Dengan semangat yang menggebu, Aletta berangkat ke tempat latihan. Mood nya baik hari ini, berkat Baghiz. Tadi pagi-pagi, Baghiz datang ke apartemen nya mengeluh malas pergi latihan. Baghiz ingin bermain lagi bersama Aletta. "Kemarin cuma sebentar," rengutnya. Tapi Aletta memaksa Baghiz agar berangkat, karena dia akan mengikuti turnamen selanjutnya. "Nanti aku jemput kamu, ya,"
"Sejak kapan kamu bilang aku-kamu?" Aletta geli mendengarnya.
"Kan Aletta udah jadi pacar aku," Baghiz mengelus puncak kepala Aletta. "Aku berangkat dulu, ya. Bye," Baghiz melambaikan tangan.
Aletta senyum-senyum sendiri ketika mengingat kejadian tadi pagi. Baghiz manja banget ke pacarnya, batinnya.
Dedaunan kering memenuhi sepanjang jalan menuju tempat latihan. Ketika kaki menginjak trotoar akan terdengar bunyi krskkk krskkk. Aletta mendengar suara dedaunan yang diinjak di belakangnya. Ia pun berbalik namun, "OMO!" Aletta kaget melihat orang yang mengikutinya.
"Haha. Lo kaget?" Sam menertawakan Aletta yang sedang mengusap dadanya.
"Seperti biasa. Kamu nyebelin,"
"Sesungguhnya orang yang nyebelin itu ngangenin. So, nyebelinlah agar dikangenin," Sam masih menggoda Aletta padahal dia tahu kalau Aletta sudah berpacaran dengan Baghiz.
Aletta ber huekkk huekkk tanda ia ingin muntah dengan perkataan Sam. Tapi Sam malah tertawa semakin keras. "Ih lo masih aja imut. Kan gue makin suka. Ah sayang banget lo udah milik orang lain. Dahlah," Sam berpura-pura kecewa --tapi sebenarnya Sam memang kecewa. "Ayo berangkat," Sam menarik tangan Aletta.
Tanpa disadari, Aletta membiarkan tangannya dan tangan Sam berpegangan. Seru sekali mengobrol ringan dengan Sam sebelum latihan. Apalagi dengan latar belakang pohon besar dan dedaunan yang jatuh. Membuat suasana semakin romantis.
"Letta!"
Aletta menoleh ketika Fazhia memanggilnya dari arah belakang. Dan Sam refleks melepas cengkeramannya di tangan Aletta. "Eh, hai, Fazhia,"
Fazhia menutup mulutnya tanda terkejut, "Lo berdua udah jadian?"
"Haha nggak. Kita cuma temenan," Sam yang menjawab pertanyaan Fazhia.
"Lah kukira. Eh, Ta. Gue denger dari Emillia kalo lo jadian sama Baghiz. Kenapa lo gak ngasih tau gue sih?"
"Bukannya gak ngasih tau. Tapi baru mau ngasih tau sekarang pas latihan," Aletta merasa serba salah.
Fazhia cemberut karena Aletta tidak langsung memberitahunya walaupun lewat chat.
"Kamu temen aku yang paling baik. Gak enak kalo misalkan aku ngasih taunya lewat chat," Aletta merangkul pundak Fazhia dan berjalan berdua menuju pintu gor. "Kita latihan dulu. Nanti aku ceritain, deh. Sekalian ke Syila ya,"
Fazhia tersenyum senang mendengarnya. "Oke,"
Di belakang Aletta dan Fazhia, Sam tersenyum miris meratapi nasibnya. Baru kali pertama Sam menyukai seseorang setulus ini. Sam yang malang, ya.
Di tengah latihan, Aletta dipanggil ke kantor Bu Ayumi. Ada sedikit permasalahan yang harus segera diselesaikan.
Tok! Tok! Tok! Aletta mengetuk pintu sebelum memasuki kantor.
"Masuk, Aletta," terdengar suara Bu Ayumi dari dalam. "Silakan duduk," lanjutnya ketika Aletta sudah memasuki kantor dan berdiri di depan mejanya.
"Ada apa, Bu?"
"Kamu pernah bilang, ada saudara kamu yang ingin masuk Tim Bamis, kan?" Aletta mengangguk. "Nah, untuk saat ini, ibu ingin memohon maaf karena Tim Bamis belum menerima anggota lagi. Mungkin Tim Griya bisa membantu,"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Letta (ON GOING)
Teen FictionJANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA Follow juga ig @cho_colatebubble Namaku Aletta Nasya. Mahasiswa yang lulus kuliah percepatan. Menyukai badminton sejak kecil. Bercita-cita menjadi atlet badminton di kala dewasa. Namanya Sam Emilliano. Mahasiswa naka...