24

488 94 78
                                    

Jennie sontak menjauh dari Taehyung saat tersadar akan apa yang sudah ia lakukan. Jennie berdehem. "Taehyung, sepertinya aku sudah tidak lapar lagi. Kau tidak perlu memasak untukku. Aku akan kembali sekarang."

"Apa?" Dahi Taehyung sudah mengernyit bingung akan ucapan Jennie. 

Namjoon dan Jin benar, Jennie harus menjauh dari Taehyung. Tanpa menunggu respon Taehyung, Jennie berjalan menuju ruang tengah untuk mengambil tas tangannya yang ia taruh di atas sofa. 

Taehyung tak tinggal diam dan segera mengejar Jennie. Ia meraih tangan Jennie, menahannya untuk tidak pergi. Membuat posisi mereka kini berhadapan, tapi Jennie masih tak menatap mata Taehyung. 

"Kau mau kemana?" Tanya Taehyung yang masih kebingungan.

"Pulang." Lirih Jennie tak berani menatap Taehyung.

"Ada apa? Kenapa kau tiba-tiba mau pulang? Apa aku melakukan kesalahan?" Ujar Taehyung tak mengerti apa yang terjadi pada Jennie.

Jennie menghela napasnya. "Tidak. Aku hanya ingin pulang." Jennie melirik jam di dinding yang menunjukkan pukul setengah delapan. "Tadi Ibu berpesan supaya pulang lebih awal." Ujar Jennie beralasan. 

Taehyung memperhatikan gerak-gerik dan tingkah Jennie yang aneh. Ia tak mempercayai  ucapan Jennie sama sekali. "Jennie, ada apa?" Tanya Taehyung penuh penekanan.

Perlahan Jennie membaeranikan diri menatap mata Taehyung. "Taehyung, kumohon! Biarkan aku pulang."

Taehyung menghela napasnya frustasi. "Apa masalahnya?" Sahut Taehyung tak mengerti apa yang Jennie pikirkan.

Jennie menggigit bibir bawahnya gelisah. "Kau bertanya apa masalahnya?"

Taehyung menatap Jennie karena pertanyaannya, karena tak ada yang bisa Taehyung pahami dari situasi itu. "Jelaskan padaku!"

Jennie menatap Taehyung lekat-lekat. Ada keheningan dalam beberapa detik. "Aku... menyukaimu."

"Apa?" Ucap Taehyung bingung.

Jennie hanya diam karena pergolakan batin yang ada dalam dirinya. 

Mendengar itu, Taehyung mendengus tak habis pikir. "Jennie, aku tahu." Ujar Taehyung karena pada dasarnya mereka bahkan berkencan karena Jennie menyatakan perasaan padanya.

Jennie menelan ludahnya. "Itu masalahnya... aku menyukaimu, Taehyung." Jennie menggeleng. "Tidak, aku mencintaimu." Ujar Jennie meralat ucapannya karena Jennie sadar, selama ini dia hanya menyangkal perasaannya sendiri.

Taehyung menelan ludahnya melihat Jennie yang menatapnya dengan tatapan yang tak Taehyung pahami. 

Mata Jennie tiba-tiba terasa panas. Tanpa bisa Jennie cegat, air matanya mengalir begitu saja. "Aku mencintaimu dan... itu membuatku takut." Lirih Jennie.

Taehyung tak mengalihkan tatapannya dari Jennie. "Apa yang kau takutkan?"

Jennie perlahan menunduk. Karena lagi-lagi, ia sadar tempatnya. Dia tak berhak mencintai Kim Taehyung. Jennie tidak tahu sejak kapan perasaannya pada Taehyung tumbuh sedalam itu. "Aku tak ingin berpisah denganmu, Taehyung." Jennie menelan ludahnya memikirkan kembarannya akan kembali ke Seoul dan dirinya yang akan kembali ke LA membuat hatinya menjadi sakit. "Kesepakatan kita akan berakhir."

Mendengar itu Taehyung menghela napasnya. Ia menyentuh kedua pipi Jennie. Menghapus air mata di pipinya lalu menatap gadis itu lekat. "Jennie, dengarkan aku baik-baik."

Jennie tak tahu apa yang akan Taehyung sampaikan, tapi, tak bisa dipungkiri, jantungnya tiba-tiba berdebar lebih cepat tanpa alasan.

"Saat ku bilang aku menyayangimu, artinya tidak ada lagi yang perlu kau khawatirkan, karena ini adalah perasaan yang saling berbalas. Kau berhasil membuatku jatuh hati padamu. Aku juga mencintamu. Mulai sekarang, tetaplah mencintaiku dengan sepenuh hatimu karena aku juga sedang melakukannya. Persetan dengan perjanjian itu, ayo terus berkencan denganku!"

Caught In A LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang