Calvin x Kinan
💓💓
.
.
.
.
.Tangan mungil Adnan sedang berada di genggaman tangan sekertaris pribadi Calvin. Adnan dengan mata berbinarnya mulai meneleti ke setiap sudut dan lorong perusahaan. Lelaki muda itu menarik ujung bibirnya membentuk senyum teramat manis, beberapa orang yang melihatnya terkagum akan ketampanan dan betapa menggemaskannya anak kecil yang sedang bersama Sendi tersebut.
Sesekali jari-jari kecil Adnan akan menunjuk ke semua ruang atau benda yang terpampang jelas, bertanya ini dan itu pada sekertaris papanya itu. Adnan adalah anak yang cerdas namun cenderung sedikit pemalu. Jujur saja! Ini adalah kali pertama Adnan berani meminta pada sang Papa untuk membawanya pergi ke perusahaan.
"Uncle Sendi, apa Papa pernah masuk kedalam ruangan itu?" tunjuknya pada ruang Rapat.
"Tentu saja, apa Adnan mau melihatnya?"
Adnan menggeleng pelan. "Aku lelah, apa Uncle Sendi mau menggendongku sampai ke ruang kerja Papa?" tanyanya sambil mengedipkan matanya berkali-kali, memohon Sang asisten pribadi mau menuruti keinginannya. Sendi tertawa mendengar suara lembut Adnan yang sedang menatapnya dengan penuh harap.
"Tentu saja, ayo! Uncle akan membawa tuan kecil kita untuk segera bertemu dengan Papa Bos besar!"
Adnan segera merentangkan kedua tangannya dengan lebar, tidak lupa tersenyum tulus pada lelaki muda itu. Sendi segera membawa tubuh mungil Adnan kedalam gendongannya.
Sendi Prawira, yang sudah terbiasa mendapat panggilan Uncle itu berjalan perlahan masih dengan Adnan yang berada digendongannya, telapak tangan Adnan tidak bisa berhenti menepuk-nepuk pelan pundak sekertaris. Dia tersenyum, betapa menggemaskannya putra kecil ini.
.
.Langkah Sendi terhenti saat melihat wanita muda berjalan ke arahnya dengan pesona anggun, namun terkesan begitu sangat angkuh. "Sen, dimana Calvin?"
Sendi tidak tahan untuk tidak tersenyum remeh menatap wanita muda dihadapannya. Dia kira dia siapa berani memanggil nama Tuan mudanya seperti itu? sangat-sangat tidak sopan!
"Kau kira siapa dirimu berani memanggil Tuan muda
seperti itu?"Wanita muda itu membuka mulut tidak percaya mendengar ucapan yang terlontar dari mulut lelaki muda dihadapannya. Karena merasa diremehkan wanita muda itu mulai kembali membela dirinya sendiri.
"Lalu kau pikir kau siapa? Sendi, kau hanya sekertaris
rendahan!" Sendi menepuk-nepuk punggung Adnan pelan hingga tubuh mungil itu segera berbalik menghadap kebelakang."Tuan mudaku tidak tertarik dengan wanita rendahan
sepertimu!" Ujar Sendi meneliti. "Lebih baik berbalik
dan segeralah pulang, lihat dirimu baik-baik di depan
cermin, Nona Chintya!"Setelah mengatakan kata-kata tidak bermakna itu, Sendi segera melanjutkan langkahnya pergi meninggalkan wanita muda yang saat ini masih menatapnya dengan tidak percaya.
Adnan dengan dua matanya yang berulang kali mengedip ikut menatap seseorang yang begitu asing bagi dirinya. Adnan meringsut kedalam pelukan Sendi saat mendapat tatapan tajam dari wanita muda itu.
"Uncle, Aunty tadi terlihat tidak menyukaiku!" ujar Adnan sedih.
Sayang sekali! wanita muda tidak mengetahui jika Adnan adalah putra semata wayang dari lelaki yang wanita itu kejar-kejar saat ini.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Wife
RomanceSerupa tapi tak sama. Itulah yang di rasakan Calvin sekarang, membuat gila tapi candu di satu waktu yang sama. . . . .