29

409 95 77
                                    

Pagi itu, Jennie dan Nyonya Kim menyantap sarapan mereka di meja makan.

"Ibu, maaf semalam aku pulang terlambat." Ujar Jennie mengingat semalam ia kembali ke rumah sudah pukul 12 malam.

Nyonya Kim menghela napasnya. "Sebenarnya Ibu tak masalah jika kau sesekali pulang terlambat dan menghabiskan waktu bersama teman-temanmu, tapi, tolong hubungi Ibu sebelumnya."

Jennie hanya mengangguk. Ia pikir kemarin Ibunya tak akan mengizinkan ia pulang terlalu malam makanya ia tak meminta izin. "Maaf." Lirih Jennie lagi.

Karena itu kali pertama Jennie pulang terlambat, Nyonya Kim hanya membiarkannya kali ini. Ia memberikan anggukan pada Jennie. "Tapi, semalam kau pulang naik apa?" Tanya Nyonya Kim mengingat kondisi Jennie yang cukup mabuk.

Jennie terdiam sejenak. "Aku diantar Taehyung."

Mendengar itu, Nyonya Kim mengangkat kedua alisnya. "Taehyung?"

Jennie mengangguk tapi sedikit bingung dengan raut Ibunya. "Ibu kenal Taehyung?"

"Ibu belum pernah bertemu, tapi, sesekali Jane berbicara tentangnya. Kau pulang hanya berdua dengannya?"

Walaupun mereka tidak benar-benar berdua karena ada supir pengganti, tapi secara teknis orang yang Jennie kenal hanya Taheyung di mobil itu. Jennie mengangguk menjawab pertanyaan Nyonya Kim. 

"Tapi, bukankah Jane dan Taehyung dekat?" Tanya Nyonya Kim lebih lanjut.

Mendengar itu, Jennie yang hendak minum, menjauhkan gelasnya. "Bagaimana.. Ibu bisa tahu?"

Nyonya Kim mengingat saat Jane masih di Seoul. Jane sesekali berbicara tentang Taehyung dan bahkan mereka pernah pergi berkencan. "Dari apa yang Ibu lihat, saat Jane berbicara tentangnya, Jane sepertinya menyukai Taehyung..." Nyonya Kim tersenyum. "...dan sebaliknya." 

Mendengar itu, Jennie menelan ludahnya. Ada perasaan tak suka saat Nyonya Kim berkata demikian. "Ibu."

"Hm?"

Jennie menghela napasnya. "Sebenarnya, aku dan Taehyung berkencan. Taehyung adalah kekasihku."

Nyonya Kim menatap Jennie terkejut karena pengakuannya yang tiba-tiba. "Kau? Berkencan?"

Jennie menunduk lantas mengangguk. 

Nyonya Kim yang masih terkejut seolah kehilangan kata-kata. Itu adalah kali pertama Jennie mengatakan ia memiliki kekasih, dan orang itu adalah Taehyung. Nyonya Kim hendak protes, tapi ia teringat ucapan Jane yang mengatakan Nyonya Kim terlalu ketat dan mengekang Jennie. Nyonya Kim menghela napasnya untuk menenangkan dirinya. Ia mencoba untuk bersikap lebih terbuka terhadap anak-anaknya yang bukan lagi remaja. Namun, saat Nyonya Kim menatap Jennie, ia juga teringat akan Jane. Jane bahkan menangis di hari dimana ia pulang berkencan dengan Taehyung. "Apa kau benar-benar mencintai Taehyung?" 

Jennie yang semula menunduk, menatap Nyonya Kim karena ucapannya. "Hm. Aku mencintainya." Ujar Jennie berterus terang.

Nyonya Kim mengangguk paham. "Lalu, bagaimana dengan Taehyung? Apa dia juga mencintaimu?" 

Seketika Jennie terdiam mendengar pertanyaan itu.

///

Jennie duduk di bangku taman kampus menunggu jam mata kuliahnya yang masih empat puluh menit lagi. Pikirannya melayang pada percakapannya dan Nyonya Kim pagi itu. 

"Apa dia benar-benar menyukai Taehyung?" Lirih Jennie bermonolog.

Jennie menghela napasnya lantas menggeleng. "Tidak mungkin. Dia hanya ingin membantuku. Ibu hanya salah paham." Ujar Jennie meyakinkan dirinya sendiri.

Caught In A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang