VIII

1.7K 147 10
                                    

1 minggu kemudian.

Cuaca pagi hari di Seoul sangatlah cerah. Doyoung kini sedang berada di depan terminal kedatangan bandara Incheon. Jadwal pesawat yang akan mendarat terlihat jelas di layar monitor. Para penumpang mulai keluar dengan membawa koper dan barang bawaan mereka.

Seorang pria tampan yang memiliki postur besar dan tinggi serta mengenakan kaos dan celana jeans berwarna hitam itu sedang berjalan dengan menggendong anak balita sambil menggeret koper besarnya. Pesonanya sangat menyita perhatian orang-orang di sekitarnya.

"Haechan~aaa lihat itu." Johnny menunjuk seseorang wanita cantik yang tengah berdiri membaca jadwal kedatangan pesawat dilayar monitor.

"Eomma!!!" Suara itu sangat tidak asing di telinga Doyoung.

Wanita cantik itu segera mengalihkan pandangan ke sumber suara.
Ia menepati janjinya untuk menyambut kedatangan Johnny dan Haechan yang akan berkunjung ke Korea. Haechan meminta turun dari gendongan appa-nya lalu berlari ke arah Doyoung.

"Jangan berlari Haechanie." Doyoung berjongkok dan merentangkan kedua tangannya.

Mereka berdua berpelukan. Pelukan pertama dari wanita yang sudah ia anggap sebagai ibunya itu terasa begitu hangat bagi Haechan.

"aigooo, ternyata kau besar sekali." puji Doyoung melepas pelukannya.

"Nee, aku besar seperti appa kan eomma?"

Doyoung mengangguk dan tersenyum, ia membelai rambut anak itu lalu berdiri menyambut Johnny.

"Selamat datang!" ucap Doyoung ramah.

"Thank you!" Johnny memeluk wanita cantik itu.

Pelukannya cukup erat, ia begitu merindukannya. Johnny merasa bahagia melihat Doyoung datang menyambut dirinya dan anaknya, hal itu tak pernah ia dapatkan dari keluarga ataupun mantan istrinya. Keluarganya tak memiliki waktu untuk menjemputnya, sementara mantan istrinya bahkan tak mencintainya.

Sementara Doyoung terpaku sejenak mendapati pelukan yang ia terima, jantungnya berdegup sangat kencang, ia membalas pelukannya. Mereka keluar dari bandara dengan Haechan yang berada di gendongan Doyoung dan Johnny yang menggeret kopernya dengan salah satu tangannya berada di pinggang Doyoung. Mereka tampak seperti keluarga yang sangat bahagia.

...

"Apa kalian sudah sarapan?" Tanya Doyoung setelah membaringkan tubuh Haechan di kasur. Anak itu tertidur selama perjalanan ke apartemen Johnny, ia tampak kelelahan. Johnny menggelengkan kepala sebagai tanda bahwa dirinya belum sarapan.

"Baiklah, kalau begitu aku akan turun ke mini market sebentar." Doyoung melangkah keluar.

"Doyoung~aaa!" Mendengar namanya di panggil ia membalikkan badan.

"9266, itu password pintu apartemen ini." lanjut Johnny.

"Mengapa kamu memberitahukan kepadaku John?" tanya Doyoung heran.

"it's okay Doyoungie. Kamu bebas mengakses tempat ini. Saya juga sangat mengantuk jadi takut tidak bisa membukakan pintu untukmu. Bawa ini juga, kau tidak bisa kembali tanpa ini." jawab Johnny sambil memberikan access-card lift di apartemen itu.

...

Doyoung keluar dari gedung apartemen itu dan segera pergi ke minimarket terdekat. Ia membeli keperluannya untuk membuat sandwich, serta mencari susu untuk Haechan. Tak butuh waktu lama untuk membelinya, ia segera keluar dari mini market itu namun langkahnya terhenti setelah tak sengaja bertabrakan dengan Jaehyun.

"Doyoung? sedang apa kau disini?" tanya Jaehyun.

Tentu Doyoung masih kecewa dengan Jaehyun. Bukan sekali ia dikecewakan, ia lebih sering merasa kecewa daripada merasa senang saat menjalin hubungan bersama Jaehyun. Doyoung hendak beranjak meninggalkan Jaehyun.

NEW HOME || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang