I

3.4K 184 8
                                    


Suatu pagi di sebuah kediaman yang cukup megah terletak di pusat kota Illinois, Chicago. Seorang pria tampan sudah disibukkan dengan memasak sarapan untuk dirinya dan anak kesayangannya.

"Good molning, appa." suara anak laki-laki yang masih berumur 3 tahun berjalan menuju meja makan.

"Good morning my boy! What do you wanna eat today?" Johnny mengangkat tubuh mungil anaknya dan mendudukkannya di kursi.

"pancake!" jawabnya dengan semangat.

"all right, tunggu sebentar appa buatkan untukmu." Johnny mengusap rambut anaknya lalu beranjak menuju dapur.

Johnny adalah CEO sekaligus duda beranak satu. Bahtera rumah tangganya yang berawal dari perjodohan itu hancur karena sang istri lebih memilih untuk pergi bersama mantan kekasihnya. Ia meninggalkan Johnny dan anaknya, Haechan. Sudah 1 tahun semenjak mereka bercerai, Johnny sendiri sudah mulai sembuh dari luka pengkhianatan itu dan mulai menata hidupnya kembali, tapi ia tidak yakin dengan luka anaknya. Haechan masih sangat kecil untuk menerima kenyataan ini, ia sangat membutuhkan peran ibu di usia emasnya.

Aroma vanilla semerbak memenuhi ruangan, tanda pancake buatannya sudah matang. Johnny meletakkan pancake di piring bergambar beruang dan menuangkan sirup Maple serta whipped cream di atasnya.

"saranghae appa!" ucap Haechan dengan mulut yang penuh dengan whipped cream.

"nee, appa do saranghae! Jangan lupa habiskan susunya." Johnny menyodorkan segelas susu untuk anaknya.

Haechan mengangguk dan makan dengan lahap. Johnny yang sudah selesai makan kini segera mencuci piring dan menyiapkan pakaian untuk anaknya. Johnny akan menitipkan anaknya ke suatu tempat untuk beberapa hari.

"Are you ready?" tanya Johnny yang akan menginjak pedal gas mobilnya.

"Yaa!" Ucap Haechan singkat.

Johnny meneliti barang-barang yang ia bawa. Mereka akan pergi ke rumah nenek Haechan, orangtua Johnny. Sudah satu tahun ini pula ia selalu menitipkan Haechan padanya karena Johnny tidak mampu mengurus perusahaan sekaligus mengurus anaknya dalam waktu yang bersamaan. Johnny tidak mempercayakan maid untuk mengurus anak tunggalnya.

Kali ini ia membawa banyak kebutuhan Haechan karena Johnny akan pergi ke Seoul untuk mengurus cabangnya di sana selama 1 minggu.

"halmeoni!" Haechan berlari ke sofa tempat sang nenek duduk saat ini.

"aigooo haechanie!" sang kakek memeluk Haechan.

"eomma, barang-barang kebutuhan Haechan sudah aku siapkan. Stok susu dan perlengkapan baju sudah ada di sini." Johnny mengangkat tas besar itu.

"baiklah, kamu akan pergi berapa lama?" tanya sang nenek.

"hanya seminggu, ada beberapa meeting yang harus aku datangi disana." jelas Johnny.

"Kalau begitu hati-hati di jalan, jaga kesehatanmu disana. Jangan khawatirkan Haechan." ucap nenek itu kepada anak satu-satunya itu.

"Nee eomma. Kalau begitu aku pergi dulu." Johnny bangkit dari duduknya dan menghampiri Haechan.

"Channie, appa pergi dulu ya. Jangan nakal, nurut apa kata kakek & nenek. Arachi?" Ucap Johnny yang kini berjongkok meratakan tingginya dengan anaknya.

"araseo appa." Ucap Haechan yang menundukkan kepala bermaksud menyembunyikan air matanya.

"ohh please don't cry my boy. Nanti appa belikan mainan disana. oke?" Johnny mengusap air mata anaknya.

"benarkah? kalau begitu belikan mainan yang banyak appa!"

"Sure! selama Haechan tidak nakal, nanti appa belikan yang banyak."

NEW HOME || JOHNDO (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang