benar-benar akan ke Busan?"

Jennie menoleh pada Nyonya Kim yang menutup pintu kulkas seraya menatapnya dari balik meja makan. Senyum Jennie mengembang karena pertanyaan itu. "Aku sudah bilang pada Ibu sejak kemarin."

Nyonya Kim menyodorkan segelas susu yang ia ambil dari kulkas pada Jennie dan duduk bergabung di meja makan. "Kau benar-benar membuat Ibu khawatir."

"Apa yang sebenarnya Ibu khawatirkan hm?"

"Bagaimana Ibu mengatakannya?" Nyonya Kim menjeda. "Karena kau biasanya tinggal di LA, Ibu tak tahu seperti apa pergaulanmu di sana. Tapi, di sini kau sangat sering bepergian. Ibu takut terjadi hal buruk padamu."

Jennie menenggak susu di gelasnya lalu menatap Nyonya Kim. "Ibu, aku baik-baik saja. Selagi aku masih di Korea, aku harus menikmatinya, bukan? Lagipula besok aku sudah kembali Seoul."

Nyonya Kim menghela napasnya. "Baiklah. Tapi, pastikan kau mengangkat panggilan Ibu!"

Jennie terkekeh mendengar nasihat Ibunya yang selalu sama. Tapi ia hanya mengangguk mengiyakan agar Nyonya Kim tak khawatir. "Baik Bu. Akan kupastikan ponselku selalu aktif."

"Kau mau Ibu antar ke bandara?"

Jennie menggeleng. "Tidak perlu, Bu. Memangnya Ibu mau terlambat datang ke kantor?"

Nyonya Kim berdehem mengingat masih ada yang harus ia siapkan sebelum berangkat ke kantor.

Jennie melirik jam di dinding. "Astaga! Ibu, sepertinya aku harus turun ke bawah sekarang. Temanku sebentar lagi sampai."

"Siapa? Jungkook itu?"

Jennie tersenyum lantas menggeleng. "Bukan."

"Lalu siapa?"

"Taehyung."

Nyonya Kim mengernyit heran. "Taehyung? Siapa lagi dia?"

"Dia..." Jennie menjeda. "...teman Jungkook yang ikut ke Busan bersama kami. Apartemen Taehyung searah dengan apartemen kita. Jadi, aku berangkat dengannya ke bandara."

Nyonya Kim hanya mengangguk mendengar penjelasan Jennie. "Baiklah."

Jennie beranjak dari kursi lalu mencium pipi Nyonya Kim sekilas sebelum menyeret kopernya. "Aku pergi."

"Oh! Hati-hati! Hubungi Ibu saat kau sampai."

"Baik, Bu." Jennie keluar dari apartemennya membawa sebuah koper berukuran kecil.

Jennie melirik jam di ponselnya yang sudah menunjukkan pukul tujuh saat ia menunggu Taehyung di depan teras apartemen. Hingga tak lama kemudian, sebuah mobil Porche putih berhenti di depannya.

Taehyung turun dari mobil dan menghampiri Jennie. Senyumnya mengembang melihat Jennie. Begitupula dengan Jennie saat melihat Taehyung muncul dengan kemeja merah muda cerah yang ia kenakan. Ketampanan Taehyung adalah sesuatu yang mutlak, pikirnya.

"Kau sudah siap, Miss Ginger?"

Jennie mengernyit mendengar ucapan Taehyung.

"Rambutmu." Ucap Taehyung karena warna rambut Jennie.

Jennie mendecih lalu mengangguk antusias. Ia benar-benar sudah tak sabar dengan rencana mereka.

Taehyung yang melihat itu hanya tersenyum dan segera membantu Jennie mengangkat kopernya ke dalam mobil.

"Ayo." Ajak Taehyung setelah membukakan pintu mobil untuk Jennie.

Jennie memasuki mobil Taehyung, diikuti Taehyung setelahnya.

Caught In A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang