Absurd Quintuplets (8)

34 12 14
                                    

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi🤍
Tetap jaga iman dan imun🤍

Happy Reading!

***
Raindra yang baru saja pulang dari sekolah merasakan badannya lemas membuat Risa yang melihat putranya tersebut pun langsung bertanya. Raindra langsung merebahkan kepalanya di paha Risa membuat ibu dari lima anak itu sudah menebak jika anaknya tersebut sedang sakit dan manjanya kumat.

"Mak, Raindra meriang. Kepala Raindra pusing," ucap Raindra membuat Risa menghela napas.

"Makanya, emak bilang kemarin jangan ditrobos kalau lagi hujan."

Raina yang melihat itu pun langsung memutar bola mata malas melihat Raindra yang sedang manja.

"Raina, buatin bubur untuk Abang kamu nih. Katanya, lidah dia pahit."

"Masa Raina sih, Mak?" tanya Raina dengan cemberut.

"Ya Allah, Raina. Gue masih sakit nih. Yakali, masa lo nggak mau buatin."

"Hilih, cuma meriang aja manja amat lo," cibir Raina.

"Mak, Raina tuhhhhh," adu Raindra membuat Risa menghela napas.

"Nyenyenyenye."

"Tolong, ya, Raina. Buatkan bubur buat Raindra," ucap Risa halus, tapi ada penekanan di setiap kata-katanya.

"Ish, yaudah iya."

Raina pun beranjak ke dapur membuat Raindra tersenyum lalu memejamkan matanya untuk menghalau rasa sakit di kepalanya.

Sedangkan di sisi lain, Rayya diminta Raka untuk menjaga warung karena Raka akan menjemput barang. Ya, mereka memang membuka usaha barang harian. Rayya pun mengiyakan ucapan dari bapaknya tersebut.

"Halo, Neng Raya," sapa lelaki bernama Kenan Prawira tersebut, ia merupakan tetangga dari five R.

"Halo, juga Bang Ke."

"Jangan disingkat dong, Ya. Enggak enak bener kedengarannya jadi bangke," ujar Kenan membuat Rayya tertawa.

Kenan terkesima melihat tawa dari Rayya. Seolah, dunianya berhenti sejenak. Rayya yang melihat hal tersebut pun menjadi heran.

"Woi, lo kok bengong? Kesambet jin Tomang deket pohon jengkol, yak?" tanya Rayya sambil menimpuk wajah Kenan dengan royco.

"Nama kamu siapa?" tanya Kenan ketika tersadar dari lamunannya.

"Dih, kok lo nanya nama gue? Jelas lah nama gue Rayya belum ganti jadi Markonah," ujar Rayya dengan putaran bola mata malas.

"Rayya google nggak?"

"Hah?"

Rayya mengerenyit heran dengan pertanyaan dari Kenan.

"Wah, miring nih engselnya," ucap Rayya di dalam hati.

"Iya, pasti nama panjang kamu Rayya Google! Soalnya, semua yang aku cari ada di kamu," ucap Kenan sambil tersenyum membuat Rayya mengedip berulang kali.

Rayya yang tersadar pun langsung berteriak ketika mendapati Raiden yang baru saja keluar rumah.

"RAIDEN, INI ADA YANG GOMBALIN RAYYA!" teriaknya dengan kencang membuat Raiden langsung menghampiri adik bungsunya tersebut. Melihat kehadiran Raiden membuat Kenan langsung terbirit-birit untuk kabur.

"EH, BIJI KACANG POLONG SINI LO! BERANINYA LO GOMBALIN JOMBLO NGENES KEK RAYYA!"

Rayya yang mendengar hal tersebut langsung melemparkan tepung terigu ke wajah Raiden membuat Raiden terkejut. Untung saja, plastik tepung terigu tersebut tidak koyak. Kalau sampai koyak bisa runyam masalahnya.

"RAYYA BUKAN JOMBLO NGENES, RAIDEN SIALAN!"

Jadilah, keduanya cek sound di sore hari yang sangat cerah ini. Sehingga kehadiran Raka mengakhiri semuanya.

***
Raisa baru saja menerima pesan dari Haris yang di mana lelaki tersebut memutuskan hubungan keduanya karena beralasan tak ada kecocokan di antara keduanya. Raina yang baru saja menyiapkan membuat bubur untuk Raindra pun memutuskan untuk menemui Raisa yang sedang galau di kamar.

"Kok bisa putus sama Haris?" tanya Raina sambil duduk di samping Raisa.

"Gue sama Haris udah nggak ada kecocokan lagi, Raina," jawab Raisa sambil menyandarkan tubuhnya di sandaran ranjang.

"Lo nggak cocok apa sama Haris?"

"Haris bilang dia nggak cocok sama gue karena gue tim makan bubur diaduk sedangkan dia enggak. Dia mau nyari cewek yang kalau makan bubur enggak diaduk. Makanya, dia mutusin gue karena dia kesel liat gue ngaduk bubur," ucap Raisa membuat Raina melongo.

"Lo serius lah, Jamet!"

"Gue seriusan, Raina. Ini chat-nya kalau lo masih nggak percaya."

Raina langsung mengambil ponsel milik Raisa dan membuka room chat Haris dan ucapan Raisa memang terbukti benar. Jika Haris memutuskan Raisa karena berbeda cara makan bubur.

"Berat bat masalah lo, Sa," ucap Raina yang masih syok, tapi tangannya tetap mengusap-usap bahu Raisa untuk memberi ketenangan.

Persoalan yang terus diributkan oleh kelompok aliran makan bubur ayam diaduk versus tidak diaduk membuat dampak yang terlalu besar bagi hubungan Raisa dan Haris hingga memutuskan hubungan menjadi titik temunya.

Raina kembali membaca pesan dari Haris yang membuat benar-benar melongo bercampur tak percaya.

"Raisa, gue penganut aliran makan bubur nggak diaduk sedangkan lo penganut makan bubur dengan cara diaduk. Dari segi makan bubur aja kita udah nggak cocok, Sa. Meskipun dianggap sepele memang, tapi hal kecil yang terus-menerus mengganggu itu seperti noise yang dibiarkan."

"Raisa ini orang kok ngeselin sih?" tanya Raina ketika membaca sederet pesan dari Haris.

"Lo baca aja sampe habis, Na. Tambah ngeselin tuh makhluk alien, rasanya gue pengen cakar, ulek, geprek!" kata Raisa menggebu-gebu. Raina yang melihat itupun langsung membaca pesan berikutnya.

"Tiap kali kita makan bubur ayam, gue makan dengan rapi, dari tepi biar nggak panas sedangkan lo? Bubur yang udah susah-susah ditata sedemikian rupa oleh penjualnya, lo aduk-aduk sampai bentuknya nggak karuan. Gue kasih tau, ya, Raisa kalau tipe orang yang suka makan bubur diaduk itu tipe nggak bisa menerima apa adanya. Terlihat, dari lo yang nggak bisa menerima kerupuk warna warni yang harusnya kriuk ketika digigit bukan malah melempem di dalam bubur dan kehilangan warna khasnya. Itu artinya apa? Lo pasti nggak bakal bisa menerima gue apa adanya, sama bubur aja kayak gitu."

Raina dibuat semakin takjub bercampur kesal ketika membaca pesan dari Dean Harisyam tersebut. Sungguh, teori konspirasi semacam apa itu? Jika saja ada Haris di depan matanya sekarang, sudah dipastikan Raina akan menyepak tulang kering lelaki tersebut.

"Dengan ini, kita resmi putus."

"Huahhhhh, sakit hati gue, Raina. Masa cuma karena cara makan bubur doang gue diputusin secara nggak terhormat begini!" teriak Raisa sambil menyeka air matanya.

Bukan Raisa sedih karena tak berpacaran lagi dengan Haris, tapi yang Raisa sedihkan kenapa harus diputuskan dengan alasan yang sangat tidak elite. Bagaimana nantinya, jika Raisa ditanya oleh orang-orang kenapa putus dari Haris. Masa iya, ia harus jujur sih?

"Gue nggak cinta-cinta amat sih sama Haris, tapi ya, alasan dia yang logis dong. Masa mutusin gue gara-gara seonggok bubur sih," kesal Raisa.

Sudah kubilang jangan terlalu yakin
Mulut lelaki banyak juga tak jujur
Bila sakit hati wanita bisanya nangis

Sudah ku bilang jangan terlalu cinta
Kalau patah hati siapa mau nolong
Seperti langit dan matahari tak bersatu lagi

"Diem lo!"

Raisa berseru ketika Rayya masuk ke dalam kamarnya dengan menyanyi lagu berjudul Hey Ladies tersebut sedangkan Rayya hanya menyengir tanpa dosa membuat darah Raisa semakin mendidih untuk mencelupkan Rayya ke dalam kolam ikan lele.

***

Absurd Quintuplets (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang