Absurd Quintuplets (3)

64 13 10
                                    

Jangan lupa ngaji dan shalawat Nabi 🤍
Tetap jaga iman dan imun 🤍

Happy Reading!

***

Mereka sudah tiba di food and play. Kemudian, keempatnya memilih tempat yang nyaman dan asyik dan indera pendengar mereka langsung disuguhkan lagu Tak Ingin Usai. Selesai memesan minuman dan makanan, Raindra langsung mengeluarkan ponselnya dari saku celana.

"Main ludo, yok!"

Raisa yang mendengar hal tersebut langsung menoyor kepala kembarannya tersebut. "Jauh-jauh ke sini cuma main ludo? Nggak ada akal emang," cibir Raisa.

"Sekali-kali main ludo outdoor, Sa," ucap Raindra selow.

Raindra tak peduli dengan decakan sebal dari Raisa. Ia tetap nekat membuka aplikasi Ludo tersebut. Mau tak mau, Raisa menjadi turut serta untuk bermain Ludo. Raindra warna merah, Raina warna hijau, Raisa warna biru dan Rayya warna kuning.

"Warna Ludo lo kek tai ngambang, Ya," ejek Raina membuat Rayya mencebik sebal.

"Raina, mulutnya minta dilakban emang," gerutu Rayya sambil menekan menu dadu karena sekarang gilirannya.

"Ish, parah sih lo, Raindra. Masa punya gue nggak keluar kandang dari tadi. Pasti ludo gue, lo kasih ajian jaran goyang, 'kan?" Raisa langsung menghujamkan tatapan tajam ke arah Raindra.

Raindra menghela napas panjang. "Salahin aja terus gue, Sa! Kayaknya gue napas aja udah salah di mata lo," kata Raindra kesal.

"Apapun yang lo lakuin emang salah sih, Ndra," sahut Raina dibalas decakan oleh Raindra.

"Yes! Ludo Raindra ke tendang. Tenang, Raisa. Ada Rayya yang siap menyingkirkan Raindra," ucap Rayya percaya diri karena dirinya berhasil menendang Ludo Raindra dua kali.

Kemudian, ketiga perempuan tersebut pun saling bertos ria membuat raut wajah Raindra semakin masam.

"Curang sih, kalian ngeroyok gue."

"Iri bilang Bawahan. Palpalepalepale," kata Raisa dengan nada mengejek.

"Gue sumpel tuh mulut," ucap Raindra yang sudah menyiapkan tissu untuk menyumpel mulut Raisa.

"Gue tabok duluan sih lo, Ndra."

Obrolan Raindra dan Raisa terputus karena suara emas ---eh lebih tepatnya suara imitasi Raina masuk ke dalam indera pendengaran mereka.

Terluka dan menangis tapi ku terima
Semua keputusan yang telah kau buat
Satu yang harus kau tahu
Ku menanti kau tuk kembali
Ho ho wo oh
Tinggalkan semua usai di sini

"Suara lo emang bagus, Raina, tapi lebih bagus diem," ujar Rayya ketika mendengar Raina menyanyi.

"Bakat terpendam ini, Rayya!"

"Bakat terpendam yang selamanya harus dipendam sih, Na," sahut Raindra.

"Dih, iri," ucap Raina kesal.

Ketika mereka masih fokus bermain ludo. Tiba-tiba, Raina memberikan pertanyaan kepada Raindra membuat lelaki itu menjadi penasaran.

"Raindra, apa persamaan lo sama babi?" tanya Raina sambil menarik turunkan alisnya.

"Persamaan gue sama babi? Mana gue tahu," ucap Raindra yang kembali fokus kepada ludonya.

"Ih, Rayya enggak seru ih. Masa punya gue ditendang," gerutu Raisa kesal ketika ludonya yang baru saja dijalankan satu menit yang lalu kembali masuk ke dalam kandang.

"Maap, Raisa. Habisnya, lo ngehalangi jalan gue menuju KUA," ucap Rayya asal.

"KUA gundulmu," balas Raisa dengan bola mata berputar malas.

Absurd Quintuplets (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang