2

84 80 134
                                    

Sam mencoba menggerakkan kakinya perlahan. Tidak sakit. Dia mencoba berlari-lari kecil. Tidak sakit juga. Karena merasa sudah baikan, Sam pergi ke tempat latihan Tim Bamis untuk menyelesaikan hukumannya.

"Sam latihan dulu, Ma," pamit Sam kepada Mama nya.

Mama nya menoleh dan menerima uluran tangan Sam yang ingin bersalaman dahulu. "Hati-hati. Jangan sampe pulang ke rumah bawa tukang urut lagi," nasihat Mama Sam.

Sam nyengir sambil berlalu pergi ke garasi untuk mengambil motornya. Berhubung kakinya sudah tidak sakit, dia akan mengendarai motornya sendiri.

Sam mendongak menatap langit. Cuaca hari ini cerah. Secerah impiannya untuk menjadi atlet profesional yang bisa bertanding di luar negeri.

Gor Tim Bamis sepi hari ini. Kesempatan emas untuk Sam agar bisa berlatih sepuasnya. Dia akan berlatih keras hari ini untuk mengganti hari kemarin ketika ia tidak bisa berlatih.

Sam memegang raketnya dengan kokoh. Bersiap dengan kuda-kuda nya. Mesin pelontar kok mulai bekerja. Dia dengan semangat memuntahkan kok dan melemparnya ke arah Sam.

Sam sama semangatnya seperti mesin pelontar kok. Dia bergerak lincah ke kanan kiri depan belakang mengejar kok yang terbang di atasnya.

Satu jam berlalu tak terasa. Sam mulai kelelahan dan hendak beristirahat. Ketika ia berjalan menuju pinggir lapangan, matanya menangkap sesosok gadis yang duduk rapi di samping tas miliknya. Sam pun menghampiri gadis itu.

"Hai," sapa gadis itu ramah.

Sam tersenyum menanggapinya. "Siapa lo?"

"Kenalin, aku Aletta Nasya," Letta mengulurkan tangannya, "Aku yang mau gabung ke Tim Bamis," lanjutnya sambil tersenyum.

Sam menerima uluran tangannya. "Sam Emilliano," Sam terlalu fokus pada wajah Aletta yang cantik ketika tersenyum sampai lupa melepaskan tangannya. "Eh, maaf," ucapnya malu.

"Gak papa santai aja," Aletta mengedarkan pandangannya kemudian menatap Sam, "Kenapa kamu latihan sendirian?" Tanya nya penasaran.

"Eh gu-gue lagi dihukum. Sekarang hari libur latihan tapi gue dihukum gara-gara bolos waktu itu," Sam menggaruk rambut yang tidak gatal. Gak biasanya dia grogi ketika mengobrol sama lawan jenis.

Aletta mengangguk-angguk, "Kalo gitu gimana kalo kita tanding sekarang?"

Sam terkejut mendengarnya. Biasanya orang baru lebih memilih berkeliling melihat tempat latihan dan lapangan outdoor yang luas tapi Aletta malah ingin bertanding dengannya. Tapi Sam langsung menyetujuinya.

Sebelum itu mereka memindahkan mesin pelontar kok dan membersihkan kok yang berserakan terlebih dahulu. Ketika sudah bersih, mereka bersiap di posisi masing-masing. Memasang kuda-kuda terbaik. Sam mempersilakan Aletta melakukan servis pertama.

Pertandingan Sam-Aletta berlangsung lama dan seru. Skor mereka saling mengejar. Jago juga ini anak baru, pasti bakalan jadi saingan gue, mampus gue, Sam berceloteh dalam hati.

Sementara Aletta santai memukul kok yang dilempar Sam. Dia tidak merasa kewalahan sedikitpun. Aletta memang sudah terbiasa bermain badminton sejak kecil. Dia bercita-cita menjadi atlet profesional seperti saudari nya.

My Letta (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang