☘Bab VI☘

236 35 0
                                    

Jan lupa Vommentnya Genkz
Tekan 🌟 Always

Happy Reading 💜💜💜

Happy Reading 💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"APAKAH kau mengancam akan menahanku di sini?"

Sekali lagi Vante memamerkan gigi putih yang kuat yang membuat Jieun menggigil.

Untuk semua kontrol yang cermat, Jieun merasakan barbarisme laten dalam dirinya, bersembunyi tepat di bawah permukaan.

"Mari kita katakan sebaliknya bahwa kau akan menjadi tamuku." Ujar Vante meremehkan.

Tinggal di sini, di rumahnya? Gagasan itu terlalu mengerikan untuk direnungkan.

"Dan apakah ini membutuhkan waktu lama untuk diselesaikan?" Tentunya tidak ada yang melibatkan pengacara, dan pengadilan tidak mungkin terjadi dengan cepat.

Vante mengangkat bahu, mengangkat tangannya dari bahu ringkih Jieun. Tapi tetap saja dia berdiri terlalu dekat agar Jieun merasa aman.

"Aku pikir, aku bisa mengatur untuk mengakomodasimu selama kau ada disini."

Dia pasti bercanda.

Mata Jieun melebar, saat Vante menatapnya dan dia tidak melihat sedikit pun humor dalam tatapannya yang mantap.

Hanya kepuasan dari seorang pria yang memegang semua kartu.

Dia serius!

Vante benar-benar bermaksud menahannya di sini.

"Kau tidak punya hak."

"Sebaliknya, aku sangat memiliki hak untuk memastikan privasiku, dan melindungi keluargaku."

Dan dia berpikir bahwa dia bisa memenjarakan Jieun di sini tanpa batas waktu?

Seolah-olah dia bisa menahannya di luar keinginannya.

Pastinya ada beberapa jalan keluar dari properti ini, dan cara untuk mencari bantuan.

Mata Jieun secara otomatis beralih ke telepon di sisi lain ruangan lalu ke wajah kerasnya. Kemudian dia ingat paspornya, yang sangat mencolok hilang dari barang-barangnya ketika dikembalikan kepadanya.

"Apa yang ada dalam pikiranmu? Mengikatku sehingga aku tidak bisa melarikan diri?" Jieun berpura-pura berani, menyembunyikan kepingan ketakutan yang ditimbulkan oleh ingatan akan penahanan nyata bertahun-tahun yang lalu.

"Jangan menggodaku." Vante mencondongkan tubuh ke arah Jieun, tangannya bertumpu pada lengan kursinya, menjebaknya.

Wajahnya yang gelap adalah ancaman murni dan suaranya adalah bisikan gemuruh yang mengikis kulit Jieun.

"Idemu memiliki daya tarik tertentu yang tak terbantahkan." Tambah Vante.

Sedekat ini Jieun bisa melihat bahwa, meskipun mulutnya mengejek, mata pria itu berkobar dengan sesuatu selain kemarahan.

The Unexpected wife ✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang