21

20 21 5
                                    

"Bukan urusanmu," Baghiz terus berjalan tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

"Hari ini kamu ada acara apa?" Raveena tetap bersikap baik agar Baghiz luluh.

"Acara tidur sampe malem. Udah malem lanjut tidur sampe besok,"

Sesampainya di basement, Baghiz membukakan pintu mobil untuk Raveena. "Cepet masuk. Jangan banyak nanya. Gue cape,"

"Iya iya," jawab Raveena terpaksa.

Baghiz segera tancap gas dan melaju dengan kecepatan tinggi. Mumpung jalanan sepi mungkin. Atau karena ingin segera pulang dan tidur dengan nyenyak, melupakan semua hal yang terjadi. "Cepet turun, Vee,"

"Ngusir banget sih ke pacar sendiri,"

"Jangan ganggu gue sehari ini. Kalo mau ketemu besok aja soalnya gue mau tidur," tanpa mengucap pamit, Baghiz pergi meninggalkan Raveena di lobi apartemen nya.

"Liatin aja, Ghiz," satu sudut bibir Raveena terangkat menampilkan senyuman sinis.

●●●

Pukul 09.30
Setelah terbangun dari tidurnya, Raveena bergegas menelepon seseorang. Di nada dering ketiga, teleponnya diangkat oleh orang di seberang sana.

"Halo.Kenapa, Vee?"

"Aku mau minta bantuan kamu lagi"

"Nulis artikel lagi?"

"Iya. Orangnya sama, Aletta Nasya. Kasusnya harus beda ya"

"Dibayar berapa?"

"Kayak waktu itu aja"

"Oke tunggu ya. Di cafe aja"

"Oke. Makasih ya"


Tut..tut... telepon dimatikan oleh orang yang ditelepon Raveena. Siapa orang itu? Hanya Raveena yang tahu. Dia sedang merencanakan sesuatu untuk membuat Aletta pergi lagi.

"Aletta gak akan bisa main-main sama aku,"

Kemudian Raveena mengetikkan sesuatu di ponselnya. Dia menunggu balasan beberapa menit, lalu setelah mendapatkannya dia segera membalas dan mematikan ponselnya. Raveena bergegas mandi dan berganti pakaian se-rapi mungkin. Siang ini dia akan menemui seseorang.

Raveena memesan ojek online. Dia sedang menuju ke cafe yang diminta teman rahasianya.

"Raveena!" Seseorang yang sedang duduk sendirian melambaikan tangan kepada Raveena.

Raveena menghampiri orang itu dan duduk di seberangnya. "Udah nemu kasus yang cocok, Ci?"

"Udah. Gimana kalo ini," Cici menunjukkan layar laptopnya kepada Raveena.

Cici adalah teman lama Raveena. Mereka bertemu di sebuah cafe tepat sebelum Raveena masuk Tim nasional. Cici seorang jurnalis di salah satu media massa online yang cukup terkenal.

"Bagus, Ci. Langsung aja,"

"Oke. Send. Beres," Cici menepuk-nepuk kedua telapak tangannya seolah-olah keyboard laptopnya berdebu. "Lo ada masalah apa sih sama Aletta? Kek yang pengen banget dia hancur,"

Raveena mengesap caramel macchiato yang tadi dipesannya. "Pengen aja,"

"Yaudah terserah lo deh. Btw gue masih ada kerjaan di kantor. Gue duluan ya," Cici meneguk minumannya sampai habis lalu pergi keluar dari cafe. Sebagai jurnalis, sudah tugasnya mencari berita paling eksklusif dimana pun itu.

My Letta (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang