01 - Awal

1K 85 25
                                        

Hujan deras turun membasahi bumi. Semua orang yang saat itu sedang berada di luar ruangan, berbondong-bondong mencari tempat berteduh. Bahkan ada yang rela berdesak-desakkan di dalam bus agar tubuh mereka tidak basah. Manusiawi memang. Siapa yang ingin terkena air hujan ditengah cuaca dingin? Yang ada hanya menambah beban kantung mereka saja karena  harus membayar obat jika jatuh sakit. Dan orang bodoh saja yang akan melakukan hal itu.

Jika memang begitu pendeskripsiannya, apakah pemuda manis yang sekarang membiarkan seluruh tubuhnya basah karena hujan itu termasuk ke dalamnya? 'Orang bodoh,' karena ia justru hanya berdiri diam di luar gerbang lingkungan sekolah sambil menunduk. Membiarkan tubuhnya yang masih berbalutkan seragam itu basah kuyup.

Yuta. Nakamoto Yuta.

Pemuda manis yang kini menatap sendu tanah basah di bawahnya itu sebenarnya sedang menangis. Namun liquid bening yang membasahi kedua pipinya, tertutupi dengan air hujan. Pun dengan tubuhnya yang bergetar karena isak tangis, mungkin orang yang melihat akan mengira jika ia merasa kedinginan. 

Ia mendongak saat seseorang berdiri di hadapannya bersamaan dengan air hujan yang berhenti membasahi tubuh. Netra merahnya melihat seorang pemuda yang tersenyum sambil memayunginya.

"Ayo pulang hyung.

Dan tangan kanan pemuda itu terulur ke arahnya. Membuat Yuta menatap sejenak, sebelum menyambutnya dengan hangat. Membiarkan pemuda tampan dengan dimple di kedua pipi itu menggandengnya dengan lembut dan mengantarkan kehangatan.

ooo

Secangkir cokelat panas yang menimbulkan asap itu tersaji di hadapannya. Pemuda berdimple yang tadi mengantarkan Yuta pulang itu mengangguk kecil sambil menggumamkan kata 'terima kasih.' Wanita paruh baya yang baru saja duduk menempati sofa single itu tersenyum lembut.

"Terima kasih sudah mengantarkannya Jaehyun-ssi."

Jaehyun yang baru saja menyeruput minumannya tersenyum kecil.

"Sudah tanggung jawabku sebagai temannya bibi."

Nyonya Nakamoto itu menghela nafas mendengar jawaban Jaehyun. Jika bukan karena pemuda itu, mungkin ia tidak akan tahu bagaimana keadaan anaknya sekarang. Bersyukur karena Jaehyun mengantarkan Yuta dengan selamat sampai di rumah. Walau dengan keadaan yang membuatnya cukup terkejut.

"Jaehyun-ssi."

"Ya bibi?"

"Maaf, tapi boleh bibi bertanya sesuatu padamu?"

Jaehyun mengangguk kecil.

"Apa... ada sesuatu yang terjadi pada Yuta di sekolah?"

Ibu mana yang tidak khawatir mengetahui anak yang tadinya ceria, kini terlihat berubah? Menjadi lebih pendiam dan murung, tidak seperti biasanya. Meski anak semata wayangnya itu berusaha menutupinya dengan senyuman, tapi firasat seorang ibu tidak akan pernah meleset. Ada luka dan kesedihan yang ditutupinya.

"Ah maaf bibi. Tapi untuk hal itu saya tidak tahu. Hm.. mungkin, saya bisa menanyakan hal ini nanti padanya."

Ibu kandung Yuta itu tersenyum kecil dan mengangguk. Betapa ia sungguh berterima kasih karena Yuta dikelilingi oleh orang baik. Lantas wanita cantik itu pamit untuk ke dapur, menyiapkan sesuatu yang menjadi makan siang mereka saat Yuta sudah turun.

Pemuda Osaka itu mendekat ke arah Jaehyun dan duduk di sofa yang tadi ditempati ibunya. Seragam sekolahnya yang basah kini digantikan dengan piyama bergambar hewan laut yang memilikki tentakel. Membuat Jaehyun sempat terkekeh karena gemas.

"Hm.. terima kasih sudah mengantarku. Maaf membuatmu repot Jaehyun," Yuta meremas jemarinya, menahan rasa tak enak hati. Sejujurnya ia sedikit malu karena adik kelasnya itu mendapati dirinya sedang menangis tadi.

Monster 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang