Hari ini Aletta akan mengajar les badminton anak-anak. Karena hampir semua anggota Tim Bamis ada mata kuliah, jadilah tidak ada latihan hari ini. Ada sekitar 15 murid yang ikut les dengannya dan semuanya berusia dibawah 17 tahun. Biasanya Aletta mengajar di gor kelurahan dekat tempat tinggalnya.
Setelah berdoa bersama sesuai agama masing-masing, anak-anak akan melakukan pemanasan. "AYO SEMUANYA BERBARIS! KITA PEMANASAN DULU!" Aletta memberi aba-aba. "Bryan! Kamu yang memimpin hari ini,"
Anak yang bernama Bryan maju dengan gagah. Dia paling suka kalau harus memimpin pemanasan. Dia juga murid Aletta yang paling besar jadi dia merasa mempunyai tanggung jawab terhadap adik-adiknya.
Pintu gor terbuka perlahan ketika anak-anak sedang melakukan pemanasan. Semua anak dan Aletta menatap ke arah pintu. Baghiz masuk sambil membawa raket yang sering dipakainya. "Hai semua. Kali ini, Kakak akan ikut mengajar kalian," sapa Baghiz ramah.
Aletta berkedip-kedip tak percaya. Emang harus kayak gini kalo merjuangin cewe?, ujarnya dalam hati. Tapi Aletta tidak berani mengusir Baghiz, jadi dia akan membiarkannya.
"Kakak siapa?" Salah satu anak bertanya.
"Nama Kakak, Baghiz. Anggota Tim Griya. Kalian tau Tim Griya kan?" Hampir semua anak mengangguk, "Nah kalau kalian mau jadi bagian dari Tim kami, kalian harus berlatih sungguh-sungguh," Baghiz bertepuk tangan tiga kali, "Ayo semangat,"
Sementara anak-anak melakukan pemanasan, Aletta dan Baghiz mengobrol di pinggir lapangan sembari menunggu anak-anak selesai. "Kamu gak ada matkul?" Tanya Aletta. Karena setahunya, Baghiz masih menjadi mahasiswa sama seperti Sam.
"Gue udah lulus tahun kemarin. Lo gak tau?" Aletta menggeleng. "Kenapa coba lo gak nyari tau tentang gue? Bukannya lo suka gue?" Enteng sekali Baghiz berkata seperti itu.
"Hah? Kata siapa?"
"Tau aja," Baghiz menyeringai. "Lo gak mau ngaku nih? Yaudah gue aja yang ngaku,"
"Ngaku apa?"
"Ngaku kalo gue suka lo," ujar Baghiz sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Aletta.
Merasa pipinya merah dan panas, Aletta memukul wajah Baghiz. "Jauh-jauh sana! Gak malu sama anak-anak?" Aletta berdiri menghampiri anak-anak yang sebenarnya belum selesai pemanasan. Haha dia salah tingkah.
Les kali ini berjalan seru dan melelahkan. Baghiz dengan senang hati bermain bersama anak-anak sehingga membuat mereka betah pada les kali ini.
Di akhir, Aletta dan Baghiz bertanding badminton sambil disaksikan anak-anak. Mereka bersorak menyemangati keduanya. Pertandingan antar calon atlet profesional ini berlangsung seru, menurut pendapat murid Aletta.
"Kak Baghiz, besok-besok kesini lagi ya. Ngajar les lagi," dengan semangat Bryan berbicara kepada Baghiz. Anak yang lain mengangguk memberi dukungan.
Melihat mereka, Baghiz mempunyai ide cemerlang. "Kalo mau Kak Baghiz kesini terus, kalian harus dukung hubungan Kak Baghiz sama Kak Aletta. Setuju gak?"
"SETUJU!" Anak-anak bersemangat mendapat respon baik dari Baghiz. Sementara Aletta tersenyum masam karena perhatian murid-muridnya kini tertuju pada Baghiz.
Sebelum pulang, Aletta membiasakan murid-muridnya agar berdoa dahulu. "Berdoa dimulai," Baghiz yang menutup les hari ini. Anak-anak bersalaman kepadanya dan Aletta.
"Kak, semoga langgeng ya," ucap salah satu anak perempuan menggoda Aletta. Aletta hanya tersenyum sedangkan Baghiz tertawa puas.
Dasar bedebah berkepala empat! Liat aja nanti, Aletta hanya bisa mengumpat dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Letta (ON GOING)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA Follow juga ig @cho_colatebubble Namaku Aletta Nasya. Mahasiswa yang lulus kuliah percepatan. Menyukai badminton sejak kecil. Bercita-cita menjadi atlet badminton di kala dewasa. Namanya Sam Emilliano. Mahasiswa naka...