Calvin x Kinan
Vote sebelum membaca
💓
.
.
.Happy reading🥳❤
Sekarang Kinan bareng Ibunya lagi selonjoran aja di ruang belakang dengan dia yang berbaring menjadikan pahanya ibu tercintanya sebagai bantal. Dulu sebelum menikah dengan Calvin hal kayak gini sering kali mereka lakukan, sekedar berbagi cerita atau menikmati sore atau pagi hari dengan segelas teh hangat. Makannya Kinan lagi nostalgia karna rasanya udah lama banget ga duduk nyantai kayak gini di belakang rumah.
Adnan juga anteng banget, dia lagi main mobil-mobilan yang ia bawa dari rumah. Bukan mobil-mobilan aja ada banyak poll, Kinan sih yang ngemas takut anaknya rewel karna di tempat yang baru tapi ternyata pangeran kecilnya itu anteng banget.
"Kamu seneng kan, nak? Calvin memperlakukan kamu dengan baik, kan?" Pertanyaan yang selalu ibunya ucapkan berulang kali, tapi Kinan selalu menjawab dengan sabar. Ia tersenyum menatap mata ibunya. "Baik kok Bu. Baik banget malah."
Sandra menatap jauh ke depan, perasaan khawatir masih menyelimuti hatinya. Bayangkan Ibu mana yang tidak sakit hati mendengar bahwa anak pertamanya mati di bunuh oleh tangan-tangan jahat keluarga Daxyan. Tapi dengan Kinan yang berkata seperti itu mau tidak mau Ibu 2 anak itu pun mengangguk mengerti. Merasa bersyukur karna Calvin mau menjaga harta berharganya.
Terlebih 2 anak kembarnya memiliki sifat yang sangat kentara, Jihan dengan sikap dinginnya yang terkesan cuek dan tak peduli sekitar sedangkan Kinan kebalikannya. Dia ceria, hyperaktif, bawel dan tentunya manja. Tapi di balik itu semua Kinan memiliki sifat lemah lembut yang membuat semua orang sayang padanya.
.
.
.Ini udah sore Adnan juga udah wangi karna emang Kinan sengaja bawa baju ganti buat keperluan si kecil. Jam juga udah nunjukin waktu makan malam tapi suami tampannya itu masih belum pulang. Ini meetingnya di Canada kah? Dari siang loh Calvin berangkat tapi jam segini masih belum keliatan. Duhh kesel banget deh Kinan. Mana daritadi di telpon ga di angkat.
"Lagi mikirin apasih nak?"
"Mas calvin bu." Ia melirik ibunya. "-kok jam segini masih belum pulang."
"Tungguin aja. Suamimu mungkin lagi sibuk." Sandra mencoba menenangkan putrinya.
Kinan mendengus, sibuk sih sibuk tapi ini kan weekend ya.
Mencoba berfikir positif ia kembali menatap sang putra. "Aaa, sayang." Kinan berkata sambil nyuapin anaknya.
Adnan terima suapan Ibunya dengan lahap, sengaja di suapin karna biar cepet aja dan ga belepotan. Soalnya Adnan kalo makan sendiri masih suka ngawur, kadang cuman lauknya aja yang dimakan nasinya malah ga di sentuh sama sekali.
"Papa belum pulang.?" Adnan bertanya, kepalanya noleh kanan-kiri nyari sang kepala keluarga. Biasanya pas masuk makan malam Papanya selalu ikut gabung, loh kok ini gaada.
"Belum sayang, kayaknya Papa mu masih di jalan."
Kepala Adnan mengangguk mengerti dengan mulut penuh, badannya goyang-goyang karna masakan sang nenek. Sandra menatap gemas tingkah pola sang cucu tangannya terulur mencubit pelan pipi Adnan yang penuh karna makanannya.
"Ma." Adnan kembali bertanya.
Kinan berdehem menanggapi. "Adnan boleh ga tidur disini.? Ia menerima lagi suapan dari Ibu tercintanya.
"Adnan mau nginep sini? Coba tanya nenek, boleh enggak?."
Sekarang mata bulat yang nurun mamanya itu natap sang nenek penuh harap. "Nenek, boleh ngga Adnan nginep disini."
"Boleh dong. Adnan kalo mau tinggal disini juga boleh nemenin Nenek."
Adnan berseru heboh, tak lama terdengar deru mesin mobil yang sudah sangat Adnan hafal. Ia meminta turun dan segera berlari ke pintu utama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Wife
RomanceSerupa tapi tak sama. Itulah yang di rasakan Calvin sekarang, membuat gila tapi candu di satu waktu yang sama. . . . .