☘BAB XVII☘

263 28 13
                                    

Jan lupa Vommentnya zeyenk ....
Tekan 🌟 Hargai Penulis

Happy Reading 🍃🍃🍃

Happy Reading 🍃🍃🍃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vante membuka pintu dan melangkah maju. Kemudian berhenti di tempatnyanya.

Dia menemukan Jieun. Tapi dia tidak sendiri.

Secara otomatis Vante bergerak lebih jauh ke dalam ruangan saat pintu terayun menutup di belakangnya, membentur pinggulnya. Tapi matanya tetap tertuju padanya.

Jieun tidak pernah terlihat lebih cantik.

Jieun mengenakan pakaian paling sederhana yang dia belikan untuknya: celana panjang pas yang memamerkan sosok langsingnya dengan sempurna, dan atasan yang hampir menyamai kilau cerah dimatanya. Bukan pakaiannya yang menarik perhatiannya, melainkan kegembiraan yang terpancar darinya.

Dampaknya menghangatkannya di tempat dia berdiri.

Dampaknya menghangatkannya di tempat dia berdiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jieun sedang bermain seorang balita.

Vante mengenalinya sebagai cucu perempuan pengurus rumah tangganya, Melina.

Anak itu tertawa terbahak-bahak, mencoba mengambil bola berwarna cerah dari tangan Jieun. Ketika dia tidak bisa menggapainya, balita itu mengulurkan tangan dan malah menggenggam seikat rambut sutra Jieun.

"Aduh! Laila, itu tidak adil." Tapi tidak ada kecaman nyata dalam nada memanjakan Jieun.

Saat melihatnya, wajahnya yang memerah, matanya yang dipenuhi tawa, sesuatu menghantam dada Vante dan bersarang di sana, tak tergoyahkan.

Apakah itu karena cara Jieun tersenyum pada balita itu, seolah-olah tidak ada yang lebih penting di dunia ini daripada dia? Ataukah itu adalah gambaran Jieun yang bermain dengan bayinya sendiri, beberapa tahun dari sekarang? Dengan seorang anak yang diberikan kepadanya oleh pria lain.

Sensasi aneh berputar di dalam dirinya. Sebuah getaran berdesir melalui dirinya dan Vante menancapkan kakinya lebih lebar melawan dampaknya.

Kekuatan emosi yang Vante rasakan mengguncangnya, menyatukan alisnya dengan kerutan. Namun, Vante menolak untuk menganalisis perasaan yang mengganggunya itu.

The Unexpected wife ✔ CompletedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang